Posted by : Ave Ry

Ini guru ngaji saya, tapi saya nggak lulus-lulus”,

Kalimat ini sengaja Gen-Q jadikan Judul artikel karena kalimat serupa diucapkan berkali-kali oleh seorang tokoh yang sekarang ini sedang menjadi pembicaraan. Siapakah dia??? Eng ing eng… baca dulu lagi aja!

Kamis hari libur yang terjepit ini memang sudah direncanakan Gen-Q untuk mengikuti kajian di Menara Masjid Raya Bogor. Kajian yang rutin diadakan ini dulu sebelum kerja ‘kantoran’ ini sering Gen-Q ikuti, tapi apa daya sekarang hanya bisa datang pas bertepatan liburan.

Awal mengikuti sangat bersemangat karena memang sudah rindu untuk ‘diceramahi’ oleh Ustad yang jarang-jarang ada alias langka, Ustadnya ‘galak’!. Biasanya kan ustad-ustad Gen-Q itu pembawaannya lemah lembut.

Eh, tidak taunya Ustad kali ini malah bukan membahas kajian malah membicarakan Capres, capcus deh! Bla, bla, bla kenapa umat harus mendukung capres ini dan menjauhi capres itu, bla, bla, bla. Oke fix, udah tau juga! Hmm, pasalnya nih… kenapa agak berat dan malas untuk mendengarnya karena Gen-Q sudah antipati sama keduanya. Bahkan Gen-Q sampai marah-marah sama beberapa teman, “Kenapa sih kita berkoalisi dan mendukung ‘dia’? dua-duanya sama rata, nggak ada bagusnya!”

Ternyata jawabannya baru aja Gen-Q peroleh

“Kenapa sih saya dukung Prabowo? Kenapa tiba-tiba ustad Sambo dukung Prabowo? Jadi ada asbabun nuzulnya…” begitu pembukaan ustad mengawali kisah ‘ajaib’ beliau dengan sang tokoh.

“Jadi, singkat cerita ketika kerusuhan terjadi dimasa Orba, Prabowo dituding dalang dari peristiwa penculikan. Dan diisukan akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Habibie, ternyata sekarang Habibie meminta maaf pada Prabowo karena kenyataannya moncong meriam itu diarahkan keluar istana, bukan kedalam! Jadi sebetulnya Prabowo itu malah ingin melindungi istana dari para perusuh.”

“Tapi apa dikata, singkat cerita lagi akhirnya Prabowo pun hijrah ke Jordania. Dan disaat yang bersamaan ada orang arab yang mengundang saya untuk belajar disana (Jordania)”

Hmm, cerita kok lama-lama menarik ya? Lanjut ustad,

“Setelah saya sampai disana, ternyata saya ditelantarkan. Saya ditinggalkan diperkampungan gurun dimana tidak ada satupun orang Indonesia. Untung tiket saya pulang pergi, dan berbekal uang yang saya bawa. Disana saya ditumpangkan disalah satu gedung tempat mahasiswa yang sedang berlibur, kebetulan gedung itu berdekatan dengan masjid. Di masjid itulah saya bertemu dengan seorang Malaysia berdarah Bandung.”

Sebenarnya cerita ustad ini sangat panjang, tapi untuk men-singkat halaman, Gen-Q lompati saja ya!

“Akhirnya saya dikenalkan oleh Taufik Ridho yang sekarang menjadi Sekjen PKS, dirumah beliau saya numpang selama tiga bulan. Tapi kelamaan menumpang tidak enak juga rasanya, akhirnya saya bekerja sebagai office boy, jaga warnet. Disuruh ini itu, beli minuman, qahwa. Tidak lama berselang seorang teman di Bogor menghubungi nomor istri saya karena beliau ingat saya sedang di Jordan. Katanya, ‘antum datang sore ini ke hotel ini’. Dan jadilah saat itu saya datang ke hotel yang dimaksud”

“Disana sudah banyak orang, termasuk disana ada mas Prabowo, Edi Prabowo, Fadli Zon dan teman saya itu. Lalu teman saya itu bilang kepada Prabowo untuk belajar (Islam) karena nantinya akan berguna bagi ummat dan kebetulan ada teman saya, Ustad Sambo. Kemudian saya pun mengajar mas Prabowo, dari dulu sampai sekarang saya tetap manggilnya 'mas'. Sekali dalam seminggu, ngajinya sih baru iqro tapi semangat belajar beliau tinggi mengingat usia yang sudah tua. Mengaji hanya setengah jam, ngobrolnya dua jam. Dan itupun hanya berselang sekitar sepuluh bulan karena saya akan berhaji dan pulang ke Indonesia. Peristiwa itu sudah lama, sekitar lima belas tahun yang lalu"

