Bahaya JIL

By : Ave Ry



Sekarang ini sedang marak-maraknya Gerakan #Indonesia Tanpa JIL. Hal ini akibat dari gerakan kaum JIL sendiri yang berdemo dengan mengusung tema “ Indonesia Tanpa FPI “. Demo yang di ikuti oleh sekitar 60 orang dan kemudian media nasional membesar-besarkannya hingga mereka katakan mencapai ribuan orang yang ikut berdemo menentang FPI. Mulai saat itulah terdapat tentangan keras dari segenap umat Islam. Baik itu para ulama, kaum intelektual Islam, umat Muslim yang paham maupun yang awam, maupun para elite politik yang mengambil kesempatan ini sebagai ajang “Carmuk” alias cari muka.

Namun demikian, masih banyak saja umat Muslim yang bertanya-tanya apa itu JIL? Pertanyaan ini tentunya dilontarkan oleh kalangan umat yang awam. Tulisan ini hanya satu dari ribuan tulisan yang bertujuan untuk mengenalkan pada umat akan hakikat sebenarnya dari JIL. Agar umat semakin aware, dan kemudian bias siap siaga untuk berpaling apabila bertemu dengan kalangan JIL.

Islam dan Liberal adalah dua istilah yang antagonis, saling berhadap-hadapan tidak mungkin bisa bertemu. Namun demikian ada sekelompok orang di Indonesia yang rela menamakan dirinya dengan Jaringan Islam Liberal (JIL). Suatu penamaan yang “pas” dengan orang-orangnya atau pikiran-pikiran dan agendanya. Islam adalah pengakuan bahwa apa yang mereka suarakan adalah haq tetapi pada hakikatnya suara mereka itu adalah bathil karena liberal tidak sesuai dengan Islam yang diwahyukan dan yang disampaikan oleh Rasul Muhammad Saw, akan tetapi yang mereka suarakan adalah bid’ah yang ditawarkan oleh orang-orang yang ingkar kepada Muhammad Rasulullah Saw.

Di Indonesia muncul Nurcholis Madjid (murid dari Fazlur Rahman di Chicago) yang memelopori gerakan firqah liberal bersama dengan Djohan Efendi, Ahmad Wahid dan Abdurrahman Wachid. (Adiyan Husaini dalam makalah Islam Liberal dan misinya menukil dari Greg Barton, Sabili no. 15: 88). Nurcholis Madjid telah memulai gagasan pembaruannya sejak tahun l970-an. Pada saat itu ia telah rnenyuarakan pluralisme agama dengan menyatakan: “Rasanya toleransi agama hanya akan tumbuh diatas dasar paham kenisbian (relativisme) bentuk-bentuk formal agama ini dan pengakuan bersama akan kemutlakan suatu nilai yang universal, yang mengarah kepada setiap manusia, yang kiranya merupakan inti setiap agama” (Nurcholis Madjid: 239). Lalu sekarang muncullah apa yang disebut JIL (Jaringan Islam Liberal) yang menghasung ide-ide Nurcholis Madjid dan para pemikir-pemikir lain yang cocok dengan pikirannya. 

Akan tetapi kalau kita urut maka pokok pikiran mereka sebenarnya lebih tua dari itu. Paham mereka yang rasionalis dalam beragama kembali pada guru besar kesesatan yaitu Iblis Ia’natullah ‘alaih. (Ali Ibn Abi aI-’Izz: 395) karena itu JIL bisa diplesetkan dengan “Jalan Iblis Laknat”. Sedang paham sekuleris dalam bermasyarakat dan bernegara berakhir sanadnya pada masyarakat Eropa yang mendobrak tokoh-tokoh gereja yang melahirkan moto Render Unto The Caesar what The Caesar’s and to the God what the God’s (Serahkan apa yang menjadi hak Kaisar kepada kaisar dan apa yang menjadi hak Tuhan kepada Tuhan). (Muhammad Imarah: 45) 

Karena itu ada yang mengatakan: “Cak Nur Cuma meminjam pendekatan Kristen yang membidani lahirnya peradaban barat” Sedangkan paham pluralisme yang mereka agungkan bersambung sanadnya kepada lbn Arabi (468-543 H) yang merekomendasikan keimanan Fir’aun dan mengunggulkannya atas nabi Musa 'alaihis salam (Muhammad Fahd Syaqfah: 229-230) 

Misi Firqah Liberal adalah untuk menghadang (tepatnya: rnenghancurkan) gerakan islam fundamentalis (www.islamlib.com). mereka menulis: “sudah tentu, jika tidak ada upaya-upaya untuk mencegah dominannya pandangan keagamaan yang militan itu, boleh jadi, dalam waktu yang panjang, pandangan-pandangan kelompok keagamaan yang militan ini bisa menjadi dominan. Hal ini jika benar terjadi, akan mempunyai akibat buruk buat usaha memantapkan demokratisasi di Indonesia. Sebab pandangan keagamaan yang militan biasanya menimbulkan ketegangan antar kelompok-kelompok agama yang ada. Sebut saja antara islam dan Kristen. Pandangan-pandangan kegamaan yang terbuka (inklusif) plural, dan humanis adalah salah satu nilai-nilai pokok yang mendasari suatu kehidupan yang demokratis.” 

Yang dimaksud dengan Islam Fundamentalis yang menjadi lawan firqah liberal adalah orang yang memiliki lima cirri-ciri; yaitu 
(1) mereka yang digerakkan oleh kebencian yang mendalam terhadap Barat, 
(2) mereka yang bertekad mengembalikan peradaban Islam masa lalu 
dengan membangkitkan kembali masa lalu itu 
(3) mereka yang bertujuan menerapkan syariat Islam 
(4) mereka yang mempropagandakan bahwa islam adalah agama dan negara, 
(5) mereka menjadikan masa lalu itu sebagai penuntun (petunjuk) untuk masa depan. 

Demikian yang dilontarkan mantan Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon (Muhammad Imarah : 75) 


Bahaya Firqah Liberal 

1) Mereka tidak menyuarakan Islam yang diridhai oleh Allah SWT, tetapi menyuarakan pemikiran-pemikiran yang diridhai oleh Iblis, Barat dan para Thaghut lainnya. 

2) Mereka lebih menyukai atribut-atribut fasik dari pada gelar-gelar keimanan karena itu mereka benci kepada kata-kata jihad, sunnah, salaf dan lain-lainnya dan mereka rela menyebut Islamnya dengan Islam Liberal. Allah SWT berfirman: 
"Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman". (QS. Al-Hujurat 11) 

3) Mereka beriman kepada sebagian kandungan al-Qur’an dan meragukan kemudian menolak sebagian yang lain, supaya penolakan mereka terkesan sopan dan ilmiyah mereka menciptakan “jalan baru” dalam menafsiri al-Qur’an. Mereka menyebutnya dengan Tafsir Kontekstual, Tafsir Hermeneutik, Tafsir Kritis dan Tafsir Liberal. Sebagai contoh, Musthofa Mahmud dalam kitabnya al-Tafsir al-Ashri 1i alQur’an menafsiri ayat ( -Faq tho 'u aidiyahumaa- ) dengan “maka putuslah usaha mencuri mereka dengan memberi santunan dan mencukupi kebutuhannya.” (Syeikh Mansyhur Hasan Salman, di Surabaya, Senin 4 Muharram 1423). 

Dan tafsir seperti ini juga diikuti juga di Indonesia. Maka pantaslah mengapa Rasulullah Saw bersabda: 
"Yang paling saya khawatirkan atas kalian adalah orang munafik yang pandai bicara. Dia membantah dengan Al-Qur’an." Orang-orang yang seperti inilah yang merusak agama ini. Mereka mengklaim diri mereka sebagai pembaharu Islam padahal merekalah perusak Islam, mereka mengajak kepada kepada Al-Qur’an padahal merekalah yang mencampakkan Al-Qur’an. Mengapa demikian ? Karena mereka bodoh terhadap sunnah. (Lihat Ahmad Thn Umar al-Mahmashani: 388-389) 

4) Mereka menolak paradigma keilmuwan dan syarat-syarat ijtihad yang ada dalam Islam, karena mereka merasa rendah berhadapan dengan budaya barat, maka mereka melihat Islam dengan hati dan otak orang Barat. 

5) Mereka tidak mengikuti jalan yang ditempuh oleh Nabi dan para sahabatnya dan seluruh orang-orang mukmin. Bagi mereka pemahaman yang hanya mengandalkan pada ketentuan teks-teks normatif agama serta pada bentuk-bentuk Formalisme Sejarah Islam paling awal adalah kurang memadai dan agama ini akan menjadi agama yang ahistoris dan eksklusif (Syamsul Arifin; Menakar Otentitas Islam LiberaL, Jawa Pos 1-2-2002). Mereka lupa bahwa sikap seperti inilah yang diancam oleh Allah: 
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali." (QS. An-Nisaa’ 115). 

6) Mereka tidak memiliki ulama dan tidak percaya kepada ilmu ulama. Mereka lebih percaya kepada nafsunya sendiri, sebab mereka mengaku 
sebagai “pembaharu” bahkan “super pembaharu” yaitu neo modernis. Allah berfirman: 
Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi," mereka menjawab, "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman," mereka menjawab, "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman." Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS. Al-Baqarah 11-13). 

7) Kesamaan cita-cita mereka dengan cita-cita Amerika, yaitu menjadikan Turki sebagai model bagi seluruh negara Islam. Prof. Dr. John L. Esposito menegaskan bahwa Amerika tidak akan rela sebelum seluruh negara-negara Islam tampil seperti Turki. 

8) Mereka memecah belah umat Islam karena gagasan mereka adalah bid’ah dan setiap bid’ah pasti memecah belah. 

9) Mereka memiliki basis pendidikan yang banyak melahirkan pemikir-pemikir liberal, memiliki media yang cukup dan jaringan internasional dan dana yang cukup. 

10) Mereka tidak memiliki manhaj yang jelas sehingga gagasannya terkesan “asbun” dan asal “comot” Lihat saja buku Charless Kurzman, Rasyid Ridha yang salafi (revivalis) itupun dimasukkan kedalam kelompok liberal, begitu pula Muhammad Nashir (tokoh Masyumi) dan Yusuf Qardhawi (tokoh Ihwan al-Muslimin). Bahayanya adalah mereka tidak bisa diam, padahal diam mereka adalab emas, memang begitu berat jihad menahan lisan. Tidak akan mampu melakukannya kecuali seorang yang mukmin. 
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengucapkan yang baik atau hendaklah ia diam." (HR. Bukhari dan Muslim) (Lihat Husain al-Uwaisyah: 9 dan seterusnya). 

Ahlul batil selain menghimpun kekuatan untuk memusuhi ahlul haq. Allah ta'ala berfirman: 
"Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al-Anfaal 73). 
Sementara itu Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menyebut mereka berbahaya sebab mereka itu “sederhana” tidak memiliki landasan keilmuan yang kuat dan tidak memiliki aqidah yang mapan. (lihat Bahaya Islam Liberal: 40, 64-65) 

Sebagian Dikutip dari Tulisan : Abu Hamzah Agus Hasan Bashari 

Tag : ,

Pertemanan Dalam Islam

By : Ave Ry



“Seseorang sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan setia.” (HR. Ahmad)


Maha Agung Allah yang telah menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang mukmin. Ada kebahagiaan tersendiri ketika hidup dengan banyak teman dan saudara seiman. Mungkin, itulah di antara bentuk keberkahan.

Tag : ,

Fungsi Ujian Dalam Meningkatkan Keimanan

By : Ave Ry
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. “
Al-Baqarah : 155-157

Proses Terbentuknya Hujan Dalam Al-Qur'an

By : Ave Ry


Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

A-Zumar : 21

Kobarkan Semangatmu!

By : Ave Ry
Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Al-Anfal : 65

Tag : ,

Kisah Nabi Shaleh As

By : Ave Ry

Asal-usul Nabi Sholeh a.s
Nabi Shaleh a.s adalah anak Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Kaumnya bernama “Tsamud” nama yang dibangsakan kepada kakeknya yang bernama Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh. Jadi Nabi Saleh itu adalah keturunan Nabi Nuh a.s yang keenam.Nabi Shaleh saat masih muda merupakan sosok yang dikagumi oleh kaumnya dan berharap nabi Shaleh akan menjadi tokoh agama mereka. Namun kemudian nabi Sholeh diangkat menjadi Nabi dan ia mendeklarasikan kenabiannya pada kaumnya.

Agama Yang Diturunkan Allah Swt

By : Ave Ry

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
Asy-Syuura : 13

Siapa Orang Yang Terbaik Agamanya

By : Ave Ry
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
( Qs An-Nisaa’ : 125 )

Iri… Boleh gak ya?

By : Ave Ry


“ Hadeh… Sedih bagnet ya Si, terima gaji hari ini, besok langsung manyun lagi “
“ Ho’oh Ry! Desi juga sama, udah abis gajiannya buat bayar ini itu, tinggal buat ongkos doank “

Ikhwah fillah, kasus seperti ini rasa-rasanya banyak yang pengalaman ( cari dukungan sih sebenarnya, hehe ). Pendapatan pas-pasan tapi pengeluaran gak juga menyusut…

“ Gimana ya Si, ongkos dua puluh ribu cukup apa kita ke Bekasi? “
“ Bismillah aja Ry, niat kita Tholabul ‘ilmi, Insya Allah dibantu “


“ Nah, Desi bilang juga apa ?! pasti dibantu Ry! Buktinya kita sekarang dimobil pribadi, ber-AC lagi, hehe “
“ Enak ya Si mereka bisa kemana-mana naik mobil sendiri… bisa traktir-traktir “
“ Ho’oh, Desi juga mau kayak mereka, jadi gak cape-cape jalan kaki terus, kapan ya kita jadi orang… “
“ Memang sekarang kita apa? Orang-orangan sawah? “
“ Hehe “

Ikhwah fillah, banyak di antara kita yang berpikir ‘ orang Islam yang taat perasaan hidupnya menderita terus… Orang Islam yang gak taat gampang aja hidupnya, mau apa ada… Apalagi orang kafir, jadi raja dunia! ‘

“ Coba ya kalo kita dikasih rezeki sama Allah kayak ukhti Raisa, bisa nyumbang buat rumah singgah buat anak jalanan, buat perpustakaan, nyumbang buat rumah sakit di Gaza… “

“ Ho’oh Ry, kalo kayak ukhti Raisa tuh enak, dia benar-benar menyalurkan rezeki yang dititipin sama Allah dengan baik. Kan banyak juga orang kaya yang pelit Ry, malah ngambur-ngamburin duit buat pasang behel, pasang silicon, sedot lemak, nyambung rambut, ngeritingin bulu mata… “

“ Yah, begitulah… kuliah tinggal jalan, uamg saku gak pernah kurang, tinggal bilang mama papa. Orang tua yang penting anaknya bertitel! “

Kok kita gak seperti mereka ya… hidup sepertinya mudah banget, orang tua kaya, fasilitas ada, tampang keren, dsb..

Ikhwah fillah, pernah tidak kita mencoba memposisikan diri sebagai orang yang berasal dari keturunan ‘biasa’, hidup biasa, sampai tua teteup aja biasa, hehe ( ini buat antum yang hidupnya di atas rata-rata )

Dalam syari’at kita diwajibkan bershaum satu bulan penuh di bulan Romadhon, menahan lapar dan dahaga dari mulai fajar hingga terbenamnya matahari. Tapi, apakah pada saat-saat tersebut kita benar-benar bisa menghayati dan memahami kelih kesah para dhuafa? Saat sahur kita disuguhkan berbagai menu, begitupun disaat berbuka berbagai hidangan telah siap tersedia. Dikala siang hari kita tidak harus berpikir bagaimana caranya memperoleh makanan, jangankan untuk esok hari, untuk malamnya saja tidak tahu harus bagaimana

Ikhwah fillah, percayalah… mungkin kita tidak menyadari terdapat banyak orang yang ‘iri’ melihat kehidupan kita. Tukang Koran iri melihat pemilik kios, pemilik kios iri melihat karyawan, karyawan iri melihat atasan, atasan iri pada…. Dst, dst

Iri disini bukan sebuah bentuk kebencian lantas ingin mencelakakan, bukan! Tapi iri terhadap sesuatu yang tak tersampaikan, mengelus dada, bersedih hati…

Menurut antum, para sahabat Rasululullah Saw ada yang pernah iri tidak? Sepertinya tidak ada… Masa sahabat Rasululullah saw iri!

Menurut hadist dalam shohih Muslim seperti yang disampaikan oleh Abu Dzar r.a. bahwa beberapa orang sahabat Nabi SAW pernah berkata kepada beliau sbb:”Kaum hartawan dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat seperti kami shalat,puasa seperti kami puasa, dan bersedekah dengan sisa harta mereka.”

Jawab Rasulullah Saw:”Bukankah Alloh telah menjadikan berbagai macam cara untuk kamu bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf dan nahyi munkar (mengajak kepada kepada kebajikan dan melarang kepada yang mungkar) adalah sedekah, bahkan pada kemaluanmu pun terdapat pula unsur sedekah.”

Wah, ternyata ada di antara sahabat Rasulullah saw yang iri! Tapi… Iri yang ada dalam diri para sahabat tersebut adalah iri yang tidak mengandung dosa, Insya Allah…

Mereka iri karena tidak dapat menandingi sahabat-sahabat yang lain dalam hal bershodaqoh, padahal shodaqoh itu adalah amalan yang utama, namun tentu saja Rasululullah Saw memberikan solusinya berupa tuntunan bagaimana amalan yang dapat menyamai amalan shodaqoh itu

"Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain."
(HR. Muslim).

Dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah saw brsabda, “Iri hati (hasad) itu tidak dibolehkan kecuali terhadap dua hal: Seseorang yang dikaruniai Allah kemampuan membaca al Quran dan ia terus-menerus dalam keadaan demikian siang dan malam, dan seseorang yang dikaruniai harta yang banyak oleh Allah dan ia membelanjakannya siang dan malam (di jalan Allah) .” (Hr.Bukhari,Tirmidzi, dan Nasai)

Jadi ya ayyuhal ikhwah, iri yang seperti ini wajar adanya, namun tidak kemudian membuat focus kita dalam beribadah jadi terganggu

Ikhwah fillah, percayalah… Allah Maha Tahu akan keadaan hamba-hamba-Nya

Bagi yang mempunyai kehidupan ‘biasa’, yakini bahwa hal itu adalah yang terbaik bagi kita. Allah tidak ingin kita berbuat seperti kaum yang suka berfoya-foya dengan harta mereka, sebab Allah tahu akan sifat kita yang apabila diberi kelebihan harta maka kita mungkin saja akan mudah terlena. Sedangkan Allah sangat menyayangi kita, Dia tidak ingin kita terjerumus dalam gemerlapnya perhiasan dunia yang tidak lebih berharga bagi-Nya dari pada sayap seekor nyamuk


Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
Al-Hijr : 88

Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
Thoohaa : 131

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -