Ukhuwah Dalam Warna
By : Ave Ry
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
(Brother)
Duh, duh... Tiap kali mendengar lagu milik Brother ini disenandungkan, Ave Ry tidak pernah bisa menahan senyum. Sebuah syair tentang Ukhuwah, persahabatan yang menjemput persaudaraan hingga waktu tak terkatakan.
Tidak terhitung banyaknya kajian yang membahas tentang Ukhuwah. Maka dari itu Ave Ry ingin berbagi tentang ukhuwah yang penuh warna, dimana dalam jalinannya terdiri dari warna-warna khas. Warna yang mencerminkan karakter seseorang. Karena tentunya yang disebut ukhuwah itu terdiri lebih dari satu orang yang asal-usulnya pun beragam.
Sobat, dalam ukhuwah kita akan mendapati banyak sekali perbedaan. Perbedaan fisik, perbedaan budaya sampai perbedaan pemikiran. Lalu bagaimana kita mensikapinya? Ya tentu saja dengan jalan saling kenal mengenal, seperti ayat dibawah ini;
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal....." (QS Al Hujuraat : 13)
Karena dalam perkenalan akan menumbuhkan pemahaman lalu terciptalah persaudaraan yang erat dengan dikokohkan oleh saling tolong-menolong. Perbedaan-perbedaan itu selayaknya warna-warni. Salim A. Fillah dalam bukunya “Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim” mengatakan;
Tentang warna-warni itu? Ya, Islam tidak menghapus karakter-karakter khas pribadi pemeluknya yang tidak bertentangan dengan ‘aqidah. Islam justru membingkainya menjadi kemuliaan karakter yang masing-masing berkontribusi dalam peradaban yang menyejarah.
Indah bukan? Islam sama sekali tidak menafikan perbedaan 'warna', bahkan membingkainya menjadi satu keselarasan warna yang diikat kedalam satu ikatan kokoh, Ukhuwah Islamiyah. Karena masing-masing warna tentu memiliki keunikan tersendiri yang dengannya masing-masing dari kita akan saling melengkapi.
Warna-warni yang memiliki makna... Nah, sobat kira-kira berada dalam warna apa? Check yuk!
Merah, sang berani. Pemimpin diantara yang lainnya. Karakter yang terwakili biasanya tegas, keras, berani dan tak pantang menyerah. Sering kali terlihat egois dan mau menang sendiri tapi tetap bisa bijaksana dalam menyikapi keadaan..
Jingga, si lembut. Selalu berusaha untuk menenangkan. Kalem dan pemalu. Jingga selalu terlihat menyenangkan dan mendamaikan. Tipe yang gampang “dibodohi” karena kepolosannya..
Kuning, sang pencerah suasana. Lincah, tak kenal henti dalam bergerak. Selalu berusaha riang dimana pun dan kapan pun berada. Terkadang menyilaukan tapi selalu ditunggu kehadirannya. Sering kali memusingkan orang lain karena perilakunya yang terlalu ribet..
Hijau, si teduh. Damai dan dapat membuat suasana menjadi hidup. Selalu peduli sesama dan sangat peka. Mementingkan orang lain dari pada kepentingan dirinya sendiri. Sang penengah suasana. Terkadang lupa akan kebutuhan dirinya sendiri..
Biru, yang tenang namun mendalam. Tempat sejuk, sesejuk langit ketika memandangnya. Tempat yang cocok jika kau ingin didengarkan. Selalu terbuka untuk menerima orang lain. Terkesan menutup diri karena tidak bisa mengungkapkan segala sesuatu yang dirasanya..
Ungu, si kompleks. Perpaduan antara biru dengan merah. Di satu sisi punya keberanian tapi terkadang lemah dalam mempertahankan pendapatnya. Sang kompetitif sejati. Selalu bisa hidup dimana pun ia berada..
Pernah lihat pelangi kan.... Warna-warni pantulan cahaya itu menjadi terlihat indah karena sejajar. Begitu pula dalam ukhuwah kita, tidak akan sedap dipandang jika terdapat warna yang mendominasi. Justru karena masing-masing memiliki keunikan tersendiri perbedaan warna itu terlihat indah. Jika kita menikmatinya dan membuatnya menjadi bagian dalam hidup kita. Saling mengerti tentang kondisi teman–teman dan saudara–saudari kita adalah hal yang wajib untuk kita lakukan jika kita ingin menjadi pelangi. Maka biarlah warna–warni itu tetap hadir dengan kekhasannya.Membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang memandangnya.
Teruntuk sahabat-sahabatku, yang mengajarkan arti ukhuwah bukan melalui teks buku
Ukhtuna, Ana Uhibbukum Fillah!
"Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam" (HR. Bukhari & Muslim)
Tag :
Ave Ry and Friends,
Renungan,
Solusi Galau Dengan 'Si Dia'
By : Ave Ry
Ehem, ehem, mau buat pengumuman sedikit. Setelah melewati berbagai rintangan yang berliku-liku, jalan yang terjal dan adrenalin yang terpacu, akhirnya Gen-Q setelah berlalu lama waktu telah berhasil menerbitkan sebuah buku!
Finaly! Fiuuhh, anak pertama Gen-Q ini berjudul “Solusi Galau dengan Si Dia”. Yupz, buku ini bergenre serial motivasi, panduan remaja tentang bagaimana cara atau solusi jitu jika berhadapan dengan yang namanya ‘virus merah jambu’. Dalam buku pertama ini menceritakan tokoh Gadis dan Gagas yang merepresentasikan remaja dalam menghadapi berbagai masalah dengan ‘si dia’. Sedangkan A.K.A merepresentasikan seorang kakak yang bijak. Menasihati kedua adik kelasnya ini. Tapi dengan cara yang friendly dan sedikit jail! Sehingga tidak berkesan menggurui.
Tahu kan, remaja sekarang ini kalau dilanda galau sukaaa banget sama yang namanya curhat entah ke teman, saudara, atau malah yang sering curhatnya ke media sosial. Dan secara remaja gaul, jadilah wall beranda isinya update status semua. Dan ‘nyastra’ banget sob curhatannya, sukanya pakai majas gitu kalau nge-tweet atau update status tentang ke-galau-annya (musti salute nggak ya?). contohnya nih,
“Tau kah kamu? satu hari itu 24 jam dan 80% dari waktu itu aku gunakan untuk memikirkan kamu, tapi kamu nggak pernah tau itu”
“Pacaran sama kulkas aja kalau ujung-ujungnya sikapnya dingin banget...”
“Gila diatur-atur mulu. Pacaran sama orang apa rambu lalu-lintas?”
Terus, gimana solusinya? Nah, dalam buku ini dikasih tau sob, bagaimana cara mengatasi kasus-kasus yang sering menimpa remaja ini. Kalau sobat ada yang punya adik, sepupu, keponakan remaja yang tengah dilanda galau dengan ‘si dia, hmm buku ini pas banget!
Karena buku ini targetnya remaja, makanya bahasa yang ada di buku ini dibuat se-gaul mungkin. Disisipi dengan komik-komik lucu dan ilustrasi yang keren banget! Ini bukan karena Gen-Q yang nulis bukunya loh, hoho. Tapi memang buku ini digarap dengan perfectly cool sama penerbit Zikrul.
Oya, tambahan lagi nih. Gen-Q mau kasih sebuah puisi yang ada dalam buku ini, karyanya Sayyid Qutbh, semoga aja makin menambah penasaran ^_^
"Bila Aku Jatuh Cinta"
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yangmelabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu,
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-MU,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasih-mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku
pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
( Sayyid Qutbh )
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yangmelabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu,
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-MU,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasih-mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku
pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
( Sayyid Qutbh )
Mata, (Hati) Manusia Beriman
By : Ave RyItulah yang diperbuat keimananJiwa yang beriman itu, peka dan sensitif. Bukan sensitif emosinya sehingga mudah terasa. Bukan pula peka dengan kesalahan yang orang lain lakukan terhadapnya. Tetapi, ia sensitif dengan dosa-dosa yang dilakukannya. Ia peka dengan masalah ummatnya.
Membuka mata dan hati
Menumbuhkan kepekaan
Menyirai kejelitaan, keserasian dan kesempurnaan
Iman adalah persepsi baru terhadap alam
Apresiasi baru terhadap keindahan
Dan kehidupan di muka bumi
Diatas pentas ciptaan Allah
Sepanjang malam dan siang
(Sayyid Qutbh)
Hakikat manusia sejatinya bukan hanya pada kulit muka yang terbuat dari tanah, yakni daging, darah dan tulang, tetapi lebih pada kelembutan Rabbani yang dengannya manusia merasa, beremosi, bereaksi, merasa sakit, dan mengasihi, yaitu hati yang peka. Di antara sifat Mukmin yang paling menonjol adalah bahwa ia memiliki hati yang peka, halus, lembut, dan penuh kasih.
Dengan hati seperti inilah, seorang Mukmin menyikapi semua kejadian dan setiap orang. Orang lemah ia sayangi, kepada orang sakit ia berempati, orang miskin ia santuni, dan orang tak punya ia bantu. Dengan hatinya yang peka dan penuh kasih, tak pernah ia menyakiti dan jauh dari berbuat onar. Dengan hatinya yang peka dan penuh kasih, ia menjadi sumber kebaikan, kebajikan dan kedamaian bagi apa saja dan siapa saja yang ada di sekitarnya.
Namun alangkah langkanya sekarang, menemukan, mata-mata, hati-hati yang terpancarkan keimanan. Bening dalam sangkaan, lembut di lisan dan penuh kasih sayang dalam perbuatan. Sehingga iman itu tidak lagi menjadi bahan cacian-hinaan. Keimanan yang lalai, keimanan yang menyakiti, keimanan yang tak dibukti.
Semoga kita, sobat, diberikan karuniaan iman yang bersih dari penyesatan
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu; karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Pemberi (karunia)” QS. Ali ‘Imran : 8
Bangkit, Semangatlah!
By : Ave Ry
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: 'Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.' Akan tetapi hendaklah kau katakan: 'Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.' Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaithan."
(HR. Muslim)
Dalam syarahnya imam An Nawawi menjelaskan,
“Bersemangatlah dalam melakukan ketaatan pada Allah, selalu
berharaplah pada Allah dan carilah dengan meminta tolong pada-Nya. Jangan patah
semangat, yaitu jangan malas dalam melakukan ketaatan dan jangan lemah dari
mencari pertolongan. ” (Syarh Shahih Muslim,
16: 194).
1.
Semangat untuk meraih ilmu yang bermanfaat. Ketika
seseorang mendapatkan hal yang bermanfaat tersebut, hendaklah ia terus semangat
untuk meraihnya.
2.
Meminta tolong pada Allah untuk meraih ilmu tersebut.
3.
Tidak patah semangat untuk meraih tujuan.
Al Junaid berkata,
“Tidaklah seseorang mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan penuh kejujuran, melainkan ia akan meraihnya. Jika ia tidak seluruhnya, ia pasti meraih sebagiannya.”
Bagi tiap muslim, karya tak boleh berjeda. Karena,"Sesungguhnya siang dan malam berkarya dalam dirimu. Maka berkaryalah". pesan Umar bin Abdul Aziz suatu ketika. Maka tak ada lagi alasan dan rasa malas. Kalaupun ia hadir dna memaksa, hempaskan saja ! Kalaupun ia datang walau hanya menyapa saja, biarkan ia berlalu. karena banyak yang telah bersedia hati menunggu karya-karya kita.
Ingatkah kita akan hadis Rasulullah berikut ini :
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang yang sukses. Barang siapa yang hari ini sama seperti yang terdahulu, maka dia termasuk orang yang tertipu. Barang siapa yang hari ini lebih buruk dibandingkan yang terdahulu, maka dia termausk orang-orang yang merugi dihadapan Allah swt"
Jadi, orang sukses adalah today is better than yesterday. Hari ini harus lebih baik dibandingkan dengan yang terdahulu dan tentu saja, tomorrow will be better than today, hari esok akan lebih baik dibandingkan hari ini. So, masihkah kita bermalas-malasan. Teruslah melangkah, teruslah semangat berkarya. Dalam kondisi bagaimanapun, kita harus senantiasa memberikan yang terbaik untuk umat. Senantiasa menyalakan semangat, dan membuktikan pada semesta bahwa Islam adalah rahmat.
Berkarya tidak harus menulis, tapi bagaimana membuat sebuah tulisan di jiwa, hati dan pikiran kita untuk berdakwah sehingga melahirkan terus dan terus kader-kader dakwah. Membentuk sosok-sosok idaman umat yang baru. Membentuk manusia-manusia perubah baru. Memang semua itu membutuhkan waktu yang lama. Tapi inilah sebuah proses sahabat. Karena tiada sesuatu yang instan jika ingin menghasilkan sesuatu yang berkualitas. Justru yang instan-instan itu kurang bagus dan kurang berkualitas. Marilah kita membentuk jundi-jundi baru.
"Bangkitlah hati bersama cahaya yang bersinar. Kembangkan sayap-sayapmu hingga malam berlalu dan tibanya fajar, akan di sambut dengan senyuman dan lafaz ayat suci-Mu sebagai tanda syukur kebahagiaan. Setetes air mata mensucikan jiwa dan pikiran sebagai tanda rindu dan cintaku pada-Nya"
Tag :
Kajian Hadist,
Renungan,
Wait For Me, Ummi...
By : Ave RyRasul kita yang mulia mengatakan, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai….” (HR. Al-Bukhari)
Dan engkau, duhai ibuku adalah yang aku cintai. Maka aku akan bergegas menuju jalan-Nya agar dipersimpangan nanti kita dipertemukan disebaik-baik tempat berteduh, dibawah naungan-Nya.
Jika belum pernah terucap dari bibirku maka lewat tulisan maya ini kusampaikan, “Aku sayang Mama…” engkau adalah cita-citaku, pendorong harapan terbesarku, senyum dan air mataku, engkau adalah surgaku.
Dan ketika rindu ini terasa mencekam, ciuman hangat untukmu kutitipkan lewat sujudku pada-Nya. Sampaikan, sampaikan Yaa Rahman…
Dan ketika kerongkongan ini tercekat menahan isakan tangisku kulantunkan baris-baris kesayangan lewat do’aku pada-Nya. Sampaikan, sampaikan Yaa Rahim…
Anas bin Malik radhiallaahu anhu meriwayatkan ketika putra Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, Ibrahim akan meninggal, ia datang menemui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedangkan Ibrahim nafasnya sudah termegah-megah, maka kedua mata beliaupun berlinang air mata. Rasulullah mengambilnya dan meletakkannya di atas pangkuan sambil berkata:
“Wahai anakku! Aku tidak memiliki hak kuasa apapun yang dapat kuberikan kepadamu di sisi Allah”.
Melihat Nabi menangis, Abdul Rahman bin Auf dan Anas lalu bertanya:
“Wahai Rasulullah mengapa kamu menangis? Bukankah kamu telah melarang menangis?’
Beliau menjawab :
“Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya tangisan itu adalah rahmat, dan barangsiapa tidak memiliki kasih sayang maka ia tidak mendapatkan kasih sayang”,
kemudian beliau bersabda lagi:
”Sesungguhnya mata bisa berlinang, hati juga bisa berduka namun kita hanya bisa mengucapkan yang diridhai tuhan kita. Wahai Ibrahim, sungguh kami sangat bermuram durja karena berpisah denganmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Apa yang mampu kulakukan Yaa Robbi? Engkau telah mengambil kembali milik-Mu. Engkau menghendaki yang terbaik dari bagian jiwaku
Apa yang mampu kulakukan Yaa Robbi? Didikan-Mu telah sampai pada derajat ini. Sungguh berat terasa pelajaran yang Kau beri kali ini. Engkau menghendaki pelajaran sampai kepadaku dengan cara yang paling tidak kusukai.
Pelajaran mengajarkanku lewat sebuah riwayat dari Ummu Salamah yang tertimpa musibah. Ia ridho dengan musibah yang menimpanya. Ia meminta pengganti yang terbaik dari suaminya yang telah tiada.
Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.” (HR. Ahmad dan Ya’qub bin Sufyan Al-Fasawi)
Aku mampu ridho, Kau lihat? Tapi meminta pengganti? Pengganti seperti apa yang dapat menggantikan seorang ibu? Tidak, aku tidak ingin pengganti. Tapi karena aku tahu Kau Maha Pemurah maka aku meminta Engkau membangunkan sebuah rumah yang nyaman bagi ibuku, yang tidak pernah ia miliki. Sebuah tempat dimana hanya ada kalimat-kalimat kebaikan, tidak ada kesusahan hanya berisi kedamaian seperti yang selalu diinginkannya…
"Sungguh, ku kan kembali wahai ibu…, kan kucium keningmu nan suci. Kan kutumpahkan semua rinduku, dan cium wanginya tangan kananmu. Kan kubersihkan tanah di kedua telapak kakimu dengan pipiku ketika aku bertemu denganmu..."
Tag :
Pojok 'Ry'alita,
Menara, Yo Te Amo!
By : Ave Ry
I was falling in love for the very first time
Sitting down the chair and a friend next to mine
Wondering, am I in a right place
Or should I go and no more space
Believe it or not, perubahan bisa dicapai dengan sekejap! Well, walaupun gak sekejap-kejap amat, tapi dengan sarana yang tepat dan fasilitas yang mendukung... Eh? Bisa kok.
Kalau mengingat beberapa tahun ke belakang Gen-Q suka tersenyum kecut. Kok bisa ya si pop lovers with music addict jadi akhwat? Huehe. Fashion apa yang dulu Gen-Q gak kenal, film apa yang aktornya gak dihafal dan lagu mana yang masuk billboard sebelumnya gak diprediksi? Teman-teman, jangan ditanya lagi... kalau bukan pencinta buku ya pencinta musik, kalau ngobrol bisa ngalah-ngalahin Jessica Alba sama Carson Daly! (VJ tahun berapa ituhh??)
Tapi kalau sobat Gen-Q kebetulan melewati Masjid Raya Bogor hari sabtu dan bertemu, pasti gak akan menyangka kalau ada satu akhwat nubi yang dulunya boro-boro nongkrong di Masjid yang ada seliweran di mall. Yah, jangankan sobat, sahabat-sahabat lama saja terbelalak.
"Ini Erri bukan ya?", "OMG, Erri kenapa lo??? Kesambet!?", "Gue harap lo bisa sadar secepatnya dari aliran sesat itu...." Hiks, miris.
Berawal dari perkenalan dengan seorang akhwat yang asik. Ternyata, dulu pun sewaktu masih gaul (sekarang masih tetep gaul kok) xoxo, senang berdiskusi yang rodo berat. Tentang ini itu yang boro-boro sampai kepikir remaja sekarang yang ngaku gaul. Akhwat itu kemudian mengajak untuk mengikuti kajian di Masjid Raya Bogor. So, why not?
Dan disanalah, perubahan sekejap itu terjadi. Mata mulai memperhatikan, telinga mulai menyaring, akal mulai bekerja dan hati mendadak malu. Ya, malu melihat sekitar akhwat berjilbab lebar, sedangkan Gen-Q waktu itu masih berjeans ria yang kadang ber-capuchone dengan jilbab tipis berwarna. Perasaan dulu itu merasa 'nothing', ketika seorang ustadz memberikan tausyah terasa terasing.
Setelah pertemuan dengan akhwat asik itu, Gen-Q mulai mengakrabkan diri dengan seorang akhwat yang nantinya menjadi role model bagi Gen-Q. Tertutup rapat, anggun, cerdas dan santun, Sannisa namanya. Dengannya Gen-Q banyak mengambil manfaat, dari mulai berbusana syar'i, melebarkan hijab, bertutur kata tertata, bersemangat ibadah dan mengenal ukhuwah. Dan darinya pula arti persaudaraan dalam Islam begitu menyata. Uhibbuki fillah, adalah pesan yang disampaikannya. Dan bukan hanya sekadar kekata, tapi pelukan hangat dengan senyum teduhnya yang berlama. Gadis pemalu ini, semoga Allah merahmati wajahnya dan menjauhkannya dari percikan api neraka, aamiin.
Kemudian bak roket, melesat cepat meninggalkan kumpulan debu. Gen-Q masih teringat ucapan seorang ustadzah yang 'galak-galak tapi baik' itu, "Kamu itu yang belajarnya paling cepat, paling kelihatan perubahannya". Waktu itu Gen-Q hanya tersenyum segaris, padahal dalam hati "Yeah, berhasil... berhasil... hore!". Bagaimana gak terlihat berubah? wong dulu memang gak pernah belajar ngaji, baca Al Qur'an otodidak aja, baca Iqro sendiri. So ketika diajari tajwid, makhorijal hurf ya terlihat sekali bedanya. Tapi gak seperti Bu Umi Salma bilang, belajarnya cepat, tepatnya lebih lama waktu belajarnya. Kalau mungkin ada teman yang belajar hanya dikelas, maka Gen-Q menghafal dan mempraktekannya dirumah tiap hari full! Dan jika galaknya bisa membuat ambruk orang, tapi bagi Gen-Q malah menjadi lecutan. "Halah, bodo lah... emang gue gak bisa biar dikatain jelek juga biarin".
Dan begitu saja… Gen-Q menjadi aktif di Menara, walaupun telat dan gak bisa disebut remaja Masjid (masih ingat usia), tapi ada beberap kegiatan disana yang Gen-Q dan teman-teman sebagai penyelenggaranya.
Markaz Islam Bogor, begitu biasa tempat ini disebut karena memuat berbagai rupa, dari mulai ormas, gerakan Islam, mahzab sampai bedah kitab agama lain juga ada! Dan jika ditempat lain ada beberapa gerakan Islam yang saling bersitegang, di Masjid ini malah kita mendudukannya dalam satu atap, salah satu contohnya bisa baca disini. Sebenarnya banyak lagi kegiatan lain, misal pembahasan fiqih sholat yang menghadirkan Ust. Sarbini pemimpin HASMI dan Ust. Taufik Hulaimy dari IM. Atau atap yang biasa digunakan Buya Yahya yang ‘nyufi’ bergantian digunakan juga oleh Ust. Yayha Badrussalam yang ‘nyalaf’. Salut buat DKM-nya yang gak pilih-pilih (asal bukan yang jelas sesatnya).
Dengan Radio Mars yang mengudara dan kegiatan dakwah tanpa jeda tiap harinya, Masjid Raya Bogor adalah rumah yang sangat nyaman bagi semua orang, wa bil khusus Gen-Q sendiri. Home sweet home, senyaman-nyamannya rumah, sehangat-hangatnya keluarga setelah rumah adalah Masjid Raya Bogor dengan Menara-nya sebagai naungan. Tempat berbagi pikiran, mengeluarkan pendapat dan mengenal banyak orang dan berteman!
Seketika sudah tiga tahun sejak pandang pertama pada menara! Berputar roda, tapi tetap sama. Malam-malam penuh berkah dengan semarak iktikaf, pagi yang cerah dengan tausyah dan siang yang dulu penuh semangat tak akan terganti. Walaupun satu persatu penghuninya meninggalkan 'rumah', tapi akan selalu ada penghuni baru yang akan menghias dinding-dindingnya dengan lafaz 'Subhanallah'.
Menara, Yo Te amo! Aku jatuh cinta...
Keindahanmu menggugah naluri, mengubah pribadi
Kehangatanmu memercikan semangat, menyatakan mimpi
Kesederhanaanmu memalingkan sombong meredam pendengki
Ya Rabb, jadikanlah aku salah satu dari golongan yang Engkau lindungi. Saat ini aku tak bisa sesering dulu mengunjunginya karena ada seseorang yang lebih membutuhkanku disisinya. Dan dalam Lindungan-Mu, lindungi kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung...
“Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya: Imam yang adil, pemuda yang rajin beribadah, seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai, bertemu dan berpisah hanya karena Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada Allah, seorang yang menyembunyikan sedekahnya tidak ingin dilihat orang, dan seorang yang mengingat Allah dalam keheningan hingga menitikkan airmata.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tag :
Ave Ry and Friends,
Pojok 'Ry'alita,
Khayalan Kita: Spain, We’re In Love!
By : Ave RyPor último, España ... Estamos llegando!
Here we go, di tanah sejuta rasa.
Kerlip dunia membintangi kelam langit yang dulu pernah berjaya, Spanyol. Di pijakan yang sama namun dengan cita yang beda. Baunya terhirup semerbak mewangi flamengo.
“Erick, akhirnya… sayapku sudah terkepak sejauh ini untuk sekadar menyapamu. Kuharap berbuah jabat”, gadis mungil yang MERAH jilbab juga gaunnya mendaratkan kaki ditengah kerumunan burung yang setiap sore menanti camilan dari para pengunjung.
Tak jauh darinya seorang ibu muda nan energik tengah sibuk dengan kamera canggihnya. Cadar HIJAU yang melampiri gaun lebar itu tidak mengurangi kegesitannya dalam mengambil moment lalu lalang pengunjung juga tiap hempasan angin yang menerpa. “Kapan lagi bisa dapat pemandangan sekeren ini!”, ujarnya.
Diantara hamparan rerumputan hijau taman terlihat dua gadis ceria sedang mengobrol, ramai sekali! “Coba bayangin, kalau sepuluh aja kita dapat pelanggan yang aktif membeli barang dagangan kita, baju-baju gamis contohnya. Kita udah bisa aman, tinggal minta mereka untuk bantu promoin produk kita sama muslimah-muslimah disini. Untungnya lumayan…”, mulai gadis berjilbab lebar yang warna PINK-nya redup melambai. Menimpali, seorang gadis penyuka TABRAK WARNA bersuara, “Iya, sekalian kita disini. Wisata kuliner… kapan lagi?”
Di samping air mancur, dekat dengan kedua gadis tadi terlihat seorang gadis berwajah serius yang sebenarnya kamuflase melangkahkan kaki, bolak-balik. Jilbab KUNING-nya menyilaukan matahari! Berpikir keras ia, menopang dagu dengan sebelah tangannya sambil berjalan tak henti.”Bagaimana cara para ulama dulu di Spanyol ini mendidik para muridnya sehingga mereka terkenal ke seantero dunia sebagai manusia-manusia yang giat berilmu, giat belajar. Aku harus mencari tau, agar bisa kuterapkan pada anak didikku di sekolah nanti”. Begitu terus, ia berpikir, berulang.
Menyendiri dengan sebuah Diary dan pena ditangan kanan, seorang gadis dengan gaun korea bercorak batik khas Indonesia mengebaskan selembar daun dari jilbab BIRU-nya.
"Averroes..."
"Medina Az-Zahra, 936, Cordova, Andalusia..."
"Ave Ry, 2015, Sevilla..."
"Dia_Ry, finally, DIA menyampaikan aku ke tanah para cendekia! Perhatikan rumputnya, hirup udaranya, rasakan anginnya dan masukan ke dalam pori-pori. Alirkan, alirkan ke aorta dan sampaikan menuju seluruh anggota tubuh serta pelvis"
"Beritahu cerebral cortex agar ia menyimpan dengan baik memory ini hingga bertahun nanti bisa mendetailkannya pada Ave Ry junior kelak!"
"Katakan pada si junior; Ibumu sangat mencintai tanah ini! Tanah dimana lahir seorang Ibnu Rusyd, seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidup beliau sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Beliau mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Betapa aku inginkan kau menjadi seperti orang besar itu.... Junior!"
***
"Subhanallah... Megah sangat bangunan ini!", si gadis bergaun merah terkagum-kagum. Disebelahnya gadis bercadar hijau tiada henti mengcaptured gadis-gadis yang tidak pernah kehabisan bahan obrolan, dari mulai awal di bandara hingga menuju bangunan Medina Azzahra. Baterai mereka seakan selalu full charge! Dengan gaya narsis feminis mereka berpose seakan tidak menghiraukan para turis dari berbagai macam negara yang tengah memperhatikan mereka. Mungkin pikir para turis itu begini, "Ada apa ini? apakah ada kontes Miss World Muslimah disini, sangat berwarna..."Para gadis itu menyusuri tiap lorong dari bangunan bersejarah, indah nan megah. Ukirannya berlafazkan keindahan Nama-nama-Nya, tersusun dari batu-batu berkualitas terbaik pada masanya, tempat para insan Rabbani mencari ilmu, menghiaskan pahatan disetiap dindingnya dengan dzikrullah, "Subhanallah Rabbiyal 'Azhimi wa bi Hamdihi"
Perjalanan mereka berlanjut
"Isma, estás aquí?", layar ponsel si gadis merah menyala
"Sí, estoy aquí ... dónde puedo encontrar Erick?", balas gadis itu melalui pesan sms
"Nos vemos en riverside, at down under the Triana Bridge, the oldest bridge of Seville "
"Oke, be there..."
Kami bersegera menuju kesana, mempertemukan dua hati yang terpisah jarak cukup lama namun disatukan oleh asa.
Pria itu, tinggi berseri dengan rambut keriwil menyambut kami dengan hangat. "Bienvenidos a Sevilla". Ditengahi cahaya redup senja mereka bercengkerama, menanti saatnya waktu maghrib tiba.
"Ah, disana kau rupanya" gadis biru berjalan meninggalkan teman-temannya. Perlahan kakinya melangkah kian cepat hingga ia berlari semakin jauh, semakin jauh. Terseok ia ditengah temaram Triana dan terjatuh diantara padang ilalang. "Dimana aku?". Matanya menatap jauh jembatan yang kian menghilang pandangan. Hampir menangis ia karena menghilang dari rombongan.
"No tengas miedo de la señorita, yo conduciré", tangan itu terulur... dan sebelum ia menggapainya, ia limbung lantas tak sadarkan diri, berhenti.
***
Ahh, ternyata khayalku berhenti di persimpangan jembatan..
Tapi betapa hebatnya jika saja jejak langkah kaki ini menyampaikan aku dan mereka, sahabatku fillah kesana.
Namun jika belum juga mengudara maka khayalku akan kurubah saja menjadi sepotong doa :
“Yaa Rabbi, memang hanya KAU yang mengetahui betapa keanehan rindu ini menyergap pembuluh darahku. Cintaku pada tanah para cendekia, para ulama. Betapa Medina Azzahra membayang di pelupuk mata, Alhambra di Granada, Mezquita di Córdoba dan menara Torre del Oro dan Giralda di Sevilla dan Reales Alcázares di Sevilla. Bentuk kubah hinggakan pahatan arsitekturnya kurasakan betul di urat nadi. Rasa itu tidak pernah berhenti, sebelum tanah basahnya kuhirupi.”
Tag :
Ave Ry and Friends,
Giveaway,
Nenek & Daun
By : Ave RyKisah ini saya dapatkan dari sebuah artikel di FP Facebook. Membacanya membuat mata berlinang... Merasa malu dengan selipan pongah yang terkadang bergelayut tanpa sadar. Semoga dengan membacanya membuat kita sadar..... Semoga bermanfaat!
***
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh.
Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid.
Ia lalu mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.
Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan yang ada sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ.
Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.
“Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu.
Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat:
pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;
kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.
Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya ini tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad saw....
Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah saw...
Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi saw..menjemput saya.
Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”
Kisah yang diceriterakan oleh seorang Kiai Madura, D. Zawawi Imran, ini bisa membuat bulu kuduk kita merinding.
Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus.
Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal di hadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur:
Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?
Wanita Tua inilah Sosok Bidadari Surga......
”Allahumma Shollii Alaa Sayyidina Muhammad wa ‘Alaa Aali Sayyidina Muhammad
Find Your Way To Say, “Alhamdulillah”
By : Ave Ry
Ada nggak diantara sobat yang pernah ngerasa, “Jadi dia enak ya” entah karena ‘si dia’ itu lebih dalam materinya, fisiknya, pendidikannya, keluarganya, dll. Kalau laki-laki nggak tau juga deh, since Gen-Q wanita, hehe. Nah, yang namanya wanita itu cenderung untuk ngerasain hal ini. Misalnya aja pengalaman Gen-Q dengan teman-teman. Dulu itu seriiing banget mengalami yang namanya kurang self confidence, penyebabnya? Selalu ngerasa kurang!
“Dia mah enak, keluarganya berasal dari keluarga berpendidikan tinggi, dia oke banget deh kerjanya di Bank Nasional udah gitu cantik lagi, dia kan dari kecil udah diajarin ini itu… aku?”. Teruus aja, daftarnya nggak selesai-selesai. Padahal udah banyak tau yang namanya diri itu nggak boleh kebanyakan mengeluh, “La Tahla!” tapi manusia itu cepat sekali lupanya…
Tapi beruntunglah jika dari kealpaan sobat bisa menemukan ‘jalan pulang’ yaitu kembali ingat.
Dan kejadian ahad kemarin itu adalah salah satu cara Allah SWT untuk mengembalikan Gen-Q dari kealpaan dari yang namanya bersyukur.
Seorang teman semasa SMA dulu sms “Ry ada acara nggak minggu, kalau nggak ada temenin yuk ada acara anak yatim” begitu bunyinya. Setelah menimbang prioritas acara, maka setelah Liqo pukul 12 siang pun Gen-Q akhirnya menyetujui datang dan sampai pukul 14-nya (jaraknya jauh juga ya). Mulai pukul 15 pun anak-anak yatim berdatangan ke Masjid di dekat Murobbi teman SMA itu. Subhanallah, giat ya, padahal acara baru mulai pukul 16.
Di acara itu dibagikan dari mulai sekotak snack, nasi box, sajadah dan nggak ketinggalan amplopnya. Dan taukah sobat? Semua biaya itu ditanggung oleh teman saya itu. Well, memang beliau bilang pernah bernazar pada Murobbi ingin buat acara dengan anak yatim. Saya pikir waktu itu biaya dibagi beberapa orang, secara untuk 40 paket itu kan lumayan juga. Dan setelah tau ternyata semua biaya berasal dari teman saya pikir, “Yah, dia kan kerja di Bank, wajar”.
Sebelum acara dimulai seharusnya teman saya memberikan kata sambutan, tapi beliau malu lantas minta diwakilkan Murobbi. Dan inilah saat yang membuat Gen-Q tersentak “Adik-adik… mari kita do’akan kak … agar lekas sembuh..” Lekas sembuh? Memang siapa yang sakit?. “Kita do’akan semoga kak … diangkat penyakitnya sama Allah, karena kak … sekarang ini menderita penyakit Kanker Payudara..”
Masya Allah, tidak dapat terbendung air mata saat mengaminkan do’a dari sang guru. Ternyata teman yang selama ini selalu terlihat sempurna di mata memiliki problemanya sendiri, dan beliau pun tak pernah bercerita tentang masalah satu ini. Gen-Q menjadi begitu malu, malu pada kedermawanannya, malu pada sikap tawakalnya, dan malu pada caranya berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Ya, cara itu dengan berbagi syukur beliau dengan memberikan sebagian rizqi yang Allah SWT berikan dengan jalan yang paling baik, yaitu menyantuni anak yatim.
“Fa bi ayyi ala I robbi kuma tukadzdziban..”, Ya, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Sekitar Masjid bergemuruh dengan lantunan surah Ar-Rahman, 40 anak yatim, bapak-bapak DKM, teman-teman dan entah berapa banyak malaikat yang turut mendo’akan. Semoga langkahmu selalu dalam keberkahan-Nya teman…
Sadar, dengan sesadar-sadarnya.
Tengoklah lagi, perhatikan, jika belum bertemu maka periksa ulang nikmat apa yang diberikan Allah SWT kepada kita yang ternyata tidak diberikan-Nya pada orang lain. Ternyata sungguh banyak, namun kita lebih banyak lagi lalai. Sobat, kesehatan adalah rizqi yang amat sangat besar, waktu luang pun merupakan rizqi yang tak akan kembali, begitu juga kefahaman dalam agama. Dan, kedamaian hati tanpa tuntutan hutang juga merupakan rizqi..
“Ada dua buah nikmat yang banyak orang tertipu oleh keduanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari )
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (HR Bukhari dan Muslim).
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal.” Dikatakan, “Apakah dijadikan beramal itu?” Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridla kepadanya.” (HR Ahmad dan Al Hakim dari Amru bin Al Hamq).
Dan jangan sobat anggap sebuah musibah adalah murka Allah, jika musibah diberikan pada mereka yang tha’at, justru itu merupakan kebaikan yang diberikan Allah SWT bagi mereka di dunia, untuk menggugurkan dosa, meningkatkan derajat.
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR Ahmad dan Bukhari dari Abu Hurairah).
Nah, bagi sobat yang masih lalai akan nikmat Allah, yuk kita kita cari sama-sama, cari cara untuk mengucapkan Alhamdulillah…
"Janganlah kalian lalai sehingga kamu melupakan kasih sayang (ar-rahman)." (HR Tirmidzi)
“Dia mah enak, keluarganya berasal dari keluarga berpendidikan tinggi, dia oke banget deh kerjanya di Bank Nasional udah gitu cantik lagi, dia kan dari kecil udah diajarin ini itu… aku?”. Teruus aja, daftarnya nggak selesai-selesai. Padahal udah banyak tau yang namanya diri itu nggak boleh kebanyakan mengeluh, “La Tahla!” tapi manusia itu cepat sekali lupanya…
Tapi beruntunglah jika dari kealpaan sobat bisa menemukan ‘jalan pulang’ yaitu kembali ingat.
Dan kejadian ahad kemarin itu adalah salah satu cara Allah SWT untuk mengembalikan Gen-Q dari kealpaan dari yang namanya bersyukur.
Seorang teman semasa SMA dulu sms “Ry ada acara nggak minggu, kalau nggak ada temenin yuk ada acara anak yatim” begitu bunyinya. Setelah menimbang prioritas acara, maka setelah Liqo pukul 12 siang pun Gen-Q akhirnya menyetujui datang dan sampai pukul 14-nya (jaraknya jauh juga ya). Mulai pukul 15 pun anak-anak yatim berdatangan ke Masjid di dekat Murobbi teman SMA itu. Subhanallah, giat ya, padahal acara baru mulai pukul 16.
Di acara itu dibagikan dari mulai sekotak snack, nasi box, sajadah dan nggak ketinggalan amplopnya. Dan taukah sobat? Semua biaya itu ditanggung oleh teman saya itu. Well, memang beliau bilang pernah bernazar pada Murobbi ingin buat acara dengan anak yatim. Saya pikir waktu itu biaya dibagi beberapa orang, secara untuk 40 paket itu kan lumayan juga. Dan setelah tau ternyata semua biaya berasal dari teman saya pikir, “Yah, dia kan kerja di Bank, wajar”.
Sebelum acara dimulai seharusnya teman saya memberikan kata sambutan, tapi beliau malu lantas minta diwakilkan Murobbi. Dan inilah saat yang membuat Gen-Q tersentak “Adik-adik… mari kita do’akan kak … agar lekas sembuh..” Lekas sembuh? Memang siapa yang sakit?. “Kita do’akan semoga kak … diangkat penyakitnya sama Allah, karena kak … sekarang ini menderita penyakit Kanker Payudara..”
Masya Allah, tidak dapat terbendung air mata saat mengaminkan do’a dari sang guru. Ternyata teman yang selama ini selalu terlihat sempurna di mata memiliki problemanya sendiri, dan beliau pun tak pernah bercerita tentang masalah satu ini. Gen-Q menjadi begitu malu, malu pada kedermawanannya, malu pada sikap tawakalnya, dan malu pada caranya berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Ya, cara itu dengan berbagi syukur beliau dengan memberikan sebagian rizqi yang Allah SWT berikan dengan jalan yang paling baik, yaitu menyantuni anak yatim.
“Fa bi ayyi ala I robbi kuma tukadzdziban..”, Ya, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Sekitar Masjid bergemuruh dengan lantunan surah Ar-Rahman, 40 anak yatim, bapak-bapak DKM, teman-teman dan entah berapa banyak malaikat yang turut mendo’akan. Semoga langkahmu selalu dalam keberkahan-Nya teman…
Sadar, dengan sesadar-sadarnya.
Tidaklah patut membandingkan kenikmatan yang diberikan Allah SWT pada seseorang dengan melupakan nikmat-Nya yang diberikan pada kita
Tengoklah lagi, perhatikan, jika belum bertemu maka periksa ulang nikmat apa yang diberikan Allah SWT kepada kita yang ternyata tidak diberikan-Nya pada orang lain. Ternyata sungguh banyak, namun kita lebih banyak lagi lalai. Sobat, kesehatan adalah rizqi yang amat sangat besar, waktu luang pun merupakan rizqi yang tak akan kembali, begitu juga kefahaman dalam agama. Dan, kedamaian hati tanpa tuntutan hutang juga merupakan rizqi..
“Ada dua buah nikmat yang banyak orang tertipu oleh keduanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari )
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (HR Bukhari dan Muslim).
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal.” Dikatakan, “Apakah dijadikan beramal itu?” Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridla kepadanya.” (HR Ahmad dan Al Hakim dari Amru bin Al Hamq).
Dan jangan sobat anggap sebuah musibah adalah murka Allah, jika musibah diberikan pada mereka yang tha’at, justru itu merupakan kebaikan yang diberikan Allah SWT bagi mereka di dunia, untuk menggugurkan dosa, meningkatkan derajat.
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR Ahmad dan Bukhari dari Abu Hurairah).
Nah, bagi sobat yang masih lalai akan nikmat Allah, yuk kita kita cari sama-sama, cari cara untuk mengucapkan Alhamdulillah…
"Janganlah kalian lalai sehingga kamu melupakan kasih sayang (ar-rahman)." (HR Tirmidzi)
Tag :
Pojok 'Ry'alita,
Renungan,