"Ketika balik ke Indonesia ternyata kami dipertemukan kembali. Ternyata memang ada hikmahnya. Dipertemukan saat menjelang pilpres. Sekitar maghrib itu Taufik Ridho yang Sekjen PKS (Ini kenapa pas bilang PKS muka ustad menghadap Gen-Q? Udah ada stempel barangkali! haha, diulang-ulangnya pula) meminta saya untuk menghadiri deklarasi dukungan PKS untuk Prabowo-Hatta. Disana saya tidak kenal satupun, karena saya bukan orang PKS. Tapi disana Edi Prabowo melihat saya dan akhirnya saya diajak masuk ruang VIP tempat para petinggi PKS. Disana saya bertemu dengan Taufik Ridho dan diperkenalkan dengan Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, Hilmi. Taufik Ridho memperkenalkan saya bahwa saya adalah gurunya (spiritual) Prabowo kepada para petinggi itu"

"Tapi tidak lama, karena saat itu Prabowo sudah datang dan orang-orang mengantri salaman. Para petinggi itu sudah berada didepan sedangkan saya agak dibelakang. Tapi ketika mendekati barisan saya, saya agak menyela dan menyapa, 'apa kabar mas, masih ingat saya?', ternyata diluar dugaan sambutan beliau. (Seperti dikutip dalam situs hidayatullah.com berikut). Prabowo memeluk saya dan berkata kepada orang-orang, 'Ini Guru Ngaji Saya, Tapi Saya Nggak Lulus-Lulus'.

Yupz, kalimat itu berulang kali diucapkan Prabowo saat masih di Jordan sampai di Islamic Center Bekasi kemarin Sabtu (24/5/2014) pagi.

Taufik Ridho pun berpesan pada ustad agar mau mendampingi Prabowo, maksudnya memberikan nasihat-nasihat karena ustad juga berkata Prabowo itu tergantung teman, kalau temannya sholat ia sholat. Jadi baguslah, sekarang Prabowo berteman dengan orang-orang yang sholat. Keberatan dihati Gen-Q pun terobati

Rewind ke awal uraian sebelum ustad bercerita, "akhofu dhoruroin" yaitu sebuah konsep dalam ushul fiqih, memilih yang paling ringan mudharatnya. Saat ini kita dihadapkan pada dua keburukan dan ummat dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama mereka tidak sukai. Ada baiknya kita menyimak kesimpulan dari Ibnu Taimiyah di mana beliau pernah berkata,

لَيْسَ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْلَمُ الْخَيْرَ مِنْ الشَّرِّ وَإِنَّمَا الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْلَمُ خَيْرَ الْخَيْرَيْنِ وَشَرَّ الشَّرَّيْنِ

“Orang yang cerdas bukanlah orang yang tahu mana yang baik dari yang buruk. Akan tetapi, orang yg cerdas adalah orang yang tahu mana yang terbaik dari dua kebaikan dan mana yang lebih buruk dari dua keburukan."

Jadi ada pilihan yang sama buruk dan baiknya, namun beda kelas. Jadi ada yang baik dan ada yang lebih baik, juga ada yang buruk dan ada yang lebih buruk lagi. Syaikh As Sa’di melantunkan syair dalam pelajaran kaedah fikih beliau,

فإن تزاحم عدد المصالح
يقدم الأعلى من المصالح

Apabila bertabrakan beberapa maslahat
Maslahat yang lebih utama itulah yang lebih didahulukan

وَضِدُّ تَزَاحُمُ المفَاسِدِ
يُرْتَكَبُ الأَدْنَى مِنَ المفَاسِدِ

Lawannya, jika bertabakan dua mafsadat (kerusakan),
Pilihlah mafsadat yang paling ringan

{ 35 komentar... read them below or Comment }

  1. Hehe..pertemuannya kali ini beda ya mbak..kajiannya malah ngait ke 9 juli besok :)

    Emang kalo ngelihat sesuatu dari banyak sisi dg objektif & proporsional se ndaknya bisa ngebantu kita jauh ebih nyaman ketimbang sekedar mainkan itung2 -an ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pak, surprise, jadi dengarin cerita sejam lebih... tapi seru ceritanya sampai saya kesulitan untuk mengurai kembali :D

