- Back to Home »
- Ibadah »
- Sholat, Makna dan Manfaatnya
Posted by : Ave Ry
Secara bahasa Sholat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Kata Sholat itu sendiri dalam bahasa Arab, berasal dari kata "tselota" dalam bahasa Aram (Suriah) yaitu induk dari bahasa di Timur Tengah, penggunaan kata ini dikenal dalam bahasa Arab sebelum ia ditransfer kepada makna syar’i.
Firman Allah Taala,
“Dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka.” At-Taubah: 103
Firman Allah Taala,
“Dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka.” At-Taubah: 103
Wa sholli ‘alaihim, Inna sholaataka sakanullahum
Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dlm makna syariat, melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa.
Secara syariat, istilah shalat bermakna: Serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dg salam sbg sbuah ibadah ritual.
Dalam kitab Nashoih Dinniyah Habib Abdullah Alhaddad mengibaratkan shalat sebagaimana kepala pada manusia. Manusia mustahil dpt hidup tanpa kepala. Demikian halnya semua perbuatan baik manusia akan sia-sia jika tanpa disertai shalat. Shalat merupakan parameter diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia.
Rasul SAW bersabda, ‘Pertama yang diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya diterima, maka seluruh amal sholehnya diterima, namun jika shalatnya ditolak, maka seluruh amal solehnya ditolak pula.’
Sekarang kita saksikan orang-orang melaksanakan shalat namun hati mereka masih selalu tertuju pada urusan dunia, baik urusan jual beli maupun pekerjaan mereka. Akibatnya mereka lupa berapa rokaat yang telah mereka kerjakan, tidak mengetahui surat apa yang telah dibacakan imam.
Mereka sama sekali tidak menghayati bacaan Alfatihah dan ayat-ayat yang lain dalam shalat, mereka tidak menyadari bahwa mereka berdiri di depan Maha Penguasa dan sedang berdialog dengan Maha Pencipta. Urusan-urusan duniawi benar-benar telah menguasai hati manusia.
Orang yang memikirkan urusan dunia dalam shalat sama halnya dengan orang yang melumuri Al-Qur’an yang suci dengan khomer. Shalat yg seharusnya menjadi wadah yang suci telah mereka penuhi dengan kotoran-kotoran yang menjijikkan. Tanpa ada niat ikhlas yang merupakan ruh dari shalat, orang yang demikian diibaratkan oleh Imam Ghozali seperti seseorang yang menghadiahkan seonggok bangkai dengan kemasan rapi kepada seorang raja.
Tentunya perbuatan tersebut bukannya menyenangkan hati raja melainkan membuat dia marah dan murka karena dianggap telah melecehkan kehormatan dan kebesarannya.
Sesungguhnya shalat mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT yang tdk dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lain sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qurân dan as-Sunnah, diantaranya:
• Shalat sebagai pondasi agama Islam.
Suatu bangunan tidak akan berdiri dan tegak kecuali dg adanya pondasi yang kokoh. Kedudukan shalat mendapatkan tempat yg tinggi setelah mengucapkan syahadatain sebagaimana sabda Rasulullah Saw
“Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu: persaksian bahwa tiada Ilah yang berhak untuk diibadahi/disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaihi)
• Shalat adalah Induk ibadah dan keta’atan yang paling utama.
Hal ini dikarenakan banyaknya nash-nash dari al-Qurân yang memerintahkannya, menjaganya dengan melaksanakannya tepat waktu dan menunaikannya dengan baik sebagaimana firman Allah Subhânahu wa Ta’âla:
“Peliharalah segala shalatmu dan peliharalah shalat wustha dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” Al-Baqarah: 238
• Wasiat terakhir yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat adalah shalat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan berlaku baiklah terhadap budak-budak yang kamu miliki.” (HR. Abu Dawud)
• Shalat adalah mata air yang berisi kesucian dan ampunan Allah ‘Azza wa Jalla
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bagaimana pendapat kalian jika ada mata air yang mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian, lalu ia mandi lima kali setiap hari, apakah masih tersisa kotoran di tubuhnya ? Mereka menjawab; tentu saja tidak ada kotoran yang tersisa, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata; seperti itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” (Muttafaqun ‘alaihi)
• Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Qurt radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalannya dan jika buruk maka buruklah seluruh amalannya.” (HR. Thabraani)
• Shalat merupakan jaminan keamanan dari api neraka
Hal ini diriwayatkan dari Abu Zuhair ‘Ammarah bin Ruwaibah radhiyallahu ‘anhu ia berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan masuk neraka seorang yang mengerjakan shalat sebelum terbit dan tenggelam matahari, yakni shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar.” (HR. Muslim)
• Shalat merupakan jalan untuk memperoleh keberuntungan dan kemenangan yang besar dalam menjalankan kehidupan dan juga merupakan obat dari keluh kesah yang dirasakan manusia dan sebaik-baik sarana untuk mencapai ketenangan jiwa. Hal ini dapat dilihat setelah mengkaji ayat-ayat al-Qurân dan hadits-hadits rasul yang menjelaskan hal yang demikian diantaranya firman Allah Subhânahu wa Ta’âla:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mu’min (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” Al-Mu’minuun: 1-2
• Shalat adalah ibadah laksana pelita yg menerangi hidup seseorang. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat adalah pelita.” (HR. Muslim)
• Shalat sebagai salah satu sifat orang yang bertaqwa sebagaimana firman Allah Subhânahu wa Ta’âla:
“Alif laam miim. Kitab (al-Qurân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yg beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” Al-Baqarah: 1-3
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ Al-‘Ankabuut: 45
Bagi manusia-manusia yang telah mengerti hakikat dan keutamaan sholat maka mereka akan mengumpamakan sholat adalah koneksitas dari jiwa (An-nafs) kepada Sang Khaliq yang menciptakannya. Sholat adalah moment disaat ia bisa 'curhat', bertemu, bercengkrama, dan berdialog dengan Rabb yang telah menjadikannya. Ketika itu, segala beban hidup dan kenestapaan akan hilang seketika. Bagi para shalihin, bertemu Allah lewat shalat adalah saat yang paling dinantikan. Karena pada waktu itulah mereka bisa mencurahkan semua isi hati tentang rasa cemasnya dan risaunya diri tatkala kerinduan menghampiri dan bermi’raj menuju Allah.
Dalam melaksanakan kewajiban sholat lima waktu kita dapat menghadirkan beberapa makna dalam kehidupan sehari-hari diantaranya: mengajari kita bagaimana mengawali segala sesuatu dengan niat yang baik, hal ini bisa tercermin, sebelum memulai shalat kita harus mengawalinya dengan niat.
Dalam melaksanakan kewajiban sholat lima waktu kita dapat menghadirkan beberapa makna dalam kehidupan sehari-hari diantaranya: mengajari kita bagaimana mengawali segala sesuatu dengan niat yang baik, hal ini bisa tercermin, sebelum memulai shalat kita harus mengawalinya dengan niat.
Dengan gerakan sholat yang dinamis, diantaranya: dimulai dengan takbir (mengangkat kedua tangan), rukuk, I’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, dan diakhiri dengan salam. Diantara kesemua gerakan dalam sholat yang paling mengesankan adalah sujud, ini dikarenakan kebanyakan dari kita menganggap bahwa kepala merupakan sumber kemuliaan tapi ketika sujud, kepala dan kaki sama derajatnya. Bahkan setiap orang yang sama derajatnya ketika sholat ini mengandung hikmah. Bahwa dalam hidup kita harus tawadhu. Ketawadhuan adalah cerminan kesuksesan mengendalikan diri, mengenal Allah, dan mengenal hakikat hidupnya. Bila kita tawadhu (rendah hati) maka Allah akan mengangkat derajat kita. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda: “Sedekah tidak akan mengurangi harta (sebab Allah akan mengganti yang lebih banyak), setiap orang yang suka mengampuni (kesalahan teman), akan ditambah kemuliaannya oleh Allah. Dan seseorang bila bertawadhu, karena Allah akan diangkat derajatnya.” (H.R. Muslim).
Sholat mengajarkan kepada kita bagaimana hidup bersih, sehat, dan menjaga kesucian baik secara lahir maupun batin. Tidak akan pernah diterima shalat seseorang apabila tidak diawali dengan bersuci. Dalam As Syams: 9-10 Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan dirinya dan sesungguhnya sangat merugi orang yang mengotori dirinya”. Dengan kata lain, siapa yang shalatnya khusyuk maka ia akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya bisa selalu bersih.
Bahkan dalam tiap gerakan yang dilakukan dalam sholat kitapun terdapat manfaat, antara lain :
Takbiratul Ihram
Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) N kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Rukuk
Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot2 bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’tidal
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan ddlm perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Sujud
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ2 gerak kita.
Salam
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Beribadah secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar-dalam.
Jadi, jika sholat dilakukan secara benar sesuai tuntunan maka tidak ada lagi istilah sholat itu hanya sekadar 'nungging-nungging'. Maka dari itu diharapkan sebagai umat Muslim kita memahami juga apa yang terkandung didalamnya., dibutuhkan dari sekedar 'mengerjakan' tapi juga memahami lantas mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari karena itulah inti dari sholat yang sebenarnya.
Alangkah indahnya nasehat Umar Ibn Al Khatab ra, kepada para gubenurnya: “menurutku, urusan kalian yang paling penting ialah shalat. Siapa yang selalu menjaga dan memeliharanya berarti dia telah memelihara agamanya. Dan siapa yang mengabaikannya maka urusan yang lainnya pasti akan lebih dia abaikan“.