Archive for 2013-06-23
Listen To Me Please!
By : Ave Ry
Terkadang memang ada beberapa orang yang hanya butuh untuk didengarkan. Dia berbicara panjang lebar tentang ini itu. Dan jangan dipikir kalau orang tersebut tidak tahu kalau kita itu bukan pada kapasitasnya untuk mengerti hal yang disampaikannya. Yang ia butuhkan hanya ingin curhat, titik!
Seperti pagi ini, ada seorang bapak yang bercerita banyaaak sekali tentang permasalahan dinas yang dihadapinya. Carut-marut program kerja, komunikasi sepihak, masalah anggaran, ketidak berdayaannya menghadapi pejabat atasannya. Padahal kesemuanya itu berimplikasi pada tercapainya kegiatan-kegiatan untuk masyarakat dan kewibawaan pemerintah kotanya.
Melihat bapak ini dari dahulu Gen-Q sudah sangat bersimpatik. Beliau tipe seorang pekerja keras yang rendah hati. Tidak banyak ‘cincong’ kalau kata orang Betawi. Padahal untuk ukuran staff seperti beliau lebih suka perintah sana sini, serahkan sana serahkan sini. Tapi beliau ini lebih suka turun langsung ke lapangan. Mungkin bisa di ibaratkan ‘Umar Bakre’ dalam sebuah lagu milik Bang Iwan Fals.
Didalam Dinasnya sendiri beliau di abaikan karena program yang beliau paparkan itu memihak masyarakat dan itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dinasnya beralasan lebih banyak program lain yang lebih mendesak. Jadilah, program yang sudah tersusun dengan rapih menjadi terbengkalai. Dalam Forum Kemasyarakatan beliau malah di olok-olok karena hanya beliau yang mau-maunya mondar-mandir kesana kemari mengerjakan semua hal. Hahh,, sungguh… kalau sobat melihatnya akan sama perasaannya dengan yang Gen-Q rasa, kasihan…
Tapi kalau sobat menyangka ia mengeluhkan pekerjaannya itu pada semua orang, hmm, absolutely wrong karena bahkan dengan sesama jawatannya di Dinas pun beliau tidak suka ‘bercerita’, apatah lagi dengan para anggota Forum. Kemungkinan besar beliau begitu mempercayakan keluhannya itu untuk Gen-Q tampung adalah….. (apa ya, saya juga tidak tau) haha.
Ya sudahlah, mungkin dengan sedikit membagi beban seperti itu ada beberapa orang yang bisa sedikit lega. Walaupun saya sebagai pendengar tidak begitu mengerti bahasannya. Bahkan istilah-istilah yang digunakan saya cari tahu kemudian.
Kalau curahan hati para akhwat sih Gen-Q sering banget. And yess, mereka pun cukup meminta perhatian untuk sekadar di dengarkan. karena seringnya Gen-Q jadi tempat curahan hati (cieee) makanya jadi punya beberapa pengalaman. Bahkan sekarang sudah bisa mengkatagorikan tipe-tipe curhater :D
1. Curhater tipe A, orang yang curhat masalah-masalah sepele. Hal-hal tidak begitu penting juga dia ‘demen’ banget curhat. Orang dengan tipe ini agaknya termasuk tipe extrovert. Memang suka cerita! Dan dia tidak perduli kepada siapa dia cerita, ketemu orang bisa langsung curhat walau tidak kenal-kenal amat.
2. Curhater tipe B, orang yang curhat masalah-masalah pribadi. Terkadang ia akan curhat masalah kenapa dirinya begini, kenapa orang itu begitu yang kalau dipikir-pikir masalah itu bisa diselesaikannya sendiri tanpa curhat. Tapi ia suka saja berbagi hal pribadinya, terutama dengan orang-orang yang ia percaya atau ia nyaman duduk ngobrol dengannya. Tipe ini memang terkenal suka berbicara, tapi tidak semua ia percaya. Jadi mungkin saja ia bicara satu hal dengan orang lain tapi menutup masalahnya dan hanya akan membukanya pada orang-orang tertentu.
3. Curhater tipe C, orang yang curhat hanya kalau dia sedang punya masalah serius yang benar-benar serius. Tipe ini adalah orang yang tidak banyak cerita. Tapi sangat membutuhkan curhat untuk meringankan bebannya. Nah, tipe ini pun dibagi menjadi dua kelompok :
1) Tipe yang hanya butuh di dengarkan, kita tidak perlu repot-repot mencari solusi baginya Karena yang ia butuhkan hanya perhatian dari kita. Tapi, baiknya sesekali tanyakan atau tanggapi sesuai kapasitas.
2) Tipe yang butuh saran atau solusi, ketika orang ini sedang curhat selain kita dengan serius mendengarkan dan memperhatikan juga kita harus mencari jalan terbaik bagi masalahnya. Karena orang dengan tipe ini memang sedang membutuhkan jalan keluar. Dan ketika mereka sudah mempercayakan masalahnya pada kita berarti saran kita pun akan didengarkan (makanya jangan kasih saran asal)
Dari kedua tipe ini, mereka tidak sembarangan curhat kepada setiap orang. Tapi mereka akan curhat kepada orang-orang yang mereka percaya, atau ketika mereka merasa nyaman dengan orang yang akan diajak curhat.
Oya, dan satu saran Gen-Q bagi sobat yang kebetulan suka jadi ‘Kotak Curhat’, sobat harus pandai memilah bentuk curhatnya. Apakah ia membicarakan masalahnya atau membicarakan seseorang yang dikenalnya dan menceritakan aib seseorang itu yang tidak ada kepentingan atas hal itu karena yang ditakutkan adalah jatuh kepada ghibah (ngomongin orang lain). Dan kalau acara curhatan itu terlampau lama, sobat harus pandai ‘ngeles’ agar tidak terlalu berpanjang kalam. Dan kalau misalkan yang curhat itu lawan jenis maka sobat perlu menjaga hati, menjaga mata dan menjaga sikap! Netralkan perasaan sobat, jangan bertendensi apapun.
Seperti pagi ini, ada seorang bapak yang bercerita banyaaak sekali tentang permasalahan dinas yang dihadapinya. Carut-marut program kerja, komunikasi sepihak, masalah anggaran, ketidak berdayaannya menghadapi pejabat atasannya. Padahal kesemuanya itu berimplikasi pada tercapainya kegiatan-kegiatan untuk masyarakat dan kewibawaan pemerintah kotanya.
Melihat bapak ini dari dahulu Gen-Q sudah sangat bersimpatik. Beliau tipe seorang pekerja keras yang rendah hati. Tidak banyak ‘cincong’ kalau kata orang Betawi. Padahal untuk ukuran staff seperti beliau lebih suka perintah sana sini, serahkan sana serahkan sini. Tapi beliau ini lebih suka turun langsung ke lapangan. Mungkin bisa di ibaratkan ‘Umar Bakre’ dalam sebuah lagu milik Bang Iwan Fals.
Didalam Dinasnya sendiri beliau di abaikan karena program yang beliau paparkan itu memihak masyarakat dan itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dinasnya beralasan lebih banyak program lain yang lebih mendesak. Jadilah, program yang sudah tersusun dengan rapih menjadi terbengkalai. Dalam Forum Kemasyarakatan beliau malah di olok-olok karena hanya beliau yang mau-maunya mondar-mandir kesana kemari mengerjakan semua hal. Hahh,, sungguh… kalau sobat melihatnya akan sama perasaannya dengan yang Gen-Q rasa, kasihan…
Tapi kalau sobat menyangka ia mengeluhkan pekerjaannya itu pada semua orang, hmm, absolutely wrong karena bahkan dengan sesama jawatannya di Dinas pun beliau tidak suka ‘bercerita’, apatah lagi dengan para anggota Forum. Kemungkinan besar beliau begitu mempercayakan keluhannya itu untuk Gen-Q tampung adalah….. (apa ya, saya juga tidak tau) haha.
Ya sudahlah, mungkin dengan sedikit membagi beban seperti itu ada beberapa orang yang bisa sedikit lega. Walaupun saya sebagai pendengar tidak begitu mengerti bahasannya. Bahkan istilah-istilah yang digunakan saya cari tahu kemudian.
Kalau curahan hati para akhwat sih Gen-Q sering banget. And yess, mereka pun cukup meminta perhatian untuk sekadar di dengarkan. karena seringnya Gen-Q jadi tempat curahan hati (cieee) makanya jadi punya beberapa pengalaman. Bahkan sekarang sudah bisa mengkatagorikan tipe-tipe curhater :D
1. Curhater tipe A, orang yang curhat masalah-masalah sepele. Hal-hal tidak begitu penting juga dia ‘demen’ banget curhat. Orang dengan tipe ini agaknya termasuk tipe extrovert. Memang suka cerita! Dan dia tidak perduli kepada siapa dia cerita, ketemu orang bisa langsung curhat walau tidak kenal-kenal amat.
2. Curhater tipe B, orang yang curhat masalah-masalah pribadi. Terkadang ia akan curhat masalah kenapa dirinya begini, kenapa orang itu begitu yang kalau dipikir-pikir masalah itu bisa diselesaikannya sendiri tanpa curhat. Tapi ia suka saja berbagi hal pribadinya, terutama dengan orang-orang yang ia percaya atau ia nyaman duduk ngobrol dengannya. Tipe ini memang terkenal suka berbicara, tapi tidak semua ia percaya. Jadi mungkin saja ia bicara satu hal dengan orang lain tapi menutup masalahnya dan hanya akan membukanya pada orang-orang tertentu.
3. Curhater tipe C, orang yang curhat hanya kalau dia sedang punya masalah serius yang benar-benar serius. Tipe ini adalah orang yang tidak banyak cerita. Tapi sangat membutuhkan curhat untuk meringankan bebannya. Nah, tipe ini pun dibagi menjadi dua kelompok :
1) Tipe yang hanya butuh di dengarkan, kita tidak perlu repot-repot mencari solusi baginya Karena yang ia butuhkan hanya perhatian dari kita. Tapi, baiknya sesekali tanyakan atau tanggapi sesuai kapasitas.
2) Tipe yang butuh saran atau solusi, ketika orang ini sedang curhat selain kita dengan serius mendengarkan dan memperhatikan juga kita harus mencari jalan terbaik bagi masalahnya. Karena orang dengan tipe ini memang sedang membutuhkan jalan keluar. Dan ketika mereka sudah mempercayakan masalahnya pada kita berarti saran kita pun akan didengarkan (makanya jangan kasih saran asal)
Dari kedua tipe ini, mereka tidak sembarangan curhat kepada setiap orang. Tapi mereka akan curhat kepada orang-orang yang mereka percaya, atau ketika mereka merasa nyaman dengan orang yang akan diajak curhat.
Oya, dan satu saran Gen-Q bagi sobat yang kebetulan suka jadi ‘Kotak Curhat’, sobat harus pandai memilah bentuk curhatnya. Apakah ia membicarakan masalahnya atau membicarakan seseorang yang dikenalnya dan menceritakan aib seseorang itu yang tidak ada kepentingan atas hal itu karena yang ditakutkan adalah jatuh kepada ghibah (ngomongin orang lain). Dan kalau acara curhatan itu terlampau lama, sobat harus pandai ‘ngeles’ agar tidak terlalu berpanjang kalam. Dan kalau misalkan yang curhat itu lawan jenis maka sobat perlu menjaga hati, menjaga mata dan menjaga sikap! Netralkan perasaan sobat, jangan bertendensi apapun.
Tag :
Berbagi,
Pojok 'Ry'alita,