      Tapi ustad juga itung-itungan pak... Kan di IPB beliau ambil matematika.... jadinya juru dakwah yang ahli matematika :) tapi itung-itungan kalkulasi mana yang paling ringan keburukannya

      Hapus
    2. tapi saya yakin sampai sekarang prabowo gak bisa ngaji..!! kalo bisa kami yg warga PKB mo coblos prabowo, tayangin di youtube

      Hapus
  2. Minyak...
    Da aku mah apa atuh... udah biasa golput...
    Yah, saya nggak tahu siapa ustad Sambo itu, saya gak tahu banyak siapa prabowo itu, bahkan sama Aa Gym (gk dibahas di sini) yang tempatnya deket tempat kuliah aja saya nggak tahu.

    Tapi aneh, kalo sama Abu Umar Al Baghdadi mah walaupun gak tahu kok rasanya pengeeeennnnn banget ngedukung beliau. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nya atuh... Imam ISIS dibandingan :3

      Tapinya saya mah masih belum klop da' sama ISIS, kemungkinan sosialisasinya kurang.... Pikiran masih sekitar bumi Syam aja.

      Ulah dibiasakeun atuh, engke nyesel! Ulah sok jauh-jauh teung, ti lokal heula. Kumaha, kalau ada kerusuhan disini gak mungkin kita minta-minta sama ulama luar. Deket-deket ulama, barokah lah pokokna. Gak main lah, separatis mah, kalau saya mendukung khilafah saya akan membawa serta seluruh ummat tanpa kecuali

      Proses, euy proses :p

      Hapus
    2. eh da bukan ngebandingin... hanya saja sampai saat ini belum ada yang menyosialisasikan ustadz sambo ini ke saya, baru tahu nama beliau dari post ini. cing atuh teh Ery yang menyosialisaskan beliau ke saya, kalo ada mah mp3 ceramahnya, kalo Al Baghdady mah da saya juga nggak tahu banyak tapi tahu kiprahnya walau sedikit, itu juga yang sosialisasinya Aa saya...

      Hapus
    3. Tuh.. kan saya nggak tahu banyak tentang Al Baghdady,,
      *ternyata namanya Abu Bakar Al Baghdady, bukan Abu Umar Al Baghdady,
      *yang di atas itu salah nama >_< astaghfirullah.

      Hapus
    4. Lah pakai di sosialisasi sagala rupa.... pan cuma juru dakwah bukan juru kampanye :D ., tenang... saya lagi ngerjain tugas ngedit dari ustadnya, ntar kalau buku udah jadi mesti saya sosialisasi. Apalagi buku yang lagi saya garap tentang ramadhan, Insya Allah mau ngebut biar bisa dibagikan ke jamaah soalnya diterbitkan lewat penerbit pesantren juga

      Nah ntu dia... perasaan saya juga emang namanya gak persis gitu, tapi cicing wae. Saya mah tau juga dari VOA-I, Shoutus dkk

      Hapus
    5. eh, ya pake lah sosialisasi, kan biasanya juga ada yang jatuh hati pada pendengaran pertama.

      *waktu pertama dengerin ceramah Ust. Fadzlan Garamatan andre langsung suka
      *waktu pertama denger ceramah K.H. A.F. Ghazali juga langsung suka
      *waktu pertama denger ceramah Yahya Waloni juga gitu.
      *Termasuk waktu pertama denger ceramah K.H. Anwar Zahid
      Padahal andre ga pernah hadir langsung di acaranya, cuma denger ceramah, bukan nonton videonya tapi langsung suka. Siapa tahu kalo ada rekaman ceramah Ust. Sambo dre bisa langsung suka juga. hihi.
      *tapi tetep sih apa yang andre simak, yang andre denger, tetep andre saring dulu.

      Hapus
    6. Setipe sama ust. Fadzlan (blak2an dan rada 'keras', orang Medan namanya juga...), pembawaan kayak muallaf mantan misionaris Yahya Waloni... Hmm, nantilah kalau sempat ^^

      Hapus
    7. eh, bener da abu umar al baghdady... >_<

      Hapus
  3. hihihii...imbas dari rasa antipatipada keduanya...jadi munculah ide dan....hasilnya sebuah artikel guru ngaji saya yang kini telah almarhum...*loch

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang salah siapa coba kalo ngajinya di pantai kuta.

