Terus, Gue Harus Bilang Wow Gitu!
By : Ave RySatu kata, PRIHATIN...
Sejujurnya saya sebelumnya tidak tahu-menahu kalau
kalimat judul tulisan ini agak-agak menyerempat tag iklan sebuah produk, maklum
jarang update televisi. Kalimat ini agak mengganggu saya dalam beberapa hari
terakhir akibat seringnya muncul komentar baik diucapkan dengan lisan secara
langsung maupun melalu media social seperti facebook dan twitter. Kenapa
mengganggu? Yah, sebagai seorang muslim saya diajarkan untuk bersikap dan juga
berpikir perduli terhadap sesama, sedangkan kalimat ini secara ‘tersirat’
mengungkapkan sikap apatis, tidak perduli.
Melalui sebuah komentar yang terlihat di wall
facebook ada sebuah statement yang membuat saya gemas
“ Parah gila jalanan macet total “
“ Biasa… buruh lagi demo “
“ Kurang kerjaan banget sih! “
“ eh, gak boleh gitu loh, mereka kan demo gara2 hak
mereka gak terpenuhi “
“ Terus, gue harus bilang wouww githuu? “
Lalu ada lagi, komentar langsung yang saya dengar
“ Tu abang apa gak ada jualan laen apa?! Segala
maenan kertas kayak gitu dijual. Emang ada yang mau beli? “
“ Ya, namanya juga usaha. Kan cari kerja juga susah
udah gitu belum tentu semua orang dapet pendidikan yang tinggi Dit… “
“ Terus, gue harus bilang woouuuww gitu! Ehh, itu
mah derita mereka kale “
Sikap seperti inikah generasi muda sekarang?
Generasi muda Indonesia yang mana ketika sebelum mencapai kemerdekaannya sudah
dikenal dengan asas toleransinya yang tinggi, gotong-royong, tepo seliro.
Apalagi kalau kita berbicara dalam koridor ajaran
Islam, dalam sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir Rasulullah bersabda:
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling cinta-mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam. ( Mutafaq ‘alaih ).
Dengan menjamurnya virus-virus berbahaya seperti ini
maka tidak heran jika kita akan melihat seorang ibu tua dengan bayi yang tengah
menangis dalam gendongannya berdiri didepan bangku didalam bus ataupun kereta
api dimana sudah duduk manis seorang pemuda atau pemudi yang berpura-pura
tertidur.
Mungkin akan ada beberapa orang yang menganggap hal
kecil seperti ini terlalu dibesar-besarkan. Ya, memang benar kalimat ini adalah
sebuah kalimat simple yang entah tanpa sadar atau tidak dapat diucapkan oleh
siapa saja. Tetapi bukankah semua hal
besar di dunia ini rata-rata berawal dari hal kecil?
Pada awalnya hanya kalimat ‘gaul-gaulan’ saja,
kemudian lama-kelamaan akan menjadi mind-set kita,
‘ Masalah itu memang sudah ada dan tetap akan ada,
jadi kenapa harus repot? Biarkan saja seperti itu ‘
Begitu kira-kira nantinya. Tidak akan terjadi
sekarang, memang. Tapi tunggu saja hari, bulan hingga tahun-tahun berikutnya.
Karena kalimat yang diucapkan kemudian didengarkan secara terus-menerus
perlahan akan terekam dengan baik dalam otak. Karena sejatinya otak kita tidak
akan memilah-milah hal-hal apa saja yang masuk -baik maupun buruk- namun
kitalah yang berkewajiban untuk menyaringnya.
“ Yahh, baju gue kecipratan saus nih “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “
“ Si Adi
kabarnya gak bisa ngelanjutin kuliah karena masalah biaya “
“ Terus, gue
harus bilang wow gitu! “
“ Buruh demo minta dihapuskan system out sourcing “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “
“ Amerika tidak
berbuat apa-apa atas perbuatan salah seorang warganya yang sudah menghina Nabi
Muhammad saw dalam filmnya, Innocence of Moslem “
“ Terus, gue
harus bilang wow gitu! “
Wahai generasi muda Indonesia, akan kemana kita?
Wahai generasi Islam penerus ajaran para Nabi,
bagaimana kita akan bersikap?
Anak-anak
Adam adalah anggota satu sama lainnya,
Mereka diciptakan dari mutiara yang satu
Apabila salah satu dari mereka tertimpa kesulitan suatu penyakit
Maka anggota-anggota yang lain akan merasakan penderitaan tersebut
Apabila engkau tidak mengambil faedah dari bencana orang lain
Maka ketahuilah, bahwa engkau tidak layak dinamakan sebagai anak Adam.
Mereka diciptakan dari mutiara yang satu
Apabila salah satu dari mereka tertimpa kesulitan suatu penyakit
Maka anggota-anggota yang lain akan merasakan penderitaan tersebut
Apabila engkau tidak mengambil faedah dari bencana orang lain
Maka ketahuilah, bahwa engkau tidak layak dinamakan sebagai anak Adam.
Tunjukkanlah kearifan dalam jiwa mudamu, karena dari
lisanlah semua berawal. Perhatikan ucapan agar tidak sia-sia para pendahulu
kita berjuang demi tiap hembusan kemerdekaan yang kita hirup jika yang dapat
kita hadirkan adalah hanya berupa ungkapan ketidak perdulian.
Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan siksaan karena air mata, atau karena kesedihan hati, tapi dengan ini —sambil menunjuk lisan beliau—, atau Allah akan memberikan Rahmat-Nya”.
( HR Tirmidzi )
Tag :
Pojok 'Ry'alita,
Ukhtuna, ana uhibbukum fillah..
By : Ave Ry“ Assalammu’alaikum ukh, kaifa haluky? “
“ Wa’alaikum salam, khair Alhamdulillah.
Anti kemana aja, udah 2 kali ana nggak liat anti di halaqah kita “
Aku menggeser sedikit tempat duduk untuk
mempersilahkan seorang gadis anggun yang mengenakan jilbab besar berwarna
hijau. Dalam senyum hatiku berkata ‘ngomong apa sih mereka nggak mudeng’,
bahasanya itu loh…
Biasanya aku tidak suka menguping
pembicaraan orang lain, masa bodoh saja. Tapi kali ini aku pertajam pendengaran
demi mendengar obrolan kedua gadis berjilbab besar disampingku. Agak risih
berdekatan dengan mereka. Bukannya risih dengan mereka, tapi aku mendadak risih
dan merasa tidak nyaman dengan jins ketat yang sekarang aku kenakan, baju
atasan yang walaupun longgar tapi pergelangan tanganku kerap terlihat. Belum
lagi jilbab ‘gaul’ yang kukenakan.
Pagi yang tiap kali menyapaku dibawah
atap Stasiun Kereta Api menuju tempat mata pencaharian memang selalu
menghadirkan adegan-adegan yang membuat setiap harinya terasa tidak mudah
terlupakan. Dalam diamku menunggu selalu kuperhatikan lalu lalang manusia yang
terlihat tanpa henti memadati stasiun ini. Bertemu dengan banyak orang,
mendengarkan sepintas percakapan, memperhatikan hingga tanpa sadar aku jadi
terbiasa menghapal karakter orang-orang ini mulai dari cara berpakaian mereka,
cara berbicara, hingga cara mereka menunggu datangnya kereta api sama
sepertiku.
Kedua gadis itu terus membayangi
langkahku menuju tujuan, bahkan aku beberapa kali melihat gadis-gadis seperti
mereka itu disekitar tempatku bekerja di dekat kampus IPB Dermaga. Berbagai
rasa bercampur baur, mulai dari iri, kagum, sampai aku pernah mengerutkan dahi
karena memikirkan ‘apa nggak ribet tuh pakai jilbab gede begitu, belum lagi
gerahnya minta ampun!’
***
“ Oh, ya? Boleh, saya memang sedang
mencari pengajian. Kapan? “
“ Sabtu ini, di Masjid Raya Bogor, jam
delapan. Nanti kalau Erry mau kita janjian disini aja “
“ Oke, sabtu ya jam delapan “
Aku ingat belum genap satu minggu aku
bertemu gadis berjilbab besar, tapi hari ini seorang gadis seperti mereka
bercakap-cakap dengan ramah dan mengajak untuk mengikuti kajian yang rutin
diadakan di Masjid Raya Bogor. Aku tidak tahu apakah ini keinginan atau do’a
yang terjawab atau tidak karena jauh sebelum inipun aku sangat ingin berkumpul
dengan mereka tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Teman-temanku saat ini tidak
tertarik kurasa jika aku membicarakan tentang dunia islam lebih dalam, makanya
keinginan seperti itu hanya mengendap saja jauh didasar sana.
***
“ Hari ini bertemu dengan dua orang
wanita sholehah yang masih muda-muda. Senang mendapat teman baru “
Status facebook di beranda yang baru
saja kubaca kontan membuatku nyengir sendiri.
‘dia belum tau kali gue ikut ngaji aja baru, pakai rok begini juga baru, hehe’.
Walau merasa kelewatan karena ke-Ge-eR-an sendiri tapi tetap senang rasanya
mendapat first impression yang diluar
dugaan itu. Wanita sholehah? Aamiin..
Aku belajar banyak dari si empunya akun Windi Sekenhom yang menulis status itu.
Imajinasinya luar biasa, sampai aku suka berkerut-kerut kalau mendengarnya
berujar. Kalau di rata-rata mungkin nilai confidence-nya itu Sembilan dari
sepuluh! Karakter manusia yang cenderung gampang down seperti aku ini memang payah! Tingkat kepercayaan diri yang
amat mengkhawatirkan, sampai seringkali ingin menenggelamkan diri didasar tanah
apabila berada di sekitar orang-orang yang tidak kukenal dengan baik. Perasaan
tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Itik buruk rupa yang bentuk juga
rupanya tidak mengundang selera.
“ Gue tau Lu bisa Ry, Lu bakalan jadi
blogger yang hebat. Jangan biarin rasa nggak pede Lu membuat Lu jadi down. Ayo
bangkit sahabat, Gue tau Lu bisa “
“ Gue juga pernah Ry punya perasaan
kayak gitu. Teman-teman gue semuanya udah jadi orang semuanya. Sedangkan gue
masih disini aja. Tapi terus gue mikir kalau kehidupan ini tujuan akhirnya
bukan itu Ry, tapi nanti di akhirat sana. Mau kemana kita, apa surga atau
neraka. Itu yang harus kita utamakan. Jangan ribut masalah dunia tapi kita
lalai sama cita-cita yang lebih utama bagi manusia, yaitu surga “
“ Percaya deh Ry, Allah itu punya
rencana bagi tiap-tiap hamba-Nya. Yang menurut kita bagus belum tentu bagus di
Mata Allah, begitu juga sebaliknya. Sama seperti Icha, kalau Icha sih maunya
nikah muda tapi apa boleh buat ternyata orang tua Icha melarang. Harus selesain
kuliah dulu, terus kerja, dll “
Windi, Rini, Icha.. Berteman dengan
mereka memberikan asupan vitamin yang sangat bermanfaat. Belum lagi Sisi
Marissa yang sudah membawaku ke berbagai tempat yang menumbuhkan semangat
ber-tholabul ‘ilmi.
***
“ Erry mau ikut liqo Cha. Cariin yah
tempatnya “
“ Tenang aja Ry, nanti Icha bilang sama murobbi
biar Erry bisa dapat liqo yang yang paling deket “
Satu tahun, tidak terasa dari percakapan
singkat di Stasiun Kereta Api, sekarang berubah entah berapa derajat dari mulai
penampilan sampai pandanganku terhadap sesuatu. Perlahan tapi pasti aku
mengulurkan jilbab, memperbaiki sikap dan menambah dosis santapan rohani.
Melihat, mendengar, memperhatikan,
menganalisa, memilah, menyimpulkan kemudian mencontoh. Hanya DIA Yang Maha
Mengetahui-lah betapa hati ini terpaut pada rumah-Nya dan manusia-manusia yang
memakmurkannya. Berada bersama mereka membuat kegelisahan dan kebingungan
menghilang, mengikis rasa keterpurukan dan ketidak-berhargaan.
Sisi, Windi, Icha, Rini, Isma, Weni,
Dolyna, Rima, Azira, masing-masing pribadi mereka adalah HERO bagiku. Sentuhan
kata-kata dan perbuatan mereka membantuku untuk membentuk diriku yang sekarang
ini.
***
“ .. Panggil aja Erry , “
“ Alhamdulillah, kita mendapatkan
saudara baru. Semoga bisa menjadi penyemangat buat antuna sekalian “
Tidak menyangka, aku ‘terdampar’ disini.
Disebuah rumah asri, mengikuti halaqah (perkumpulan) kecil yang di ikuti
wanita-wanita muda berjilbab besar. Masih tersenyum, teringat peristiwa yang
sudah berlalu hampir dua tahun lalu. Tidak ada perasaan minder sekarang, tidak
juga gelisah dan kebingungan.
“ Ukh, ahad nanti ikut ya ke Masjid
Istiqlal, rihlah.. “
Agak norak sih, dari lahir sampai
sekarang belum pernah ke Masjid terbesar se-Asia tenggara ini, padahal tempat
aku lahir dekat dengan Tugu Monas. Jadi ketika teman-temanku meledek aku
biarkan saja.
“ Mau nangis rasanya ukh.. Baca
bismillah dulu sebelum masuk lapaknya “
“ Haha, anti ini orang Jakarta tapi mainnya
ke Bogor terus sih.. “
“ Biarin lah, punya cita-cita Sholat di
Masjid Istiqlal udah tercapai, ntar Sholat Di Masjid Cordova terus terakhir
Sholat di Masjid Al-Haram “
“ Aamiin… “
Vita, Norma, Santi, Juju, Sari, Rena,
Widi, Hani, masing-masing pribadi mereka adalah HERO bagiku.
Sentuhan kata-kata dan perbuatan mereka membawa keceriaan dan penyemangat bagiku saat ini.
Sentuhan kata-kata dan perbuatan mereka membawa keceriaan dan penyemangat bagiku saat ini.
***
“ Assalammu’alaikum ukh, kaifa haluky? “
“ Wa’alaikum salam, khair Alhamdulillah.
Anti kemana aja ukh, dua pekan nggak ikut liqo “
Gadis muda dengan jilbab besarnya yang
melambai menepuk pundakku dari belakang.
Kupikir Allah membenciku, tapi ternyata
jalan-Nya memang agak berliku untuk menempatkanku di tengah-tengah manusia yang
berjuang untuk memperoleh keridhoan-Nya.
Ukhtuna, ana uhibbukum fillah..
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away
Tag :
Giveaway,
Pojok 'Ry'alita,
Penghalang cinta kepada ALLAH, Rasulullah & Jihad Fi Sabilillah
By : Ave Ry
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
At Taubah : 24
Ayat ini memberi peringatan kepada kita :
1. Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah naluri yang ada pada tiap-tiap diri manusia. Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari tabiat-tabiat bapaknya.
2. Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.
3. Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong, bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan hormat-menghormati dan sayang-menyayangi.
4. Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan.
5. Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt.
Cinta adalah keinginan berbuat baik pada apa yang dicintainya.
Cinta bisa dibagi kedalam tiga bentuk, yaitu :
1. Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta harta, makanan, lawan jenis
2. Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta pada ilmu pengetahuan, kekuasaan
3. Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta pada orang tua, jihad fi sabilillah
Adapun cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa petunjuk dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Cinta memang dahsyat, oleh karena itu Allah telah membuat undang-undang yang harus kita taati dalam mengelola rasa cinta dan benci:
1. Cinta kepada Allah, Rasul dan Jihad di jalan-Nya lebih utama di bandingkan cinta kepada manusia dan materi.
2. Mencintai keimanan dan membenci kekafiran.
3. Lebih mencintai kehidupan akhirat dibandingkan kehidupan dunia.
Undang-undang tersebut harus diterapkan dalam kehidupan, menjadi pedoman dalam mengelola rasa cinta dan benci. Salah satu ruang implementasinya adalah di bidang fiqh dakwah.
"Orang muslim yang taat melaksanakan perintah Allah, mereka lebih kita cintai dari pada muslim yang gemar bermaksiat. Atas dasar bahwa kita tidak membenci dirinya, namun perbuatan mereka yang terkutuk itulah yang kita benci sebenarnya."
Dasar cinta adalah ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, mari kita tunaikan kewajiban untuk memberikan cinta kita kepada orang-orang yang istimewa dalam pandangan Allah, yaitu orang-orang yang beriman dan ber'amal sholeh dengan benar dan ikhlas, mereka adalah kaum mu'minin, salafussholeh, mukhlisin, mujahidin dan para syuhada.
Terdapat sebuah hadist yang sangat bagus untuk menerangkan tentang kecintaan,
Dari Zuhrah bin Ma’bad dari kakeknya, ia berkata : Dahulu kami pernah bersama Rasulullah saw sedangkan beliau sedang memegang tangan Umar bin Khatab ra. Lalu Umar berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau yang paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku.’ Kemudian Rasulullah bersabda,
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya bahkan dari dirinya sendiri.”
Lalu Umar berkata, ‘Demi ALLAH, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Umar sekarang imanmu telah sempurna.” (HR. Ahmad & Bukhari)
Hadist lain menerangkan tentang kecintaan yang bisa berubah menjadi kehinaan,
Apabila kalian melakukan jual beli dengan system ‘inah (salah satu jual beli dengan system riba), kalian menyibukkan diri dengan peternakan, senang dengan pertanian dan (sehingga) meninggalkan jihad. Maka ALLAH akan menimpakan kepada kalian kehinaan, dan ALLAH tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali kepada ajaran agama kalian. (HR. Ahmad & Abu Dawud)
Kehinaan adalah penyakit yang menyebabkan Bani Israil tidak mau berjihad, padahal mereka dijanjikan akan mendapat kemenangan dan nabi Allah berada di tengah mereka. Meski semua faktor pendukung ini ada, mereka tetap tidak terdorong untuk mencabut kehinaan yang telah menancap kuat dalam jiwa mereka. Mereka berkata kepada nabi Musa ;” Pergilah kamu dengan Rabb anda untuk berperang, kami akan duduk menunggu di sini.” Al-Maidah : 24
Hari ini, sebagian kita mengikuti sunah (jejak) orang-orang sebelum kita, maka mereka ditimpa kehinaan yang menghalangi mereka dari berjihad di jalan ALLAH SWT. Mereka beralasan dengan kelemahan dan ketertindasan. Bagaimanapun kita menunjukkan kepadanya bukti-bukti valid bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman ; baik ayat-ayat syar’iyah berupa nash-nash syariat, maupun ayat-ayat kauniyah yang bisa diindra-i dan kongkrit di bumi Allah; tetap saja ia berpaling.
Dan orang-orang yang beriman berkata : Mengapa tidak diturunkan sebuah surat ? Maka apabila diturunkan sebuah surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya perintah perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Maka kecelakaanlah bagi mereka.
Muhammad : 20
Bagaimanapun kita paparkan dalil-dalil syar’i yang mengancam orang-orang yang tidak terlibat dalam jihad yang hukumnya fardhu ‘ain, dan menyebutnya sebagai salah satu sifat orang-orang munafik…perasaan muhasabah dan muraqabah tidak akan tergerak dalam hatinya. Karena :
Siapa hina, mudahlah kehinaan menimpanya
Tidaklah mayat itu merasakan pedihnya luka
Tidak diragukan lagi, umat Islam saat ini memang dhu’afa’, dan tingkat kelemahan mereka berbeda-beda antara sebuah negeri dengan negeri yang lain. Namun, bukankah kelemahan mereka itu disebabkan karena mereka meninggalkan jihad ? Bukankah kehinaan ini hanya akan sirna, dengan cara memberdayakan dan mengarahkan segenap kemampuan untuk jihad fi sabililah ? Mungkinkah keganasan orang-orang kafir bisa dilawan dengan cara selain jihad ?
Maka berperanglah kamu (wahai Muhammad) di jalan Allah, sesungguhnya engkau tidak dibebani kecuali kewajiban kamu sendiri. Dan kobarkanlah semangat kaum beriman untuk berperang. Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa-Nya.
An -Nisa' :84
Source :
1. Tafsir Al Maudhui, Ust. Yashollah Mansur
2. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4
3. Majalah Shautul Jihad edisi VIII
At Taubah : 24
Ayat ini memberi peringatan kepada kita :
1. Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah naluri yang ada pada tiap-tiap diri manusia. Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari tabiat-tabiat bapaknya.
2. Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.
3. Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong, bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan hormat-menghormati dan sayang-menyayangi.
4. Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan.
5. Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt.
Cinta adalah keinginan berbuat baik pada apa yang dicintainya.
Cinta bisa dibagi kedalam tiga bentuk, yaitu :
1. Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta harta, makanan, lawan jenis
2. Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta pada ilmu pengetahuan, kekuasaan
3. Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta pada orang tua, jihad fi sabilillah
Adapun cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa petunjuk dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Cinta memang dahsyat, oleh karena itu Allah telah membuat undang-undang yang harus kita taati dalam mengelola rasa cinta dan benci:
1. Cinta kepada Allah, Rasul dan Jihad di jalan-Nya lebih utama di bandingkan cinta kepada manusia dan materi.
2. Mencintai keimanan dan membenci kekafiran.
3. Lebih mencintai kehidupan akhirat dibandingkan kehidupan dunia.
Undang-undang tersebut harus diterapkan dalam kehidupan, menjadi pedoman dalam mengelola rasa cinta dan benci. Salah satu ruang implementasinya adalah di bidang fiqh dakwah.
"Orang muslim yang taat melaksanakan perintah Allah, mereka lebih kita cintai dari pada muslim yang gemar bermaksiat. Atas dasar bahwa kita tidak membenci dirinya, namun perbuatan mereka yang terkutuk itulah yang kita benci sebenarnya."
Dasar cinta adalah ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, mari kita tunaikan kewajiban untuk memberikan cinta kita kepada orang-orang yang istimewa dalam pandangan Allah, yaitu orang-orang yang beriman dan ber'amal sholeh dengan benar dan ikhlas, mereka adalah kaum mu'minin, salafussholeh, mukhlisin, mujahidin dan para syuhada.
Terdapat sebuah hadist yang sangat bagus untuk menerangkan tentang kecintaan,
Dari Zuhrah bin Ma’bad dari kakeknya, ia berkata : Dahulu kami pernah bersama Rasulullah saw sedangkan beliau sedang memegang tangan Umar bin Khatab ra. Lalu Umar berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau yang paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku.’ Kemudian Rasulullah bersabda,
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya bahkan dari dirinya sendiri.”
Lalu Umar berkata, ‘Demi ALLAH, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Umar sekarang imanmu telah sempurna.” (HR. Ahmad & Bukhari)
Hadist lain menerangkan tentang kecintaan yang bisa berubah menjadi kehinaan,
Apabila kalian melakukan jual beli dengan system ‘inah (salah satu jual beli dengan system riba), kalian menyibukkan diri dengan peternakan, senang dengan pertanian dan (sehingga) meninggalkan jihad. Maka ALLAH akan menimpakan kepada kalian kehinaan, dan ALLAH tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali kepada ajaran agama kalian. (HR. Ahmad & Abu Dawud)
Kehinaan adalah penyakit yang menyebabkan Bani Israil tidak mau berjihad, padahal mereka dijanjikan akan mendapat kemenangan dan nabi Allah berada di tengah mereka. Meski semua faktor pendukung ini ada, mereka tetap tidak terdorong untuk mencabut kehinaan yang telah menancap kuat dalam jiwa mereka. Mereka berkata kepada nabi Musa ;” Pergilah kamu dengan Rabb anda untuk berperang, kami akan duduk menunggu di sini.” Al-Maidah : 24
Hari ini, sebagian kita mengikuti sunah (jejak) orang-orang sebelum kita, maka mereka ditimpa kehinaan yang menghalangi mereka dari berjihad di jalan ALLAH SWT. Mereka beralasan dengan kelemahan dan ketertindasan. Bagaimanapun kita menunjukkan kepadanya bukti-bukti valid bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman ; baik ayat-ayat syar’iyah berupa nash-nash syariat, maupun ayat-ayat kauniyah yang bisa diindra-i dan kongkrit di bumi Allah; tetap saja ia berpaling.
Dan orang-orang yang beriman berkata : Mengapa tidak diturunkan sebuah surat ? Maka apabila diturunkan sebuah surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya perintah perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Maka kecelakaanlah bagi mereka.
Muhammad : 20
Bagaimanapun kita paparkan dalil-dalil syar’i yang mengancam orang-orang yang tidak terlibat dalam jihad yang hukumnya fardhu ‘ain, dan menyebutnya sebagai salah satu sifat orang-orang munafik…perasaan muhasabah dan muraqabah tidak akan tergerak dalam hatinya. Karena :
Siapa hina, mudahlah kehinaan menimpanya
Tidaklah mayat itu merasakan pedihnya luka
Tidak diragukan lagi, umat Islam saat ini memang dhu’afa’, dan tingkat kelemahan mereka berbeda-beda antara sebuah negeri dengan negeri yang lain. Namun, bukankah kelemahan mereka itu disebabkan karena mereka meninggalkan jihad ? Bukankah kehinaan ini hanya akan sirna, dengan cara memberdayakan dan mengarahkan segenap kemampuan untuk jihad fi sabililah ? Mungkinkah keganasan orang-orang kafir bisa dilawan dengan cara selain jihad ?
Maka berperanglah kamu (wahai Muhammad) di jalan Allah, sesungguhnya engkau tidak dibebani kecuali kewajiban kamu sendiri. Dan kobarkanlah semangat kaum beriman untuk berperang. Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa-Nya.
An -Nisa' :84
Source :
1. Tafsir Al Maudhui, Ust. Yashollah Mansur
2. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4
3. Majalah Shautul Jihad edisi VIII
Tag :
Tafsir Qur'an Maudhu'i,
10 Tips Menguatkan Iman
By : Ave RyTak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Tulisan ini berusaha untuk membantu kita dalam usaha mulia tersebut.
Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adalah tuntutan asasi setiap muslim. Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasan mengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.
Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengah berbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat. Semua itu sangat berpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan muthlak. Bahkan lebih dibutuhkan dibanding pada masa generasi sahabat, karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.
Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama. Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90 % maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir 10%. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk mengatasinya diperlukan jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuatan iman.
Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dengan masalah hati. Padahal Rasululullah saw bersabda:
إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيشَةٍ مُعَلَّقَةٍ فِي أَصْلِ شَجَرَةٍ يُقَلِّبُهَا الرِّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ
“Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan bulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin.” (HR. Ahmad)
Dibawah ini hanya beberapa tips dari sekian banyak yang dapat kita lakukan agar iman tetap kuat dalam hati.
1. Akrab dengan Al Qur’an.
Al Qur’an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur’an adalah tali penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Siapa akrab dan berpegang teguh dengan Al Qur’an niscaya Allah memeliharanya; siapa mengikuti Al Qur’an, niscaya Allah menyelamatkannya; dan siapa yang mendakwahkan Al Qur’an, niscaya Allah menunjukinya ke jalan yang lurus. Dalam hal ini Allah berfirman: “Orang-orang kafir berkata, mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (Al Furqan: 32-33)
2. Iltizam (komitmen) terhadap syari’at Allah.
Allah berfirman: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akherat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim. Dan Allah berbuat apa saja yang Ia kehendaki.” (Ibrahim: 27)
Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud. “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa’: 66)
3. Mempelajari Kisah Para Nabi.
Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apalagi sejarah para Nabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allah menyinggung masalah ini dalam firman-Nya: “Dan Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Hud: 120)
4. Berdo’a.
Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti do’a yang tertulis dalam firmanNya:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali Imran: 8).
Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan do’a berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyat akhir dalam shalat.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ.
“Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-Mu.” (HR. Turmudzi)
5. Berdakwah
Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah.
Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Jika seorang da’i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.
6. Dekat dengan Ulama
Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahimahullah: “Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad.”
7. Meyakini Pertolongan Allah
Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tidak berputus asa.
Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. ” (Ali Imran: 146-148)
8. Mengetahui Hakekat Kebatilan
Allah berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri .” (Ali Imran: 196)
“Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur’an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam).” (Al An’am: 55)
“Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap.” (Al Isra’: 81)
Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keimanannya.
9. Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat
Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:”Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabar-an.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.
10. Mendengar nasehat Orang Shalih
Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain.
From: Many Sources
Tag :
Artikel Islami,
Keras Hati ( Al-Qasawah )
By : Ave Ry“ Dzikir menghidupkan hati
Laksana hujan yang menghidupkan bumi kering
Dzikir, selamanya tiada berguna bagi hati-hati yang keras
Apakah batu bisa melunak kala mendengar ucapan penasehat? “
Betapa banyak telinga hati telah mendengar nasehat dan petuah, juga santapan ruhani dari para penasehat pagi dan petang, akan tetapi tidak juga ia mampu meresponnya bahkan kukuh dalam kekerasannya… ayat-ayat al-Qur’an yang sampai kepadanya hanya menambah kekerasan, keangkuhan dan kegersangannya… seakan pada pintunya dibentangkan pintu besi sehingga menghalangi kebenaran dan sejuknya dzikir yang sampai pada pemilik.
Mengenai Kerasnya Hati, Ibnu al-Qayyim mengatakan dalam kitabnya Bada’i al-Fawa’id [3/743], “Tatkala mata telah mengalami kekeringan disebabkan tidak pernah menangis karena takut kepada Allah SWT, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya keringnya mata itu adalah bersumber dari kerasnya hati. Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.”
Nabi saw pun berdoa kepada Allah agar terlindung dari hati yang tidak khusyu’, , “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari hawa nafsu yang tidak pernah merasa kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim).
Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit
Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah agama, namun terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan lalai serta terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk mengenal lebih jauh tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit, berikut ini salah satu tandanya :
Adanya sifat nifaq ( Munafik ) dalam jiwa manusia,
“ Dan diantara manusia ada yang berkata " kami beriman kepada Allah dan hari akhir ", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit ( Nifaq ), lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta “. Al Baqarah : 8-10
Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan menjadikan hati manusia bertambah kotor dan rusak, karena pada dasarnya manusia yang memiliki sifat nifaq akan terlihat diluar dirinya manis akan tetapi dalam bathinnya dia memiliki sifat-sifat syaithoniyyah.
Syekh az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya "al-Kassyaf", menggambarkan hati yang sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia adalah selalu condong untuk berbuat maksiat kepada Allah Swt.
Sedangkan Syekh Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya "Zahratu at-Tafasir", bahwasanya hati akan menjadi keras karena sifat nifaq yang selalu menanamkan kedengkian dan selalu menghinakan orang-orang yang beriman. Penyakit hati tersebut menurut beliau tidak ada obatnya, na'udzubillah.
Membersihkan hati yang kotor
Ketika manusia sudah mulai malas beribadah kepada Allah Swt. Maka sebaiknya bersegeralah beristighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Karena ketika kita membiarkan diri kita jauh dari Allah Swt. maka hati sedikit demi sedikit akan kotor dan jika tidak segera di obati hati tersebut akan mengeras,
“ Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga hatimu seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang airnya memancar daripadanya. Adapula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah Swt. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan “. Al Baqarah : 74
Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali kepada Allah dengan memohon ampunan dari-Nya, sebagaiman Allah perintahkan kepada orang-orang yang beriman,
“ Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya, sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, " Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu “. At Tahrim : 8
Di antara sebab kerasnya hati adalah :
• Berlebihan dalam berbicara
• Melakukan kemaksiatan atau tidak menunaikan kewajiban
• Terlalu banyak tertawa
• Terlalu banyak makan
• Banyak berbuat dosa
• Berteman dengan orang-orang yang jelek agamanya
Agar hati yang keras menjadi lembut
Disebutkan oleh Ibnu al-Qayyim di dalam al-Wabil as-Shayyib [hal.99] bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang berkata kepada Hasan al-Bashri, “Wahai Abu Sa’id! Aku mengadu kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka Beliau menjawab, “Lembutkanlah hatimu dengan berdzikir.”
Sebab-sebab agar hati menjadi lembut dan mudah menangis karena Allah antara lain :
• Mengenal Allah melalui nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya
• Membaca al-Qur’an dan merenungi kandungan maknanya
• Banyak berdzikir kepada Allah
• Memperbanyak ketaatan
• Mengingat kematian, menyaksikan orang yang sedang di ambang kematian atau melihat jenazah orang
• Mengkonsumsi makanan yang halal
• Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat
• Sering mendengarkan nasehat
• Mengingat kengerian hari kiamat, sedikitnya bekal kita dan merasa takut kepada Allah
• Meneteskan air mata ketika berziarah kubur
• Mengambil pelajaran dari kejadian di dunia seperti melihat api lalu teringat akan neraka
• Berdoa
• Memaksa diri agar bisa menangis di kala sendiri
Perbuatan manusia bersumber dari hatinya, maka ketika hatinya selamat dari sifat-sifat yang kotor maka perbuatan tersebut akan mencerminkan prilaku yang islami dan jauh dari maksiat kepada Allah Swt.
Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( H.R Bukhori ).
- From many sources
Tag :
Penyakit Hati,
Indahnya Silaturahim
By : Ave RyAllahu Akbar, Allahu Akbar
La Ilaha Ilallahu, Wallahu Akbar
Gema takbir berkumandang perlahan surut dari pendengaran seiring berlalunya hari yang penuh keberkahan, hari dimana manusia mukmin yang telah menjalankan ibadah shaum bersih dan kembali fithri.
Namun, bagi kebanyakan umat Islam ‘lebaran’ belumlah berakhir, ketukan pintu dirumah-rumah keluarga muslim masih terdengar. Inilah saat-saat yang paling membahagiakan sebenarnya, berkumpul bersama keluarga yang jarang bersua. Bercanda ria sambil mengunyah panganan yang telah susah payah di upayakan hari-hari sebelumnya. Rasanya kelelahan itu terbayarkan…
Entah di Negara lain, tapi di Indonesia Idul Fithri adalah saat para sanak kerabat berkumpul, saling berjabat tangan, berpeluk mesra sesama saudara, menyambung tali persaudaraan, silaturahim. Hal inilah yang mendorong ribuan umat muslim di Indonesia ‘mudik’, istilah yang lazim ketika lebaran atau Idul Fithri tiba. Mengunjungi keluarga yang jauh di ujung sana untuk sekadar melepaskan dahaga akan kerinduan untuk berkumpul bersama orang-orang terkasih yang tidak berjumpa selama satu tahun belakangan atau lebih. Segala upaya dilakukan. Tiket atau biaya perjalanan tidak menjadi masalah, waktu yang lama dalam perjalanan sudah menjadi biasa.
Sadar atau tidak umat muslim di Indonesia telah melaksanakan sunnah rasul-NYA yang mulia. Dengan berkumpul kemudian berbagi, maka hati-hati yang terpisah akan menyatu, memupuk rasa sayang diantara saudara, kemudian lebih jauh di antara teman, lingkungan lalu saudara sesama muslim
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ” An-Nisa’: 1
Memelihara hubungan silaturahim merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, serta wajib bagi kita untuk menjaganya dengan sebaik-baiknya.
Di antara hikmah dari memelihara hubungan silaturahim itu secara garis besar ada 2 (dua) hal penting. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw yang bersumber dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits tersebut di atas dijelaskan tentang hikmah silaturahim, bahwa orang yang menyambung hubungan silaturahim maka Allah SWT akan memberikan kepadanya pahala kebaikan di dunia ini (selain pahala di akhirat), berupa keluasan rezki dan umur yang panjang.
Semoga Allah SWT menjadikan kita umat yang selalu menjaga hubungan tali silaturahim dengan sebaik-baiknya.
Menarik memang tawaran Rasul tentang manfaat silaturahim: luasnya rezeki dan umur yang panjang. Dua hal tersebut merupakan simbol kenikmatan hidup yang begitu besar. Bumi menjadi begitu luas, damai, dan nyaman. Sehingga, kehidupan pun menjadi sangat berarti.
Ah, Indonesiaku tercinta. Wajahmu tidak sesuram yang dibicarakan mereka yang telah patah arang. Masih banyak kebaikan yang engkau sisipkan kedalam sanubari masyarakatnya.
“ dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka…. ” Al-Anfal : 63
Tag :
Artikel Islami,
Hey Dude, Heaven is so expensive!
By : Ave Ry"Is it hard being a Muslim?", There is someone who asks. "Not well"
Look around us are filled with a variety of different human types, must be the dream of every man to make it come together in a single uniform umbrella. Whoever he is and whatever his religion, but is it possible?
Too much information in the form of a conspiracy are scattered about a large group who want to make this earth into one under the rule that will be led by the 'prince of freedom', does that make us so afraid of?
As a Muslim I have often wondered why they were so active in spreading the doctrines that teach different things to what I and other Muslims in the Qur'an.
Some claimed not bother to undergo a grueling ritual worship or observe the law of GOD on earth. After all, the law is a lie, a lie that men who pretend to be smart and hungry for power.
Ahh, I was lazy to go into that. Denied them by the same scientific or logical. Their heads are filled with a very chronic disease of ignorance! Let them play with their narrow sense. After all, most of them are people who on paper is the people who are good but then they actually use their brains to fool others.
It's useless to talk to the man who said "Life is only once in this world, there is no such thing as heaven and hell. We must do whatever we like"
See, it's better just ignore it!
I will only discuss the question a friend who said, "Why would a Muslim worship is always busy day and night without stopping. Many of the rules that bind. All this must be calculated with a reward or a sin"
"Do you believe in heaven and hell?"
"Yes, of course"
"It would be easier then"
Why do not you think about this. There was a wealthy businessman who has a lot of employees. He said that at the end of the year he will assess the work of its employees. For employees who behaved well and worked satisfactorily then he would get a mansion complete with its contents. Instead, employees are lazy or misbehave even then he will get punished. Is that reasonable?
Some very hard-working employees. Not only they do their job well, but they also adorn themselves with good manners and polite at last wealthy businessman. They are very obedient and very often flatter and praise the goodness of The Entrepreneur.
Do you think The Entrepreneur will be pleased with them?
Several other employees is not just lazy to work but also misbehave. He ignored the order of The Entrepreneur who have provided much good for them. They even make fun of people who work diligently, saying they were stupid. They assumed that The Entrepreneur is SURE will give them a luxury home without the hassle of working hard. They believe that The Entrepreneur already make up for their mistakes because they believe that The Entrepreneur is their father???
Do you think The Entrepreneur will be pleased with them?
The logic is very simple for someone who wants to use his mind.
Luxury homes that have been promised The Entrepreneur was very magnificent. Filled with goods coming from a brilliant gold like the Persian court.
Is it so remarkable can be obtained by simply laze around?
No friends!
While there are those who say we are stupid enough to do the prayers so that our knees hurt or our forehead blackened.
While there are those who say we are stupid enough to just cover our bodies to our faces and hands are visible.
While there are those who say we are stupid enough to pick and choose foods and beverages.
While there are those who say we are foolish to overcrowded to the Ka'bah and spend enough money to get there.
We don’t care!
We love our Prophet and the Prophet told us that we must obey the laws that exist in the Qur'an and Sunnah.
And more than that, we loved with all our soul and body, our religion.
Religion which leads us to run a better life. Religion is full of safety. And religion that have shown us the ONE GOD.
GOD is very rich, he has a universe
GOD is so powerful, he set the universe
“And they say, "None will enter Paradise except one who is a Jew or a Christian." That is [merely] their wishful thinking, Say, "Produce your proof, if you should be truthful."
Al-Baqarah : 111
“ But the ones who believe and do righteous deeds - We will admit them to gardens beneath which rivers flow, wherein they will abide forever. [It is] the promise of Allah , [which is] truth, and who is more truthful than Allah in statement? “
An-Nisa’ : 122
Tag :
For You,