Bahasa Inggris Kebarat-baratan..?? Hellooww..!!

By : Ave Ry
Tulisan ini tidak bersifat ilmiah sama sekali, hanya curahan hati saja, melepas emosi terpendam... Dalam sebuah diskusi, ada seorang teman yang menyatakan protes bahwa, " Kenapa sih orang-orang sekarang lebih suka menggunakan bahwa Inggris, Kebarat-baratan. Al Qur'an itu diturunkan menggunakan bahasa Arab, jadi sebagai Muslim kita seharusnya lebih mengutamakan penggunaan bahasa Arab ". By the way, kalimat itu saya sitir secara bebas.

Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!

Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.

Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.

Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.

Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?

Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?

Imagine, seorang Arab, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan atau keturunan seorang Nasrani atau yahudi, menjadilah dia seorang kafir. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa Al Qur'an' sepanjang waktu! Allahu Yahdik...

Siapa yang tidak setuju bahwa Islam adalah Dien yang Rahmatan liel ‘alamin? Siapa juga yang tidak setuju bahwa Islam bukan hanya milik bangsa Arab tetapi juga Ajam?

Ya Ikhwah… Allah adalah Ar Rahman lagi Ar Rahim, dijadikannya Islam pada umat manusia seluruhnya, baik dia seorang Habasyah (Afrika), Rum (Eropa) atau bangsa Ajam lainnya. Tidak di perdulikan-Nya bahasa, warna kulit dan rupa selain Taqwa mereka. 

Apakah si Amerika harus menangis darah karena setiap saat dia menggunakan bahasa kafir, dan si Indonesia merasa sakit hati karena dulu ‘nenek moyangnya’ menyembah dewata? Kemudian, betapa tak tahu diri si Arab yang beragama kafir!

Well, it’s enough with my thought… 

Perhatikan ayat Al Qur’an berikut ini.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan BAHASAmu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”  Ar-Ruum : 22

Jadi, siapa yang menciptakan manusia dengan keadaan berlainan bahasa, Si Barat-kah?  Ingat, selalu ada hikmah dari setiap yang Allah SWT tentukan bagi manusia. Hanya manusia itulah yang harus mencerna, menganalisa.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu SALING KENAL-MENGENAL. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”  Al-Hujurat : 13

Salah satu tujuan yang paling krusial diantara perbedaan yang Allah SWT ciptakan adalah untuk saling kenal-mengenal seperti dalam ayat diatas. Mengamati bagaimana tiap kata, tiap benda, tiap nama disebut dengan lafazh berbeda. Lantas sebagai Muslim kita kembali membandingkannya dengan sebaik-baik bahasa, bahasa Arab yang Al Qur’an turun dalam lafazh yang kaya akan makna.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”   Yusuf : 2

Bagi yang mendalami bahasa Arab pastinya mereka akan terkagum-kagum dengan keelokan dan keindahan tata bahasa, luas dan beragam makna. Dan kita pun akan tertegun, takjub. Maha Suci Allah yang telah menurunkan Kitab Paling Mulia dengan sebaik-baik bahasa.!

 “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Ibrahim : 4

Al-Imam Qatadah (seorang ulama tabiin) berkata:

 “Firman Allah: “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya” maksudnya adalah dengan bahasa kaumnya apapun bahasanya. Dan firman Allah: “supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” maksudnya adalah agar ia (penjelasan tersebut) dijadikan sebagai hujjah.” (HR. Ibnu Jarir : 16/517).

Kemudian perhatikan hadist-hadist berikut ini,

Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:

 “Rasulullah  menyuruhku untuk mempelajari -untuk beliau- kalimat-kalimat (bahasa)  dari buku (suratnya) orang Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari (pengkhianatan) yahudi atas suratku.” Maka tidak sampai setengah bulan aku sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya maka jika beliau menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuk beliau. Dan ketika mereka menulis surat untuk beliau maka aku yang membacakannya kepada beliau.” (HR. At-Tirmidzi: 2639)

Dalam riwayat lain:

 “Rasulullah memerintahkanku untuk mempelajari bahasa Suryani.” (HR. At-Tirmidzi: 2639).