      Hapus
    2. Ihhss sembarangan si mamang! Eh, guru ngaji siapa da yang dimaksud? *gagalpaham* ini mah bukan muncul ide, tapi menuliskan kembali cerita ustad saya yang akhirnya mengubah pilihan ^^

      Saya berpura-pura dan memang gak tau deh maksud pak rocker -_-

      Hapus
  4. hahaii. saya jadi tersentuh. kemaren2 saya heran aja kenapa Bang Anis cs mendukung beliau. hehe, sekarang saya jadi bimbang gara-gara Mbak nulis ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mah gak penasaran tapi SEBEL! Sampe berikrar segala sama temen2, "Pokoknya ane gak mau nyumbang suara kali ini!" eehh, tapinya kemarin saya dilemahkan sama cerita ustad saya yang ini. Pasalnya saya kenal betul orangnya, dan orang2 sekitarnya, jadilah... saya tsiqoh saja dengan pilihan ustad.

      Kalau sudah kerumah Gen-Q dilarang bimbang :p ., tentukan pilihan :D

      Hapus
  5. aku pernah liat itu orang di mana ya ukh?
    di sini selalu saja rame....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di situs bersama dakwah kali ukh... anti kan sering kesana ^^

      Gak ada 'ukhuwah' gak rame :D

      Hapus
  6. Duh, gatau mau komen apa... *benerransuerinimikirnyalamabanget
    Sebelumnya Ishmah udah baca juga mengenai Ustad Sambo sebagai gurunya Pak Prabowo, ada perasaan plong juga ketika Pak Prabowo ini ternyata tipe orang yang begitu menghormati gurunya, Alhamdulillah ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mah baru tau pas ustadnya aja yang cerita ^^ ., Pak Prabowo ini sekarang dikepung para ulama, Alhamdulillah ^^

      Hapus
  7. Aku masih buta politik, Mbak.. In Shaa Allah ditunjukkan pemimpin yang bener-bener bersih ya. Amiiiiin...

    BalasHapus
  8. jadi nanti nyoblos Prabowo nih? hihihi... baguslah kalau ada dasarnya dalam memilih, kalo saya kurang sreg karena beliau dikelilingi orang-orang partai yang selama ini saya merasa tahu bagaimana sepek terjangnya

    BalasHapus
  9. ust. Sambo dukung prabowo...saya juga dukung ah

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah..., saya mendapatkan informasi yang baik tentang Prabowo di sini. Makasih banyak ya, Mbak...

    BalasHapus
  11. wah ceritanya menarik juga nih.. Mudah2an dari pengajaran yg diberikan ustad ke capres kita bisa bermnfaat untuk umat.

    BalasHapus
  12. mbak,,mohon cek disini ya,,,karena anda salah satu pemenangnya :) http://tweetysaya.blogspot.com/2014/06/pengumuman-3rd-giveaway-ku.html

    BalasHapus
  13. Lho, mbak Ave Ry ini tinggal di Bogor yah? :D Saya mau dong ikutan ngajinyaa ^^

    BalasHapus
  14. wah wah... ternya PKS dan Merah Putih..... semangat terus aja deh.... :)

    BalasHapus
  15. samaaa
    sebelumnya saya juga mau golput aja tapi digagalkan oleh semua ustadz di kajian yang tiba2 memihak
    pasti ada alasan baik dan mendesaknya lah yahhh ya kannn :D
    lagipula sepeninggal Rasulullah beliau meminta kita untuk mengikuti para ulama

    BalasHapus
  16. saya ngak mau ikut ikutan politik ah dulu waktu saya sekolah itu di kasih tahu kalau politik itu adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan orang yang terjun di bidang politik biasanya sangat susah di pengang ucapannya alias pandai bersilat lidah alias tidak konsisten

    BalasHapus
  17. hadirnya saya disini... akan selalu tetap bersama temen-temen blogger...

    #Semangatnya_Buat_Para_Blogger

    BalasHapus
  18. persinambungan antara murid dan guru ngaji yang erat, eng ing eengg.. :D

    BalasHapus
  19. Assalamualaikum salam kenal, mau lihat dong fotonya dan nama aslinya GenQ

    BalasHapus
  20. uh....suka sekali sama ceritanya....sangat menyentuh ketika Prabowo memluk seorang guru ngajinya...Masya Allah...jadi trenyuh....:(

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -