- Back to Home »
- Giveaway , Pojok 'Ry'alita »
- Ukhtuna, ana uhibbukum fillah..
Posted by : Ave Ry
“ Assalammu’alaikum ukh, kaifa haluky? “
“ Wa’alaikum salam, khair Alhamdulillah.
Anti kemana aja, udah 2 kali ana nggak liat anti di halaqah kita “
Aku menggeser sedikit tempat duduk untuk
mempersilahkan seorang gadis anggun yang mengenakan jilbab besar berwarna
hijau. Dalam senyum hatiku berkata ‘ngomong apa sih mereka nggak mudeng’,
bahasanya itu loh…
Biasanya aku tidak suka menguping
pembicaraan orang lain, masa bodoh saja. Tapi kali ini aku pertajam pendengaran
demi mendengar obrolan kedua gadis berjilbab besar disampingku. Agak risih
berdekatan dengan mereka. Bukannya risih dengan mereka, tapi aku mendadak risih
dan merasa tidak nyaman dengan jins ketat yang sekarang aku kenakan, baju
atasan yang walaupun longgar tapi pergelangan tanganku kerap terlihat. Belum
lagi jilbab ‘gaul’ yang kukenakan.
Pagi yang tiap kali menyapaku dibawah
atap Stasiun Kereta Api menuju tempat mata pencaharian memang selalu
menghadirkan adegan-adegan yang membuat setiap harinya terasa tidak mudah
terlupakan. Dalam diamku menunggu selalu kuperhatikan lalu lalang manusia yang
terlihat tanpa henti memadati stasiun ini. Bertemu dengan banyak orang,
mendengarkan sepintas percakapan, memperhatikan hingga tanpa sadar aku jadi
terbiasa menghapal karakter orang-orang ini mulai dari cara berpakaian mereka,
cara berbicara, hingga cara mereka menunggu datangnya kereta api sama
sepertiku.
Kedua gadis itu terus membayangi
langkahku menuju tujuan, bahkan aku beberapa kali melihat gadis-gadis seperti
mereka itu disekitar tempatku bekerja di dekat kampus IPB Dermaga. Berbagai
rasa bercampur baur, mulai dari iri, kagum, sampai aku pernah mengerutkan dahi
karena memikirkan ‘apa nggak ribet tuh pakai jilbab gede begitu, belum lagi
gerahnya minta ampun!’
***
“ Oh, ya? Boleh, saya memang sedang
mencari pengajian. Kapan? “
“ Sabtu ini, di Masjid Raya Bogor, jam
delapan. Nanti kalau Erry mau kita janjian disini aja “
“ Oke, sabtu ya jam delapan “
Aku ingat belum genap satu minggu aku
bertemu gadis berjilbab besar, tapi hari ini seorang gadis seperti mereka
bercakap-cakap dengan ramah dan mengajak untuk mengikuti kajian yang rutin
diadakan di Masjid Raya Bogor. Aku tidak tahu apakah ini keinginan atau do’a
yang terjawab atau tidak karena jauh sebelum inipun aku sangat ingin berkumpul
dengan mereka tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Teman-temanku saat ini tidak
tertarik kurasa jika aku membicarakan tentang dunia islam lebih dalam, makanya
keinginan seperti itu hanya mengendap saja jauh didasar sana.
***
“ Hari ini bertemu dengan dua orang
wanita sholehah yang masih muda-muda. Senang mendapat teman baru “
Status facebook di beranda yang baru
saja kubaca kontan membuatku nyengir sendiri.
‘dia belum tau kali gue ikut ngaji aja baru, pakai rok begini juga baru, hehe’.
Walau merasa kelewatan karena ke-Ge-eR-an sendiri tapi tetap senang rasanya
mendapat first impression yang diluar
dugaan itu. Wanita sholehah? Aamiin..
Aku belajar banyak dari si empunya akun Windi Sekenhom yang menulis status itu.
Imajinasinya luar biasa, sampai aku suka berkerut-kerut kalau mendengarnya
berujar. Kalau di rata-rata mungkin nilai confidence-nya itu Sembilan dari
sepuluh! Karakter manusia yang cenderung gampang down seperti aku ini memang payah! Tingkat kepercayaan diri yang
amat mengkhawatirkan, sampai seringkali ingin menenggelamkan diri didasar tanah
apabila berada di sekitar orang-orang yang tidak kukenal dengan baik. Perasaan
tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Itik buruk rupa yang bentuk juga
rupanya tidak mengundang selera.
“ Gue tau Lu bisa Ry, Lu bakalan jadi
blogger yang hebat. Jangan biarin rasa nggak pede Lu membuat Lu jadi down. Ayo
bangkit sahabat, Gue tau Lu bisa “
“ Gue juga pernah Ry punya perasaan
kayak gitu. Teman-teman gue semuanya udah jadi orang semuanya. Sedangkan gue
masih disini aja. Tapi terus gue mikir kalau kehidupan ini tujuan akhirnya
bukan itu Ry, tapi nanti di akhirat sana. Mau kemana kita, apa surga atau
neraka. Itu yang harus kita utamakan. Jangan ribut masalah dunia tapi kita
lalai sama cita-cita yang lebih utama bagi manusia, yaitu surga “
“ Percaya deh Ry, Allah itu punya
rencana bagi tiap-tiap hamba-Nya. Yang menurut kita bagus belum tentu bagus di
Mata Allah, begitu juga sebaliknya. Sama seperti Icha, kalau Icha sih maunya
nikah muda tapi apa boleh buat ternyata orang tua Icha melarang. Harus selesain
kuliah dulu, terus kerja, dll “
Windi, Rini, Icha.. Berteman dengan
mereka memberikan asupan vitamin yang sangat bermanfaat. Belum lagi Sisi
Marissa yang sudah membawaku ke berbagai tempat yang menumbuhkan semangat
ber-tholabul ‘ilmi.
***
“ Erry mau ikut liqo Cha. Cariin yah
tempatnya “
“ Tenang aja Ry, nanti Icha bilang sama murobbi
biar Erry bisa dapat liqo yang yang paling deket “
Satu tahun, tidak terasa dari percakapan
singkat di Stasiun Kereta Api, sekarang berubah entah berapa derajat dari mulai
penampilan sampai pandanganku terhadap sesuatu. Perlahan tapi pasti aku
mengulurkan jilbab, memperbaiki sikap dan menambah dosis santapan rohani.
Melihat, mendengar, memperhatikan,
menganalisa, memilah, menyimpulkan kemudian mencontoh. Hanya DIA Yang Maha
Mengetahui-lah betapa hati ini terpaut pada rumah-Nya dan manusia-manusia yang
memakmurkannya. Berada bersama mereka membuat kegelisahan dan kebingungan
menghilang, mengikis rasa keterpurukan dan ketidak-berhargaan.
Sisi, Windi, Icha, Rini, Isma, Weni,
Dolyna, Rima, Azira, masing-masing pribadi mereka adalah HERO bagiku. Sentuhan
kata-kata dan perbuatan mereka membantuku untuk membentuk diriku yang sekarang
ini.
***
“ .. Panggil aja Erry , “
“ Alhamdulillah, kita mendapatkan
saudara baru. Semoga bisa menjadi penyemangat buat antuna sekalian “
Tidak menyangka, aku ‘terdampar’ disini.
Disebuah rumah asri, mengikuti halaqah (perkumpulan) kecil yang di ikuti
wanita-wanita muda berjilbab besar. Masih tersenyum, teringat peristiwa yang
sudah berlalu hampir dua tahun lalu. Tidak ada perasaan minder sekarang, tidak
juga gelisah dan kebingungan.
“ Ukh, ahad nanti ikut ya ke Masjid
Istiqlal, rihlah.. “
Agak norak sih, dari lahir sampai
sekarang belum pernah ke Masjid terbesar se-Asia tenggara ini, padahal tempat
aku lahir dekat dengan Tugu Monas. Jadi ketika teman-temanku meledek aku
biarkan saja.
“ Mau nangis rasanya ukh.. Baca
bismillah dulu sebelum masuk lapaknya “
“ Haha, anti ini orang Jakarta tapi mainnya
ke Bogor terus sih.. “
“ Biarin lah, punya cita-cita Sholat di
Masjid Istiqlal udah tercapai, ntar Sholat Di Masjid Cordova terus terakhir
Sholat di Masjid Al-Haram “
“ Aamiin… “
Vita, Norma, Santi, Juju, Sari, Rena,
Widi, Hani, masing-masing pribadi mereka adalah HERO bagiku.
Sentuhan kata-kata dan perbuatan mereka membawa keceriaan dan penyemangat bagiku saat ini.
Sentuhan kata-kata dan perbuatan mereka membawa keceriaan dan penyemangat bagiku saat ini.
***
“ Assalammu’alaikum ukh, kaifa haluky? “
“ Wa’alaikum salam, khair Alhamdulillah.
Anti kemana aja ukh, dua pekan nggak ikut liqo “
Gadis muda dengan jilbab besarnya yang
melambai menepuk pundakku dari belakang.
Kupikir Allah membenciku, tapi ternyata
jalan-Nya memang agak berliku untuk menempatkanku di tengah-tengah manusia yang
berjuang untuk memperoleh keridhoan-Nya.
Ukhtuna, ana uhibbukum fillah..
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away
pantas kuping panazzz ada yang ngomongin. ^^ semangat perubahan menggapai ridha dan syurga Allah!!
BalasHapusSaya bantu menenarkan nama saudari., biar cepet-cepet... :p
BalasHapusSalam kenal ya ukhti... Blog nya cantik sekali. :)
BalasHapusTerima kasih partisipasinya, tercatat sebagai peserta Lovely Little Garden's First Five Away.
Salam ukhuwah ya ukhti...
sepertinya ceritanya tentang ummahat? hehe
BalasHapussekedar mampir dan absen, salam ukhuwah ^_^
Double Thumbs dah untuk suatu perubahan yang terkadang sulit untuk dilakukan...
BalasHapus:)
Iyyeeyy., udah terdaftar... Salam kenal balik mbak Niken & Keep Ukhuwah :)
BalasHapusSaya belum jadi ibu-ibu Kang Abbas... heu, Keep Ukhuwah ya khy :)
Sipp Zyi ^^
Saya bnr2 suka dnegan gaya penulisan cerita di atas. Bagus banget, Mbak. Sangat menginspirasi.
BalasHapusMaaf kalo salah mohon dikoreksi, bukannya seharusnya "ukhtunna, nahnu nuhibbukunna fiilllah" karna dzamir/kata ganti u/muannats itu kunna bukan kum
BalasHapusBisa jadi begitu kang Sugiantoro... maklum belajarnya juga baru jadi bahasa ala kadarnya (jadi malu kasih judul gede2 tapi salah, heu) udah terlanjur tapinya masuk ke daftar GA-nya mbak Niken. Insya Allah koreksian antum jadi koreksian untuk tulisan ini. Syukron katsir...
BalasHapusAlhamdulillah senior kang Irham, coba2 moga aja berhadiah ^^
indahnya ukhuwah :D
BalasHapus