Dari Ummu Khalid bin Khalid  (ketika ia masih kecil), ia berkata:
 “Aku mendatangi Rasulullah bersama ayahku. Aku memakai gamis kuning. Maka Rasulullah  berkata: “Sanah, sanah.” Abdullah (seorang perawi) berkata: “Ia (sanah) dalam bahasa Ethiopia berarti “bagus.” Maka aku pergi bermain dengan tanda kenabian.” (HR. Al-Bukhari: 2842, 5534)

Dari Abu Hurairah, ia berkata:

 “Bahwa Hasan bin Ali mengambil sebuah kurma dari kurma shadaqah dan meletakkannya pada mulutnya. Maka Rasulullah  berkata dalam bahasa PersiaKikh, kikh. Apakah kamu (wahai Hasan) tidak mengetahui bahwa kami (Ahlul bait) tidak boleh memakan shadaqah?” (HR. Al-Bukhari : 2843, Muslim : 1778).

Al-Imam An-Nawawi berkata:

 “Al-Qadli Iyadl berkata: “Dibaca kakh, kakh atau kikh, kikh (dengan fathah atau kasrah kaf dengan sukun kha’) dan boleh dibaca kakhin, kakhin atau kikhin, kikhin (dengan kasrah kha’ dengan tanwin) merupakan kalimat untuk melarang anak-anak dari sesuatu yang dianggap menjijikkan. Maka dikatakan: “Kakh” maksudnya adalah tinggalkan dan buanglah ia! Ad-Dawudi berkata: “Ia (lafazh ‘kakh’) adalah bahasa Ajam yang di-arab-kan dengan makna sesuatu yang jelek.” (Syarhun Nawawi ala Shahih Muslim: 7/175).

Nah, sudahkan sahabat perhatikan? Begitu banyak sebenarnya hadist yang berkaitan tentang ini namun hanya saya kutipkan sebagiannya saja. Tidak ada penamaan suatu bahasa selain bahasa Arab sebagai bahasa kafir, bahasa munafik, apalagi bahasa yang kebarat-baratan…

Yang menjadi masalah adalah ketika sebagai umat Muslim lebih mengutamakan bahasa Ajam dalam mempelajarinya dengan meninggalkan bahasa Arab, atau menganggap bahasa Ajam lebih baik. Bukan mencela orang yang menggunakannya! Bahkan menggunakan dan mempelajari bahasa Ajam sebagai wasilah dakwah menjadi wajib hukumnya.

Jika ada seseorang yang mengatakan bahasa Inggris kebarat-baratan jadi terdengar konyol di telinga saya. Sama saja dia berkata jika ada seorang Eropa yang berbahasa Indonesia lalu dia menyebutkan ke-asia-asia-an atau ketimur-timuran. Itu sama artinya dengan pengkotak-kotakkan antara timur, barat, selatan, utara. Padahal, kemanapun arah yang kau tuju disitulah Wajah Tuhanmu… 


Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, “ 
Al Maa'idah : 48




Tag : ,

Reading Makes U Sparkling

By : Ave Ry

Tagline ini sempat membuat saya tersenyum cukup lama saat mengamati spanduk di Depan Masjid Raya Bogor. Keren!

Entah siapa yang punya ide untuk taglinenya... Kalimat "Reading makes You Sparkling" menjadi menarik dikarenakan generasi muda sekarang ini lebih menyukai menghabiskan  uang sakunya untuk hal-hal yang menurut saya kurang bermanfaat. Seperti ada orang yang menghabiskan puluhan juta untuk memenuhi hobbynya pada koleksi benda yang dijadikannya sebagai barang pajangan. Tidak salah memang, toh itu miliknya sendiri. Tapi alangkah elok jika kita membelanjakan sesuatu yang bermanfaat, contohnya buku.

Walaupun bagi sebagian orang membaca mungkin pada zaman sekarang ini merupakan kegiatan yang paling membosankan. Daripada harus pergi ke perpustakaan dan membaca buku demi mendapatkan informasi, orang lebih memilih pergi ke pusat perbelanjaan, wisata kuliner atau kegiatan lain yang bersifat rekreasi. Padahal membaca merupakan jendela dunia, kita bisa mendapatkan banyak manfaat dari membaca. Karena, membaca dapat memperluas wawasan kita. Orang yang tidak pandai tapi sering membaca adalah lebih baik daripada orang yang pandai tapi tidak pernah membaca. Karena membaca dapat melatih otak untuk terus berpikir karena dimasukkan berbagai informasi yang bermanfaat.

Para ulama juga banyak yang mengeluarkan pendapat tentang pentingnya buku, diantaranya yaitu :

1. Al Jahizh dalam Al Hayawan mengatakan, "Barangsiapa yang ketika membeli buku tidak merasa nikmat melebihi nikmatnya membelanjakan harta untuk orang yang dicintai, atau untuk mendirikan bangunan berarti dia belum mencintai ilmu. Tidak ada manfaatnya harta yang dibelanjakan hingga dia lebih mengutamakan untuk membeli buku"

2. Imam Abu Muhammad Ibnu Hazm, menyebutkan pilar-pilar penopang ilmu dalam risalah Maratib Alum. Diantaranya adalah, Memperbanyak buku. Sebab, tidak ada buku yang tidak bermanfaat dan tidak ada buku yang tidak menambah ilmu yang bisa diperoleh seseorang apabila dia memang membutuhkannya. Manusia tidak akan mampu menghapal semua ilmu yang pernah dipelajarinya. Jika kenyataannya demikian maka buku menjadi sarana penyimpan ilmu yang paling baik baginya.

Dengan membaca buku, kita jadi punya inner beauty (ini bahasa saya saja) yang dapat membedakan satu dengan yang lain. Seperti tagline tadi, Makes You Sparkling. Kenapa membaca dapat membuatmu bersinar? (Tentunya bacaan yang bagus, bukan yang aneh-aneh) karena dengan membaca kita jadi memiliki efek positive pada pengetahuan dan wawasan yang semakin bertambah. Kita bisa lebih mengetahui tema-tema diskusi atau pembicaraan.ketimbang orang yang tidak suka membaca. Dan kalau dari pengalaman, biasanya orang yang suka membaca akan menjadi rujukan pada saat teman lain mengalami permasalahan dalam memahami suatu bahasan. Dari sanalah, orang yang suka membaca akan terlihat bersinar.

 Biasanya, saat mereka sudah mendalami suatu permasalahan mereka akan lebih pede!

Walaupun tidak semua seperti itu juga, apalagi kalau ada orang yang dasarnya suka tidak pede :-D

Nah, di Masjid Raya Bogor kali ini diadakan Book Fair yang berisi buku-buku yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan gizi otak kita. Buat sahabat yang tinggal berdekatan dengan lokasi, diharapkan untuk meramaikan. Banyak acara seru!



Acara Book Fair ini akan diramaikan oleh Aa' Gym, Salim A. Fillah. Dan untuk para pemuda, ada Felix Siauw dan Drs. Sarbini M.Hi (yang ini tidak boleh dilewatkan!). Juga ada konser dari Izzatul Islam juga.

Pokoknya selama Tanggal 8 Februari sampai dengan 17 Februari full acara yang bermanfaat dan seru. O. ya ada door prizenya juga loh. Walaupun baru memasukkan satu kupon kedalam kotak tapi wish buat menang besar sekali :-D

Tag : ,

Jadikan Hatimu Selembut Salju

By : Ave Ry
Dulu sewaktu masih bersekolah dasar impian terbesar saya adalah melihat salju. Mungkin karena terdorong oleh dongeng Putri Salju dan ditambah dengan film-film yang menampakkan salju yang berjatuhan dengan begitu indah, putih bersih dan lembut. Ditunggu-tunggu tidak pernah hadir, hujan lagi, hujan lagi. Sampai saya akhirnya mengetahui bahwa Indonesia bukan termasuk wilayah yang bermusimkan salju. Huuu, sedihnya..!!

Indonesia, kata guru saya waktu itu, adalah Negara tropis yang hanya mempunyai dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Berbeda dengan Negara-negara Eropa yang memiliki empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Nah, saat musim dingin inilah salju-salju itu berjatuhan.


Salju (dari bahasa Arab ثلج) adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya).


Salju yang kelihatannya biasa, menyimpan rahasia Allah yang Maha Besar, salju yang awalnya adalah air, berubah sedemikian rupa ketika suhu berkisar antara nol derajat celcius, salju bergerak diantara nol derajat tersebut, tidak boleh lebih, tidak boleh kurang, itulah sunnatullahNya.

Salju hanyalah satu dari Karya-Nya Yang Maha Sempurna, didalamnya disamping membawa manfaat dan keindahan tapi juga bisa berubah menjadi bencana.

Bila suhu terlalu tinggi bergerak ke plus, maka salju akan berubah menjadi air hujan dan sebaliknya ketika suhu menurun ketingkat yang lebih rendah yaitu minus sekian derajat celcius, maka salju bukan benda yang lembut lagi, tapi berubah menjadi sekeras batu. Dan saat itu salju bukan lagi disebut salju, tapi batu es. 

Jadi salju yang diciptakan-Nya memberikan pelajaran bagi manusia, agar berlaku bijak dalam menghadapi apapun, tidak kecuali salju. Salju yang bisa menjadi begitu lembut dan cair, namun satu saat bisa begitu keras sekeras batu kali. 

Dan kitapun, manusia bisa selembut salju dan secair hujan, namun satu saat hati kita bisa sekeras batu. Hati yang lembut biasanya di isi dengan dzikir, membaca Al Qur’an, mendengar kalam Illahi. Sedangkan hati yang seperti salju yang sudah menjadi es, maka hati itu akan sekeras batu dan hati yang sekeras batu, biasanya adalah hati yang jarang disentuh oleh dzikir, tidak membaca Al Qur’an, tidak mendengarkan kalam Illahi.

Lantas saya berpikir kenapa Allah menciptakan setiap wilayah berbeda musim? Setelah saya pikir-pikir, kita mendapatkan bahwa Allah sangat sayang kepada semua umat manusia, tidak terkecuali non muslim, dan Islam itu rahmat bagi sekalian alam. Sekarang ini kita dapat melihat budaya orang-orang Eropa, kalau di musim panas mereka benar-benar berpakaian ala kadarnya (terbuka), bahkan mereka berjemur hanya mengenakan underwear (pakaian dalam), dimana saja, tidak harus di pantai.

Nah, karena Allah sayang dengan semua umat manusia, Allah menciptakan 4 musim di belahan Negara-negara Eropa, kalaupun mereka punya budaya berpakaian “terbuka” di saat musim panas, tapi alam menuntut mereka untuk menutup tubuh mereka ketika memasuki musim gugur, karena saat musim gugur, dedaunan menguning dan berjatuhan, diiringi dengan angin yang kencang dan dingin, jadi mau tidak mau mereka harus menutup tubuh dengan pakaian yang panjang dan tebal.


Setelah musim gugur, Allah menciptakan musim dingin, sesuai dengan namanya benar-benar dingin, bisa 0 derajat bahkan bisa sampai -10 derjat celcius. Mana ada yang bisa membuka auratnya semena-mena pada musim ini… Bisa beku!

Setelah musim dingin, diikuti musim semi, musim semi cuacanya ada kalanya dingin, ada kalanya mulai menghangat, dan seterusnya….masing-masing musim lebih kurang 3 bulanan. Jadi maha besar Allah yang hanya membolehkan masyarakat Eropa, berpakaian bebas lebih kurang 3 bulan saja. Coba sahabat bayangkan jika budaya berpakaian terbuka mereka di pasangkan dengan cuaca yang selalu hangat dan panas di timur tengah, atau negara tropis. Wah bisa “terbuka” terus sepanjang tahun!

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. “
Al Baqarah : 164

Tag : ,

Sakit, bersabar atau bersyukur?

By : Ave Ry
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah berkunjung ke rumah Ummu Sa'b atau Ummu Musayyab, maka Rasulullah bertanya, " Ada apa denganmu wahai Ummu Sa'ib -atau Ummu Musayyab- sampai menggigil begitu? "  dia menjawab, " Demam! Semoga Allah tidak memberkahinya (tidak menambahkannya) ! ". Maka Rasulullah bersabda, " Janganlah kamu mencela penyakit demam, karena dia dapat menghilangkan kesalahan (dosa-dosa) anak Adam, seperti halnya kir (alat peniup atau penyala api) membersihkan karat-karat besi! " (HR. Muslim)


Beberapa hari ini meninggalkan aktivitas blogging karena ternyata saya manusia biasa yang bisa juga terserang virus. Virus ini luar biasa mematikan! Setidaknya mematikan kreatifitas saya untuk menulis, bekerja, dan kegiatan belajar mengajar. Virus itu sekarang sedang mewabah, jadi sahabat blogger juga harus hati-hati kalau tidak mau tertular…

Virus satu ini disebut Virus Influenza. Menurut mbah gugel, begini penjelasannya :

Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae, yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum.

Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakit ini belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.

Jadilah, belakangan ini saya terlihat seperti ninja yang kemana-mana mengenakan masker. Tapi sahabat tahu tidak? Saya tidak minum obat loh… disamping saya tidak suka obat, saya juga memiliki keyakinan bahwa pada saatnya penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya. Lagi pula kalau merunut salah satu hadist nabi, saya rasa banyak orang yang ingin sakit, kenapa? Karena sakit adalah sarana penghapus dosa!

Rasulullah Saw bersabda, "Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (HR Bukhari, Muslim)



Rasulullah Saw bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Sakit itu adalah salah satu bukti bahwa Allah masih memperhatikan kita, Allah menegur kita saat kita tak menjaga amanat-Nya ( tubuh kita ) sehingga kita sakit. Sakit sama halnya dengan cobaan, bisa dikatakan pula sakit adalah contoh dari cobaan, kedua hal itu bertujuan menguji kemampuan kita dalam bersabar.
Di antara bentuk kesabaran terhadap takdir Allah yang mampu memberi sakit sekaligus memberikan kesembuhan adalah bersabar atas semua penyakit yang menimpa. Dan sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa kesabaran hukumnya adalah wajib.

Terdapat 4 tingkatan manusia dalam menghadapi musibah, mulai dari yang terendah sampai ke yang tertinggi:

1.      Marah & tak bersabar. Baginya dosa yang besar.
2.      Sabar. Dia telah selamat dari dosa & mendapatkan pahala karena kesabarannya
3.      Ridha terhadap musibah yang menimpa. Dia mendapatkan pahala tambahan yang jauh lebih besar daripada pahala kesabaran.
4.      Syukur. Inilah jenjang tertinggi dlm menghadapi musibah.

Semakin sakit yang kita rasakan kesabaran kita pun semakin diuji, dengan sakit seharusnya kita lebih mendekatkan diri kepada Allah, namun hal itu tak hanya saat kita sakit. Saat sakit, orang yang sabar dan kuat akan selalu memiliki harapan untuk sembuh, dan akhirnya keinginan itu akan membuat kita berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan kesembuhan. Dengan di ujinya kesabaran, itu akan membuat kita dapat berdiri tegak menghadapi cobaan kedepannya, dan saat kita sembuh kita akan selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita.

Saat sakit bukan hanya kesabaran kita yang diuji namun kekuatan hati kita untuk melindungi dari rasa putus asa pun di uji, seperti kita tahu bahwa putus asa sangat sering terjadi saat kita mendapat cobaan. Maka saat kita dapat melewati cobaan itu dan bangkit Allah pun bangga melihat kita, namun tetaplah rendah hati karena tanpa kekuatan yang Allah berikan kita tidak akan mampu melewati cobaan dan rasa sakit itu. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari segala hal yang kita alami, terutama saat sakit dan berbahagialah saat sakit karena sakit pun nikmat dari Allah.

Karenanya, semakin lama seseorang sakit atau semakin sering seseorang tertimpa musibah maka dosa-dosa yang terhapus akan lebih banyak. Kalau begitu, orang yang terkena musibah dan penyakit sangat pantas untuk bersyukur kepada Allah.

“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian”
Az Zumar : 7


Tag : ,

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -