Archive for 2014

Berkah Dalam Musibah

By : Ave Ry
Pernah nggak sih sobat Gen-Q berpikir “Orang jahat itu kenapa hidupnya lama terus baik-baik aja, sedangkan orang baik itu lebih cepat mendahului dan banyak cobaannya”

Kalau Gen-Q pernah berpikir begitu. Ternyata, baru siang ini mendapat jawabannya. Tepatnya ketika mendengar untaian nasihat Ust. Abu Yahya Badrussalam. Beliau membawakan sebuah hadist dari Anas bin Malik r.a

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah membalasnya pada hari kiamat.” (HR At Tirmidzi dan Al Hakim)

Dalam tausyahnya, beliau memerinci tanda-tanda seorang hamba yang diinginkan Allah Subhana wa ta’Ala kebaikan baginya, yaitu :

1. Dibukanya pintu amal sebelum kematian menjelang.

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal.” Dikatakan, “Apakah dijadikan beramal itu?” Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridla kepadanya.” (HR Ahmad)

2. Dipercepat sanksinya di dunia.

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah membalasnya pada hari kiamat.” (HR At Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik)

3. Diberikan cobaan.

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR Ahmad dan Al Bukhari dari Abu Hurairah)

Cobaan pasti akan menerpa kehidupan mukmin, karena itu janji Allah:

“Sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.” (Baqarah : 155)

Cobaan itu untuk menggugurkan dosa dan mengangkat derajat.

“Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” (HR Ahmad)

4. Difaqihkan dalam agama.

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus terhadap Al Qur’an dan hadits berasal dari kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al Qur’an dan hadits dengan benar. Sebagaimana yang dikabarkan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kaum khawarij yang membaca Al Qur’an:

“Akan keluar suatu kaum dari umatku, mereka membaca Al Qur’an. Bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan Al Qur’an mereka, shalat dan puasa kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an dan menyangka bahwa Al Qur’an mendukung mereka padahal Al Qur’an tidak mendukung mereka.” (HR Muslim)

Itu semua akibat kedangkalan ilmu dan mengikuti hawa nafsu, sehingga mereka tidak diberikan pemahaman yang benar terhadap Al Qur’an dan hadits. Mereka mengira bahwa ayat Al Qur’am mendukung perbuatan mereka, padahal tidak demikian. Tentu yang memahaminya adalah orang-orang yang Allah faqihkan dalam agama dan selamatkan dari hawa nafsu.

5. Diberikan kesabaran.

“Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Kesabaran dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan. Badan tak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman tak akan hidup tanpa kesabaran. Untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya amat membutuhkan kesabaran. Karena Iblis dan balatentaranya tak pernah diam untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.

“Tidak ada yang diberikan (sifat-sifat yang terpuji ini) kecuali orang-orang yang sabar, dan tidak ada yang diberikannya kecuali orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushilat : 35)
So, bagi sobat yang saat ini tengah ditimpa musibah, jangan dulu mengeluh, La Tahla! Bisa jadi Allah sedang memberikan kebaikan yang banyak kepada kita dengan musibah tersebut, tapi dengan berbekal kesabaran yang baik dalam melaluinya tentu. Semoga dalam musibah yang tengah kita hadapi mendatangkan keberkahan Allah dalam kehidupan kita.
 
"Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang Engkau inginkan kebaikan padanya, beri kami kesabaran untuk menjalani perintahMu dan menjauhi laranganMu, beri kami kesabaran dalam menghadapi musibah yang menerpa, beri kami kefaqihan dalam agama dan bukakan untuk kami pintu amal shalih sebelum wafat kami"



Sumber : Ust. Abu Yahya Badrussalam, Lc (Rekaman Radio Rodja)




16 November

By : Ave Ry


"Bi ruh...bi dam...nafdika yaa al-Aqsha !
"Bi ruh...bi dam...nafdika yaa al-Aqsha !
"Bi ruh...bi dam...nafdika yaa al-Aqsha !

(Dengan jiwa dan darah, kami persembahkan untuk Aqsha !)

“Khaibar... Khaibar... Ya Yahud ! Jaisyu Muhammad Saufa Ya'ud...”

(Khaibar... Khaibar..ya yahudi..! Pasukan Muhammad PASTI akan kembali...)

Allahumma ‘a-izzal islama wal muslimina
Allahummanshur ikhwananal musliminal mujahidina fi filistin
Allahumma tsabbit imanahum wa anzilis-sakinata ‘ala qulubihim wa wahhid shufufahum
Allahumma ahlikil kafarata wal musyrikina Allahumma dammiril yahuda wa israila
Wa syattit syamlahum wa farriq jam’ahum, Allahummanshur ‘alal mujahidina a’daa-ana wa a’daa-addin

Birahmatika ya arhamar-rahimin wa shallallahu ‘alan-nabiy Muhammad

“Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin. Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina. Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka. Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin. Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka. Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama dengan RahmatMu, Wahai Yang Maha Pengasih. Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi Muhammad.”

Taqwa-Nya Tuh Disini, Didalam Hatiku

By : Ave Ry
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata: ”…taqwa itu disini, seraya menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali…” (HR. Muslim)
Apa yang dimaksudkan Rasulullah ialah taqwa itu tempatnya di lubuk hati, bukan di ujung lidah, sebab apa yang diucapkan oleh lidah belum tentu sama dengan apa yang bersemayam di hati.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim)

Ibnu Daqiq Al ‘id -rahimahullah- menjelaskan

Maknanya, amalan dhohir (yang tampak) belum tentu dapat menghasilkan ketaqwaan, namun ketaqwaan itu adalah apa yang terdapat di dalam hati dari pengagungan, khasy-yah (rasa takut yang disertai pengagungan), mendekatkan diri kepada Allah dan hati yang merasa diawasi Allah ta’ala yaitu dengan menyadari bahwa Allah melihat dan meliputi segala sesuatu. Dan makna melihat hati-hati kalian –wallahu a’lam- adalah melihat harapan dan persangkaan, dan hal itu semua dilakukan dengan hati.

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati” (HR. Bukhari)

Ibnu ‘Utsaimin -rahimahullah- mengatakan: “Taqwa kepada Allah ta’ala itu letaknya di hati, jika hatinya bertaqwa maka anggota badannya juga.”

Hadist ini bermaksud segala amal lahiriah manusia harus diliputi taqwa, bertempat di lubuk hati, seperti meninggikan syi’ar agama Allah, menyimpan perasaan takut kepada Allah, menjaga diri dari kemurkaan-Nya.

Kata taqwa mengandung pengertian yang berbeda-beda di kalangan ulama. Namun semuanya bermuara pada satu pengertian, yaitu seorang hamba melindungi dirinya dari kemurkaan Allah ‘Azza wa Jala dan juga siksa-Nya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang-Nya.

Al Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Asal taqwa adalah seorang hamba membuat pelindung yang dapat melindungi dirinya dari hal-hal yang ditakuti”.

Ketaqwaan seorang hamba kepada Rabbnya adalah dia melindungi dirinya dari hal-hal yang dia takuti, yang datang dari Allah berupa kemurkaan dan adzab-Nya, yaitu dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.

Hasan al-Bashri berkata,

“Sifat taqwa tetap melekat pada diri orang-orang yang bertaqwa selama mereka meninggalkan perkara-perkara yang halal karena mereka takut terjerumus kedalam perkara-perkara yang haram”

Termasuk Taqwa yang sempurna adalah melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan hal yang diharamkan dan syubhat. Dan kadangkala termasuk di dalamnya juga melakukan hal-hal yang mandub (sunnah) dan meninggalkan yang makruh (tidak disukai).

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, at taqwa adalah meninggalkan yang diinginkan oleh hawa nafsumu karena engkau takut (kepada Dzat yang engkau takuti).”

Sementara itu Ibnu Qayyim rahimahullah menyatakan,

“Hakikat Taqwa adalah menaati Allah atas dasar iman dan ihtisab, baik terhadap perkara yang diperintah ataupun yang dilarang. Maka, dia melakukan perintah itu karena imannya terhadap yang diperintahkan-Nya dan disertai dengan pembenaran terhadap janji-Nya, dan dengan imannya itu juga ia meninggalkan yang dilarang-Nya dan takut terhadap ancaman-Nya.”

Derajat ketaqwaan seseorang itu bertingkat tingkat. Ada yang sudah bisa sampai menjauhi hal – hal yang mubah karena takut syubhat, ada yang baru bisa sampai menjauhi hal – hal yang makruh. Yang paling rendah, menjauhi hal – hal yang haram, walaupun masih belum bisa menjauhi hal – hal yang makruh apalagi yang mubah. Maka bersyukurlah bagi yang telah mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari yang lain dan bersungguh-sungguhlah untuk terus menjaga taqwa hingga ajal menjemput dengan minta pertolongan kepada Allah ta’ala.

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (At Taghobun : 16)



Sumber :
1. Mahad IB.blogspot.com
2. Muslimah.or.id

Bersegera Dalam Kebaikan

By : Ave Ry

“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah)
Menangguhkan atau menahan hak seseorang setelah kewajiban dilaksanakan setelah berlalu waktunya walaupun sedikit termasuk bentuk kezhaliman. Termasuk didalamnya mempersulit jalan bagi pekerja untuk memperoleh haknya tersebut.

Terlebih lagi mereka mengemban tanggung jawab nafkah untuk keluarga dan diri mereka sendiri. Penangguhan itu tentu mengantarkan mereka kepada kelaparan, kesulitan, pinjaman dan utang. Sungguh ini merupakan kezhaliman yang besar. 

Maka hendaknya bagi orang-orang yang mempekerjakan mereka senantiasa mengingat hal itu dan membayangkan bila hal itu menimpa mereka. Jika hak mereka ditahan sementara mereka sangat membutuhkan, apa yang akan mereka lakukan? 

Hendaklah mereka takut akan doanya orang yang dizhalimi, karena tidak ada pembatas antara Allah dan doanya orang yang dizhalimi.

"Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang yang dizalimi sekalipun dia adalah orang kafir. Maka sesungguhnya tidak ada penghalang diantaranya untuk diterima oleh Allah." (HR Ahmad)

Sebagai ummat Rasulullah, hendaknya seorang Muslim memudahkan urusan Muslim lainnya. Dengan menyegerakan kebaikan bagi mereka, tidak dengan menunda atau mempersulitnya. 

Sebesar apakah keuntungan dengan tidak menyegerakan kebaikan? Jika ada, maka hal itu tidak sebanding dengan keuntungan yang akan diberikan Allah apabila ia menyegerakan kebaikan bagi saudaranya.

“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

Apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kita mampu berbuat sesuatu untuk menolong kesulitan orang lain, maka segeralah lakukan, segeralah beri pertolongan. Terlebih lagi bila orang itu telah memintanya kepada kita. Karena pertolongan yang kita berikan, akan sangat berarti bagi orang yang sedang kesulitan. Cobalah bayangkan, bagaimana rasanya apabila kita berada di posisi orang yang meminta pertolongan pada kita. Dan sungguh Allah sangat mencintai orang yang mau memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan menghapuskan kesulitan orang lain.

Pada suatu hari Rasululah ditanya oleh sahabat beliau : “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling dicintai oleh Allah ? Rasulullah menjawab : “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan ” ( HR Thabrani ). 

Apakah kita akan mengabaikan kesempatan berbuat amal kebaikan dan menghilangkan kesempatan menjadi hamba yang dicintai Allah karena keengganan kita membantu saudara semuslim yang sedang kesulitan? Apa yang membuat kita menjadi enggan memberikan pertolongan, bukankah semua, segala sesuatu yang kita miliki sebenarnya dari Allah, lalu mengapa saat Allah mengirimkan hamba-Nya yang kesulitan datang pada kita, kita berpaling dan tidak menghiraukan?

Kita harus ingat, bahwa kita ini berada dalam pengawasan Allah, jiwa, harta dan segala sesuatu yang kita miliki berada dalam genggaman-Nya. Sebaiknya kita selalu mengusahakan agar dalam hidup, kita tidak mengundang murka dan azab Allah.

”Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman di hari kiamat,” Wahai anak Adam, dulu Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku.” Manusia bertanya,” Tuhanku, bagaimana kami dapat menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?”

Tuhan menjawab,” Tidak tahukah engkau bahwa si fulan sakit, tetapi engkau tidak menjenguknya? Tidak tahukah engkau jika engkau menjenguknya, engkau pasti dapati Aku ada di sisinya.”

Tuhan berfirman lagi,” Wahai anak Adam, dulu Aku minta makan kepada engkau tetapi engkau tidak memberi Aku makan.”

Manusia bertanya,” Tuhanku, bagaimanakah aku dapat memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?”

Tuhan menjawab,” Tidak tahukah engkau bahwa hamba-Ku si fulan meminta makan kepadamu dan engkau tidak memberinya makan? Tidak tahukah engkau bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti dapati ganjarannya ada di sisi-Ku.”

Tuhan befirman,” Wahai anak Adam, dulu Aku minta minum kepadamu dan engkau tidak memberi-Ku minum.”

Manusia bertanya,” Tuhanku, bagaimanakah aku dapat memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta?”

Tuhan berfirman,” Hamba-Ku fulan meminta minum padamu dan engkau tidak memberinya minum. Apakah engkau tidak tahu bahwa seandainya engkau berikan ia minum engkau pasti dapati ganjarannya ada di sisi-Ku.” ( HR. Muslim)



Muslimah & Keindahan

By : Ave Ry
 Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan ( HR. Muslim)
Sesungguhnya Allah itu suka melihat nikmat yang Dia berikan kepada hamba-Nya (HR. Muslim)

Di dalam kitab as-Sunan disebutkan satu riwayat dari al-Ahwash al-Jusyami, ia berkata;

“Nabi pernah melihatku memakai pakaian lusuh, lantas beliau bertanya: ‘Bukankah kamu mempunyai harta?’ Aku menjawab: ‘Ya’. Beliau bertanya lagi: ‘Apakah jenis hartamu itu?’ Aku menjawab: ‘Dari jenis unta dan kambing’. Kemudian beliau bersabda: ‘Hendaklah nikmat dan kemulian-Nya kepadamu itu diperlihatkan’.” (HR. Tirmidzi)

Allah senang melihat wujud nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebab, memperlihatkan nikmat Allah merupakan salah satu keindahan yang dicintai-Nya dan sekaligus bentuk syukur hamba atas nikmat yang diberikan kepadanya.

Syukurnya hamba itu merupakan keindahan bathin. Dengan kata lain, Allah senang melihat keindahan lahir, yaitu wujud nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya, dan keindahan bathin berupa rasa syukur hamba kepada-Nya.

Oleh sebab kecintaan-Nya pada keindahan, Allah menurunkan pakaian dan perhiasan kepada para hamba-Nya untuk memperindah penampilan lahir mereka, serta pakaian taqwa untuk memperindah bathin mereka.

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Al-A’raaf : 26)

Seorang muslim ataupun muslimah yang berhias sesuai ketentuan Islam, maka sesungguhnya telah menegaskan jati dirinya sebagai mukmin ataupun muslim. Mereka telah menampilkan diri sebagai sosok pribadi yang bersahaja dan berwibawa sebagai cermin diri yang konsisten dalam berhias secara syar'i.

Di samping itu dengan dandannya yang telah mendapatkan jaminan halal secara hukum. Sehingga apa yang sudah dilakukan akan menjadi motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesamanya. Tidak menimbulkan keangkuhan dan kesombongan karena dandanan (hiasan) yang dikenakan, karena keangkuhan dan kesombongan merupakan perangkap syaithon yang harus dihindari.

Berhias secara Islami akan memberikan pengaruh positif dalam berbagai aspek kehidupan, karena berhias yang dilakukan diniatkan sebagai ibadah, maka segala aktivitas berhias yang dilakukan seorang muslim, akan menjadi jalan untuk mendapatkan barokah dan pahala dari al-Kholik. Namun sebaliknya apabila seseorang dalam berhias (berdandan) mengabaikan norma Islam maka segala hal yang dilakukan dalam berdandan, akan menjadi pendorong untuk melakukan kemaksiatan kemungkaran bahkan menjadi sarana memasuki perangkap syaithon yang menyesatkan.

Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan kewajiban pemeluknya untuk menjaga sopan santun dalam kaitannya dengan berhias ataupun berdandan, dengan cara menentukan bahan, bentukm ukuran dan batasan aurat baik bagi pria ataupun wanita.

Berhias merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan mengaktualisasikan dirinya menurut tuntutan perkembangan zaman. Nilai keindahan dan kekhasan dalam berhias menjadi tuntutan yang terus dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam kaitannya dengan kegiatan berhias atau berdandan, maka setiap manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan keinginan mengembangkan berbagai model menurut fungsi dan momentumnya, sehingga berhias dapat menyatakan identitas diri seseorang.

Dalam Islam diperintahkan untuk berhias yang baik, bagus, dan indah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam pengertian bahwa, perhiasan tersebut dapat memenuhi hajat tujuan berhias, yaitu mempercantik atau memperelok diri dengan dandanan yang baik dan indah. Terutama apabila kita akan melakukan ibadah shalat, maka seyogyanya perhiasan yang kita pakai itu haruslah yang baik, bersih dan indah (bukan berarti mewah), karena mewah itu sudah memasuki wilayah berlebihan.

"Hak anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan, minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf : 31)

Islam mengajak manusia untuk hidup secara wajar, berpakaian secara wajar, berhias secara lazim, jangan kurang dan jangan berlebihan. Karena itu setiap pribadi sepatutnya tidak menyombongkan diri, tidak angkuh, tetapi tetap sederhana dan penuh kebersahajaan sebagai wujud konsistensi terhadap ajaran Islam.


Sumber :
Fawaidul Fawaid, Ibnul Qayyim Al-Jauzziyah
Menjaga Akidah dan Akhlak, Roli Abdul Rahman - M. Khamzah


Antara Kau & Rizqi

By : Ave Ry

Dalam kitab Shahih Al Jami’ disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw yang berbunyi, "Sesungguhnya malaikat Jibril menghembuskan ke dalam hatiku bahwasanya jiwa hanya akan mati sampai tiba masanya dan memperoleh rizqinya, maka bertakwalah kepada Allah, carilah nafkah yang baik, jangan bermalas-malasan dalam mencari rizqi, terlebih mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan apa yang dicarinya kecuali dengan taat kepadaNya.” (HR. Imam Ibnu Majah)
Sahabat, Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan. Sebab, ia lah yang paling terindra dalam hayat kita di dunia.

Di antara makna rizqi adalah segala yang keluar masuk bagi diri dengan anugrah manfaat sejati. Nikmat adalah rasa yang terindra dari sifat maslahatnya. Kasur yang empuk dapat dibeli, tapi tidur yang nyenyak adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di alas Koran yang lusuh, dan bukan di ranjang kencana yang teduh. Hidangan yang mahal dapat di pesan, tetapi lezatnya makan adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di wadah daun pisang bersahaja, bukan di piring emas dan gelas berhias permata.

Atau bahkan, ada yang memandang seseorang tampak kaya raya, namun sebenarnya Allah telah mulai membatasi rizqinya.
Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh yang nyata. ( Huud : 6 )
Konsep ini, penjaminan rizqi tiap makhluq oleh Sang Khaliq yang banyak terluput dari manusia. Lupa bahwa ia dalam naungan Rabb Yang Maha Kaya, Pemilik Segala. Banyak manusia bersibuk dalam harta yang sudah dijaminkan untuknya namun ia menjemputnya dengan cara yang tidak di ridhoi Sang Pemberi. Dengan jalan korupsi, mencuri, menipu atau berlaku curang dan tidak jujur dalam perniagaannya. Dan yang lebih ironi adalah ketika perbuatan itu dilakukan oleh seorang Muslim yang ajaran Al-Qur’an telah pun ia pelajari. Diletakkan dimanakah iman itu ketika perbuatan nista ia lakukan?

Sahabat, sesungguhnya rizqi itu telah tertulis di langit dan diterakan kembali oleh malaikat ketika ruh kita ditiupkan kedalam janin ibunda. Dan telah pun tertulis, hendak diambil dari jalan manapun, hanya itulah yang menjadi jatah kita.

Maka dari itu, janganlah engkau kotori tanganmu dengan mengambilnya dari jalan yang haram. Bersabarlah, hingga ia datang kepada kita dengan jalan yang halal. Usah tergesa, Allah lebih mengetahui pada saat kapan ia lebih diperlukan. Tunggulah ia dengan ikhtiyar usaha dan tengadah doa.
Aku tahu, rizqiku takkan diambil orang, karenanya hatiku tenang. Aku tahu, amalku takkan dikerjakan orang, karenya kusibuk berjuang (Hasan Al-Bashri)

My Own Cartoon

By : Ave Ry


Memiliki karakter sendiri, maksudnya sebuah tampilan untuk kita sendiri pada sebuah gambar mungkin adalah keinginan kekanakan, Kekanakan yang bukan hanya ada pada diri anak-anak namun juga banyak orang dewasa. Dalam hal ini terkait dengan sebuah gambar kartun. Ada kesenangan tersendiri jika kita (Saya) menjadi karakter sebuah kartun apalagi kalau menjadi kartun superhero (imajinasi anak-anak). Tapi keahlian membuat sebuah gambar kartun itu tidak semua mampu melakukannya. Jadi hal yang paling simple dapat dilakukan adalah meminta untuk dibuatkan, like I did...

Namun menyenangi kartun dalam Islam akan mendapati masalah tersendiri, salah satunya adalah hukum membuat gambar. Setidaknya ada tiga golongan dalam hal ini, yaitu golongan yang mengharamkan sama sekali gambar, golongan yang membolehkan gambar dengan tujuan tertentu, dan golongan yang terlena dengan gambar tanpa memperhatikan syariat.

Ave Ry cenderung berada di tengah. Dengan mengambil pendapat Yusuf Qardhawi berikut ini :

Kalau lukisan seni itu berbentuk sesuatu yang disembah selain Allah, seperti gambar al-Masih bagi orang-orang Kristen atau sapi bagi orang-orang Hindu dan sebagainya, maka bagi si pelukisnya untuk tujuan-tujuan di atas, tidak lain dia adalah menyiarkan kekufuran dan kesesatan. Dalam hal ini berlakulah baginya ancaman Nabi yang begitu keras:


"Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya nanti di hari kiamat ialah orang-orang yang menggambar." (Riwayat Muslim)
Imam Thabari berkata: "Yang dimaksud dalam hadis ini, yaitu orang-orang yang menggambar sesuatu yang disembah selain Allah, sedangkan dia mengetahui dan sengaja. Orang yang berbuat demikian adalah kufur. Tetapi kalau tidak ada maksud seperti di atas, maka dia tergolong orang yang berdosa sebab menggambar saja."

Yang seperti ini ialah orang yang menggantungkan gambar-gambar tersebut untuk dikuduskan. Perbuatan seperti ini tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim, kecuali kalau agama Islam itu dibuang di belakang punggungnya.
Dan yang lebih mendekati persoalan ini ialah orang yang melukis sesuatu yang tidak biasa disembah, tetapi dengan maksud untuk menandingi ciptaan Allah. Yakni dia beranggapan, bahwa dia dapat membuat dan menciptakan jenis terbaru seperti ciptaan Allah. Orang yang melukis dengan tujuan seperti itu jelas telah keluar dari agama Tauhid. Terhadap orang ini berlakulah hadis Nabi yang mengatakan:

"Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya ialah orang-orang yang menandingi ciptaan Allah." (Riwayat Muslim)

Persoalan ini tergantung pada niat si pelukisnya itu sendiri.
Barangkali hadis ini dapat diperkuat dengan hadis yang mengatakan:
"Siapakah orang yang lebih berbuat zalim selain orang yang bekerja membuat seperti pembuatanku? Oleh karena itu cobalah mereka membuat biji atau zarrah." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Allah mengungkapkan firmanNya di sini dengan kata-kata "dzahaba yakhluqu kakhalqi" (dia bekerja untuk membuat seperti pembuatanku), ini menunjukkan adanya suatu kesengajaan untuk menandingi dan menentang kekhususan Allah dalam ciptaannya dan keindahannya.

Di samping itu tampaknya ada kemungkinan yang tampak pada hadis-hadis yang berkenaan dengan masalah gambar dan pelukisnya, yaitu bahwa Rasulullah s.a.w. memperkeras persoalan ini pada periode pertama dari kerasulannya, dimana waktu itu kaum muslimin baru saja meninggalkan syirik dan menyembah berhala serta mengagung-agungkan patung.


Tetapi setelah aqidah tauhid itu mendalam kedalam jiwa dan akar-akarnya telah menghunjam kedalam hati dan pikiran, maka beliau memberi perkenan (rukhshah) dalam hal gambar yang tidak berjasad, yang hanya sekedar ukiran dan lukisan. Kalau tidak begitu, niscaya beliau tidak suka adanya tabir/korden yang bergambar di dalam rumahnya; dan ia pun tidak akan memberikan perkecualian tentang lukisan dalam pakaian, termasuk juga dalam kertas dan dinding.

Memang dalam hal ini pendapat seseorang bergantung pada pengetahuan dan kecenderungan hatinya. Ave Ry sendiri telah menulis buku-buku yang didalamnya banyak berseliweran gambar-gambar kartun, salah satunya ada dalam buku kedua yang berjudul "Solusi Galau Dengan Keluarga" . Buku ini ditujukan kepada pembaca-pembaca remaja yang memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini menyenangi gambar-gambar kartun yang berwarna.

Dibubuhinya gambar-gambar tersebut bermaksud menarik hati para pembaca remaja, memudahkan pembaca remaja untuk menggunakan daya visualnya dalam berinteraksi didalam sebuah bacaan dan menggiring mereka untuk menghindari gambar kartun yang berlebihan diluar batas kepatutan norma agama seperti gambar kartun anime yang tidak berbusana layak atau bahkan gambar kartun hentai, naudzubillah...

Ini Guru Ngaji Saya, Tapi Saya Nggak Lulus-Lulus

By : Ave Ry
Ini guru ngaji saya, tapi saya nggak lulus-lulus”,

Kalimat ini sengaja Gen-Q jadikan Judul artikel karena kalimat serupa diucapkan berkali-kali oleh seorang tokoh yang sekarang ini sedang menjadi pembicaraan. Siapakah dia??? Eng ing eng… baca dulu lagi aja!

Kamis hari libur yang terjepit ini memang sudah direncanakan Gen-Q untuk mengikuti kajian di Menara Masjid Raya Bogor. Kajian yang rutin diadakan ini dulu sebelum kerja ‘kantoran’ ini sering Gen-Q ikuti, tapi apa daya sekarang hanya bisa datang pas bertepatan liburan.

Awal mengikuti sangat bersemangat karena memang sudah rindu untuk ‘diceramahi’ oleh Ustad yang jarang-jarang ada alias langka, Ustadnya ‘galak’!. Biasanya kan ustad-ustad Gen-Q itu pembawaannya lemah lembut.

Eh, tidak taunya Ustad kali ini malah bukan membahas kajian malah membicarakan Capres, capcus deh! Bla, bla, bla kenapa umat harus mendukung capres ini dan menjauhi capres itu, bla, bla, bla. Oke fix, udah tau juga! Hmm, pasalnya nih… kenapa agak berat dan malas untuk mendengarnya karena Gen-Q sudah antipati sama keduanya. Bahkan Gen-Q sampai marah-marah sama beberapa teman, “Kenapa sih kita berkoalisi dan mendukung ‘dia’? dua-duanya sama rata, nggak ada bagusnya!”

Ternyata jawabannya baru aja Gen-Q peroleh

“Kenapa sih saya dukung Prabowo? Kenapa tiba-tiba ustad Sambo dukung Prabowo? Jadi ada asbabun nuzulnya…” begitu pembukaan ustad mengawali kisah ‘ajaib’ beliau dengan sang tokoh.

“Jadi, singkat cerita ketika kerusuhan terjadi dimasa Orba, Prabowo dituding dalang dari peristiwa penculikan. Dan diisukan akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Habibie, ternyata sekarang Habibie meminta maaf pada Prabowo karena kenyataannya moncong meriam itu diarahkan keluar istana, bukan kedalam! Jadi sebetulnya Prabowo itu malah ingin melindungi istana dari para perusuh.”

“Tapi apa dikata, singkat cerita lagi akhirnya Prabowo pun hijrah ke Jordania. Dan disaat yang bersamaan ada orang arab yang mengundang saya untuk belajar disana (Jordania)”

Hmm, cerita kok lama-lama menarik ya? Lanjut ustad,

“Setelah saya sampai disana, ternyata saya ditelantarkan. Saya ditinggalkan diperkampungan gurun dimana tidak ada satupun orang Indonesia. Untung tiket saya pulang pergi, dan berbekal uang yang saya bawa. Disana saya ditumpangkan disalah satu gedung tempat mahasiswa yang sedang berlibur, kebetulan gedung itu berdekatan dengan masjid. Di masjid itulah saya bertemu dengan seorang Malaysia berdarah Bandung.”

Sebenarnya cerita ustad ini sangat panjang, tapi untuk men-singkat halaman, Gen-Q lompati saja ya!

“Akhirnya saya dikenalkan oleh Taufik Ridho yang sekarang menjadi Sekjen PKS, dirumah beliau saya numpang selama tiga bulan. Tapi kelamaan menumpang tidak enak juga rasanya, akhirnya saya bekerja sebagai office boy, jaga warnet. Disuruh ini itu, beli minuman, qahwa. Tidak lama berselang seorang teman di Bogor menghubungi nomor istri saya karena beliau ingat saya sedang di Jordan. Katanya, ‘antum datang sore ini ke hotel ini’. Dan jadilah saat itu saya datang ke hotel yang dimaksud”

“Disana sudah banyak orang, termasuk disana ada mas Prabowo, Edi Prabowo, Fadli Zon dan teman saya itu. Lalu teman saya itu bilang kepada Prabowo untuk belajar (Islam) karena nantinya akan berguna bagi ummat dan kebetulan ada teman saya, Ustad Sambo. Kemudian saya pun mengajar mas Prabowo, dari dulu sampai sekarang saya tetap manggilnya 'mas'. Sekali dalam seminggu, ngajinya sih baru iqro tapi semangat belajar beliau tinggi mengingat usia yang sudah tua. Mengaji hanya setengah jam, ngobrolnya dua jam. Dan itupun hanya berselang sekitar sepuluh bulan karena saya akan berhaji dan pulang ke Indonesia. Peristiwa itu sudah lama, sekitar lima belas tahun yang lalu"

"Ketika balik ke Indonesia ternyata kami dipertemukan kembali. Ternyata memang ada hikmahnya. Dipertemukan saat menjelang pilpres. Sekitar maghrib itu Taufik Ridho yang Sekjen PKS (Ini kenapa pas bilang PKS muka ustad menghadap Gen-Q? Udah ada stempel barangkali! haha, diulang-ulangnya pula) meminta saya untuk menghadiri deklarasi dukungan PKS untuk Prabowo-Hatta. Disana saya tidak kenal satupun, karena saya bukan orang PKS. Tapi disana Edi Prabowo melihat saya dan akhirnya saya diajak masuk ruang VIP tempat para petinggi PKS. Disana saya bertemu dengan Taufik Ridho dan diperkenalkan dengan Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, Hilmi. Taufik Ridho memperkenalkan saya bahwa saya adalah gurunya (spiritual) Prabowo kepada para petinggi itu"

"Tapi tidak lama, karena saat itu Prabowo sudah datang dan orang-orang mengantri salaman. Para petinggi itu sudah berada didepan sedangkan saya agak dibelakang. Tapi ketika mendekati barisan saya, saya agak menyela dan menyapa, 'apa kabar mas, masih ingat saya?', ternyata diluar dugaan sambutan beliau. (Seperti dikutip dalam situs hidayatullah.com berikut). Prabowo memeluk saya dan berkata kepada orang-orang, 'Ini Guru Ngaji Saya, Tapi Saya Nggak Lulus-Lulus'.

Yupz, kalimat itu berulang kali diucapkan Prabowo saat masih di Jordan sampai di Islamic Center Bekasi kemarin Sabtu (24/5/2014) pagi.

Taufik Ridho pun berpesan pada ustad agar mau mendampingi Prabowo, maksudnya memberikan nasihat-nasihat karena ustad juga berkata Prabowo itu tergantung teman, kalau temannya sholat ia sholat. Jadi baguslah, sekarang Prabowo berteman dengan orang-orang yang sholat. Keberatan dihati Gen-Q pun terobati

Rewind ke awal uraian sebelum ustad bercerita, "akhofu dhoruroin" yaitu sebuah konsep dalam ushul fiqih, memilih yang paling ringan mudharatnya. Saat ini kita dihadapkan pada dua keburukan dan ummat dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama mereka tidak sukai. Ada baiknya kita menyimak kesimpulan dari Ibnu Taimiyah di mana beliau pernah berkata,

لَيْسَ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْلَمُ الْخَيْرَ مِنْ الشَّرِّ وَإِنَّمَا الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْلَمُ خَيْرَ الْخَيْرَيْنِ وَشَرَّ الشَّرَّيْنِ

“Orang yang cerdas bukanlah orang yang tahu mana yang baik dari yang buruk. Akan tetapi, orang yg cerdas adalah orang yang tahu mana yang terbaik dari dua kebaikan dan mana yang lebih buruk dari dua keburukan."

Jadi ada pilihan yang sama buruk dan baiknya, namun beda kelas. Jadi ada yang baik dan ada yang lebih baik, juga ada yang buruk dan ada yang lebih buruk lagi. Syaikh As Sa’di melantunkan syair dalam pelajaran kaedah fikih beliau,

فإن تزاحم عدد المصالح
يقدم الأعلى من المصالح

Apabila bertabrakan beberapa maslahat
Maslahat yang lebih utama itulah yang lebih didahulukan

وَضِدُّ تَزَاحُمُ المفَاسِدِ
يُرْتَكَبُ الأَدْنَى مِنَ المفَاسِدِ

Lawannya, jika bertabakan dua mafsadat (kerusakan),
Pilihlah mafsadat yang paling ringan

Pujian Melenakan

By : Ave Ry
Suka banget dipuji? Hmm, kudu hati-hati loh! Karena pujian itu bisa membuat diri seseorang semakin ujub dan sombong. Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan manusia suka dipuji apalagi yang namanya wanita dan begitupula seorang muslimah sekalipun suka dengan pujian.

Padahal kalau kita mengikuti jejak para sahabat Nabi dulu dan orang-orang shalih setelahnya, mereka tidak suka dipuji karena takut rusaknya amal-amal mereka. ‘Abdullah bin ‘Alwi bin Muhammad  al-Haddad berkata di dalam kitabnya Risalatul Mu’awanah wal Muzhaharah wal Mu’azarah:

Jika seseorang memujimu sedangkan hatimu tidak menyukai pujian dan pujian itu memang ada pada dirimu, maka bacalah doa berikut:

"Segala puji bagi Allah yang menampakkan yang baik dan menutupi yang buruk"

Bahkan sahabat Rasul yang mulia Abu Bakar Ash-shidiq ketika dipuji berdoa:

Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka
 
Begitu pula disebutkan dalam kitab Hilyatul Awliya’ karya Abu Na’im Al Asbahaniy bahwa ketika seseorang dipuji di hadapannya, hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca do’a di atas.

Para sahabat nabi dan orang-orang shalih setelahnya tidak suka akan pujian. Karena mereka khawatir amalan mereka jadi terhapus karena selalu mengharap pujian.

Ringkasnya, do’a di atas telah menjadi amalan para salaf sebagai suri tauladan yang baik bagi kita dalam beramal.

“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya” (HR. Muslim no. 2985).

Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).

Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,

“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq 11: 304).

Ujub juga tidak merealisasikan ‘iyyaka nasta’in’ (Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan). Karena ia merasa dirinya-lah yang berbuat. Ditambah ujub pun dapat merusak amalan kebaikan. Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata,

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga. Yang beramal kebaikan tersebut, ia malah merasa ujub (bangga dengan amalnya), lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia masuk neraka. Ada pula yang beramal kejelekan, namun ia senantiasa takut dan ia iringi dengan taubat, itulah yang membuatnya masuk surga.” (Majmu’ Al Fatawa, 10: 294)
Ya Allah, bersihkanlah diri kami dari sifat tidak ikhlas dan merasa takjub pada diri sendiri. Jadikanlah kami lebih baik daripada yang mereka nilai dan janganlah siksa kami karena pujian mereka.

Sumber :
Rumaysho


Solusi Galau Dengan Keluarga

By : Ave Ry
Keluarga... Sobat blogger jika mendengar kata ini terpikir apa? Kebanyakan pastinya akan menjawab Nuclear Family atau Keluarga Inti yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang individu, dari mulai lahir sampai proses perkembangan jasmani dan rohani. Keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidup seseorang apalagi ketika masa-masa remaja.

Nah, nah.. here we go! Bukunya Gen-Q yang kedua udah terbit lagi Alhamdulillah. Sebenarnya sih sudah lumayan lama tapi baru sempat di review-nya sekarang. FYIO, Buku Solusi Galau Dengan Keluarga ini adalah edisi kedua dari sebelumnya yang berjudul Solusi Galau Dengan 'Si Dia'.  Berarti tinggal tiga seri lagi nih, hmm, way to go....

Sudah tau kan ya, kalau buku berseri ini adalah kumpulan Solusi Galau buat para remaja. Jadi baik bahasa dan tampilannya dibuat semeriah mungkin, Full Color dan Catchy. Dalam buku kedua ini akan dipaparkan tuh apa aja yang menjadi kegalauan seorang remaja dengan keluarganya, karena remaja selalu merasa unik dan berbeda dengan orang lain.

Hal ini yang menyebabkan remaja merasa tidak ada seorang pun yang bisa memahami dirinya termasuk orangtua. Ketidaktahuan orangtua akan perubahan pada masa remaja sering menyebabkan konflik di antara remaja dan orangtua Ada banyak hal yang bisa jadi pemicu konflik antara seorang remaja dengan orangtuanya, misal, terlambat pulang kerumah atau model pakaian yang kurang sopan.



Sudah jadi semacam tren kayaknya akhir-akhir ini, remaja ngeluh soal keluarganya Yang ortunya sibuklah, yang galaklah, yang cueklah atau ada ortunya yang bercerai... Trus adik yang banyak ulah, kakak yang bossy. Pokoknya banyak banget keluhannya. Kalah deh daftar struk belanjaan bulanan mah.. Pertanda apa coba?

Emang nggak dipungkiri, remaja yang suka mengeluhkan keluarganya mendapati figur ortu, kakak, adik yang menurut mereka nggak sesuai sama mereka. Still, yang dijadikan tolak ukur adalah remaja itu sendiri. Malah nggak jarang kita menganggap keluarga sebagai musuh akibat perlakuan mereka yang kurang menyenangkan pada kita.

Para remaja seringkali mengalami persoalan dengan orangtua. Biasanya mereka menganggap orangtua itu sok tau, kolot dan mau menang sendiri. Padahal sebenarnya persoalan yang terjadi adalah kurangnya saling memahami satu sama lain. Maklumlah, zamannya orangtua dengan kita sekarang beda banget! So, salah satu solusi dari buku ini adalah bersahabat dengan orangtua kita.

Bersahabat dengan ortu, kenapa tidak?! Banyak manfaatnya kok, sob. Kemungkinan mimpi hidup kita akan lebih sempurna karena mendapat dukungan mereka. So, yuk mari mulai menjalin hubungan yang serasi dengan ortu kita!

Ortu juga punya keunikan sama halnya dengan kita. Ada yang begini, ada yang begitu. Pun kalau kita udah bisa mendefinisikan seperti apa sih ortu kita, teteup aja kita dihadapkan tingkatan seberapa besar perilaku mereka terhadap kita. Kalau boleh milih tentunya kita bakalan memilih ortu yang perfek bijaksana dan nggak pelit ya?! Hehe. Tapi hidup kan nggak menurut kemauan kita sob. So, karena kita nggak bisa milih mana yang jadi ortu kita lebih baik kita menerima dengan lapang yang seluas-luasnya. Kenali mereka, dengan begitu kita bisa sedikit-sedikit tau bagaimana cara menghadapinya.

Dalam sebuah kitab Nasoih Diniyah karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, dkatakan bahwa berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturahim dan kekerabatan, berbuat baik kepada keluarga, tetangga, teman, serta seluruh orang Islam, semua itu termasuk  perintah Allah dan anjuran haq yang perlu diperhatikan.
“Dan orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah untuk kami isteri-isteri dan anak keturunan kami yang menjadi Qurrota a’yun (penyejuk mata) kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”
Al-Furqan : 75



*Tambahan*
Judul Buku   :  Solusi Galau Dengan Keluarga
Penulis          :  Ave Ry
Penerbit        :  Zikrul Remaja
Tebal             :  64 Halaman
Tersedia di    : GRAMEDIA, GUNUNG AGUNG, WALISONGO, AL-AMIN
Wilayah        : JaBoTaBek

Untuk pemesanan dalam jumlah besar bisa menghubungi :
(021) 4754428, 475243, 70740274

GL ODOJ

By : Ave Ry

Ahad, tanggal 4 May 2014 Ave Ry berkesempatan menghadiri GRAND LAUNCH ODOJ. Hayo, sobat blogger ada yang tau kah apa itu ODOJ? Bagi yang belum tahu, Ave Ry kasih tau deh... ODOJ itu singkatan dari One Day One Juz. Singkatnya, ODOJ itu adalah gerakan membaca Al-Qur'an satu hari sebanyak 1 juz, sekitar 10 lembar halaman sob! 

Hmm, berat nggak tuh segitu? Kan banyak kerjaan? Ada triknya loh, agar kegiatan ODOJ ini tidak memberatkan yaitu dengan jalan membaca setiap habis sholat fardhu 2 lembar. Nah, sholat fardhu kan ada 5 tuh! Shubuh : 2, Zhuhur : 2, Ashar : 2, Maghrib : 2 dan Isya : 2., jadi nggak berat kan... Udah gitu kalau sobat ikut komunitas ODOJ sobat bisa punya motivasi lebih. Kok bisa? Jadi gini, jika kamu sudah bergabung dengan ODOJ maka sobat akan punya grup atau kelompok yang masing-masing terdiri dari 30 orang. Satu orang 1 juz, kalau ada 30 orang maka dalam 1 grup akan menyelesaikan khataman Al-Qur'an setiap hari! Wah, Subhanallah kan...

Eh, sebenarnya nggak mau membahas ODOJ-nya nih, tapi Grand Launch-nya. Acara sumpah keren abis! Bayangin aja... Dalam satu masjid bergema ayat-ayat Al-Qur'an dari TIGA PULUH RIBU manusia yang serentak membaca Al-Qur'an. Sampai merinding.... Suara-suara terdengar persis seperti lebah yang berdengung.

Setelah acara pembacaan selesai, dilanjut dengan testimoni dari para artis yanng juga bergabung dengan komunitas ODOJ (Hayo, sobat blogger jangan mau ketinggalan donk). Siapa aja tuh yang datang? Wuih buanyak! Ada Dude Herlino & Allysa Subandono, ada Teuku Wisnu, Baim Wong, Dini Aminarti, Umi Pipik, ada Oki Setiana Dewi juga. Sayangnya kedapatan tempat di bagian paling atas jadi nggak bisa foto-foto. Padahal datang jam 9.30 loh, tapi udah meluber gitu yang datang.


Baru setelah sholat zhuhur baru Ave Ry and Friends akhirnya dapat tempat di ruang utama (itu juga nyempil). Di acara yang live di TV One ini, dihadiri juga Ust. Yusuf Mansur, Nazarudin Umar dan Amir Faishol. Dan tau nggak sih... ODOJ dapat rekor dunia! Apaahh... iya sob, tadinya acara GL ODOJ ini akan mendapatkan piagam rekor dari MURI yang diwakili oleh Jaya Suprana. Tapi beliau mengatakan bahwan GL ODOJ ini tidak pantas mendapatkan piagam rekor Indonesia, tapi lebih pantas mendapatkan piagam rekor dunia.

Ini dia nih moment-nya saat penyampaian piagam rekor MURI untuk GL ODOJ

Serempak para hadirin meneriakan "Allahu Akbar.."


Tapi sebenarnya ada yang lebih membuat 'wow' nih... tadi tuh ditempat wudhu temannya Ave Ry menemukan sesuatu! Ada buku kecil, atau buku saku kali ya... 'Mimbar Jum'at Istiqlal' No. 791/XVI/14. Temanya "Persatuan Dalam Keberagaman Kunci Kekuatan dan Kemenangan". Eh, eh.. sobat tau nggak... masa jreng.. jreng... di belakangnya ada Iklan Buku SOLUSI GALAU-nya Ave Ry!

Waaa, baru tau ternyata bukunya di iklanin di Mimbar Jum'at-nya Masjid Istiqlal! Jadi terharu, mwuhuhu...


Ini dia nih, penampakannya....


Pulang hati dengan senang, dapat ilmu, dapat semangat, dan dapat makan siang gratis, hihi

Sebelum pulang Ust. Yusuf Mansur memandu para hadirin untuk bersama-sama berdoa, doa yang membuat mata para pecinta Al-Qur'an berkaca-kaca,

Allahummar hamna bil Quran
waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah
Allahumma dzakkirna minhu maa nasiina
wa ’allimna minhumaa jahiilna
warzuqna tilaawatahu
aana al laili wa athrofannahar
waj’alhu lana hujjatan
Yaaa rabbal ‘alamiin...

Doa Khatam Al-Qur'an yang dibaca ketika kita telah menyelesaikan bacaan Al-Qur'an kita. Hmm, jadi semakin termotivasi!  Ingin menjadi dan menjadikan sebuah era yang didalamnya bertebaran Generasi Qur'ani, Generasi Rabbani... Allahumma Aamiin

Ya Allah kasih sayangilah aku, dengan sebab AlQuran ini
Dan jadikanlah AlQuran ini sebagai pemimpin,
Sebagai cahaya, sebagai petunjuk dan sebagai rahmat bagiku

Ya Allah ingatkanlah aku apa-apa yang aku lupa dalam AlQuran
yang telah Kau jelaskan

Dan ajarilah apa-apa yang aku belum mengetahui
Dan karuniakanlah aku Selalu sempat membaca AlQuran pada malam dan siang hari
Dan jadikanlah AlQuran ini sebagai hujjah bagiku


Pengaruh Pikiran Pada Perilaku

By : Ave Ry
Waspadai pikiranmu, ia akan menjadi kata...
Waspadai kata-katamu, ia akan menjadi tindakan...
Waspadai tindakanmu, ia akan menjadi kebiasaan...
Waspadai kebiasaanmu, ia akan menjadi karakter...
Waspadai karaktermu, ia akan menjadi takdirmu...
Kamu adalah Apa Yang Kamu Pikirkan...
Sigmund Freud, yang dalam dunia psikologi dikenal sebagai Bapak Psikoanalis mengatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipengaruhi oleh Pikiran Bawah Sadarnya. Kekuatan pikiran bawah sadar mempengaruhi sebesar 88% dari tindakan kita, sedangkan kekuatan pikiran sadar hanya berpengaruh sebesar 12%.

Pikiran adalah getaran kuat yang dapat membuat badan kita sehat atau sakit. Pikiran negatif dapat menyebabkan kita sakit dan terus membuat sakit. Sedangkan pikiran positif dapat menyembuhkan dan merubah kehidupan kita. Konsep-konsep ini datangnya bukan dari dunia metode sains yang melenceng. Namun berdasarkan fakta, terdapat sebuah badan riset ilmu pengetahuan yang sangat hebat untuk mendukung prinsip-prinsip ini.

Lebih dari 25 tahun, ilmuwan dari Laboratorium PEAR Universitas Princeton telah mendemontrasikan kekuatan hubungan antara keinginan manusia dengan perilaku mesin. Mereka menunjukkan bahwa individu yang tidak terlatih dapat mempengaruhi hasil akhir dari alat penghasil nomor acak pada mesin mekanik dan elektronik, hanya dengan mengarahkan pikiran pada nomor-nomor yang harus keluar.

Pikiran dan perasaan mempengaruhi kita. Mereka dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita: kesehatan, hubungan interaksi, bahkan keuangan. Apa yang paling sering kita temukan dalam pekerjaan kita adalah dampak dari pikiran dan perasaan terhadap kesehatan. Pikiran negatif dan perasaan yang tidak terekspresi dapat menghambat energi, yang menjadi pusat bagi penyakit.


Dalam The Book of Healing , Ibnu Sina atau yang dalam dunia barat disebut Avicenna membahas pikiran, keberadaannya , pikiran dan hubungannya dengan tubuh , sensasi , persepsi , dll. Beliau menulis bahwa pada tingkat yang paling umum , pengaruh pikiran pada tubuh dapat dilihat pada gerakan sukarela , tubuh mematuhi setiap kali pikiran ingin menggerakkan tubuhnya. Beliau lebih lanjut menulis bahwa tingkat kedua pengaruh pikiran pada tubuh dari emosi dan kemauan . Sebagai contoh , ia menyatakan bahwa jika papan kayu ditempatkan sebagai jembatan di atas jurang , seseorang hampir tidak bisa merayap di atasnya tanpa jatuh jika orang tersebut hanya menggambarkan dirinya terjatuh.

Beliau juga menulis bahwa emosi negatif yang kuat dapat memiliki efek negatif pada fungsi vegetatif individu dan bahkan dapat menyebabkan kematian dalam beberapa kasus . Dia juga membahas hypnosis ( al Wahm al - Amil ) , yang menyatakan bahwa seseorang dapat menciptakan kondisi orang lain sehingga ia menerima realitas hipnosis .

Ibnu Sina juga yang pertama kali membagi persepsi manusia menjadi lima indera eksternal ( indra klasik pendengaran , penglihatan, penciuman , rasa dan sentuhan dikenal sejak jaman dahulu ) dan lima indera internal. Lima indera internal yang beliau temukan itu adalah: sensus communis ( pusat semua indera ) yang mengintegrasikan data indera ke dalam persepsi ; fakultas imajinatif yang melestarikan gambar persepsi ; rasa imajinasi yang bertindak atas gambar-gambar ini dengan menggabungkan dan memisahkan mereka , menjabat sebagai pusat dari kecerdasan praktis; Wahm ( naluri ) yang memandang kualitas ( seperti baik dan buruk , cinta dan benci , dll) dan membentuk dasar dari karakter seseorang apakah dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh alasan ; dan niat ( ma'ni ) yang melestarikan semua gagasan ini dalam memori .

Ibnu Sina juga memberikan penjelasan psikologis untuk penyakit somatik tertentu , dan ia selalu menghubungkan penyakit fisik dan psikologis bersama-sama . Beliau menggambarkan melankoli ( depresi ) sebagai jenis gangguan mood di mana orang tersebut dapat menjadi curiga dan mengembangkan beberapa jenis fobia . Beliau menyatakan bahwa kemarahan dapat bertransisi menjadi melancholia dan menjelaskan bahwa kelembaban di dalam kepala dapat berkontribusi untuk gangguan mood .

Beliau mengakui bahwa hal ini terjadi ketika jumlah napas berubah : kebahagiaan meningkatkan napas , yang menyebabkan peningkatan kelembaban di dalam otak , tetapi jika kelembaban ini melampaui batas-batasnya , otak akan kehilangan kontrol atas rasionalitas dan menyebabkan gangguan mental. Beliau juga menulis tentang gejala dan pengobatan untuk mimpi buruk , epilepsi , dan memori yang lemah .

Ibnu Sina sangat percaya bahwa pikiran manusia dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Ia bahkan pernah berpesan pada murid-muridnya, “jangan pernah katakan kepada pasien kalau penyakit mereka tidak bisa diobati. Karena sesungguhnya sugesti kalian juga adalah obat bagi pasien”.

Ukhuwah Dalam Warna

By : Ave Ry

Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
(Brother)

Duh, duh... Tiap kali mendengar lagu milik Brother ini disenandungkan, Ave Ry tidak pernah bisa menahan senyum. Sebuah syair tentang Ukhuwah, persahabatan yang menjemput persaudaraan hingga waktu tak terkatakan.

Tidak terhitung banyaknya kajian yang membahas tentang Ukhuwah. Maka dari itu Ave Ry ingin berbagi tentang ukhuwah yang penuh warna, dimana dalam jalinannya terdiri dari warna-warna khas. Warna yang mencerminkan karakter seseorang. Karena tentunya yang disebut ukhuwah itu terdiri lebih dari satu orang yang asal-usulnya pun beragam.

Sobat, dalam ukhuwah kita akan mendapati banyak sekali perbedaan. Perbedaan fisik, perbedaan budaya sampai perbedaan pemikiran. Lalu bagaimana kita mensikapinya? Ya tentu saja dengan jalan saling kenal mengenal, seperti ayat dibawah ini;

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal....." (QS  Al Hujuraat : 13)

Karena dalam perkenalan akan menumbuhkan pemahaman lalu terciptalah persaudaraan yang erat dengan dikokohkan oleh saling tolong-menolong. Perbedaan-perbedaan itu selayaknya warna-warni. Salim A. Fillah dalam bukunya “Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim” mengatakan;

Tentang warna-warni itu? Ya, Islam tidak menghapus karakter-karakter khas pribadi pemeluknya yang tidak bertentangan dengan ‘aqidah. Islam justru membingkainya menjadi kemuliaan karakter yang masing-masing berkontribusi dalam peradaban yang menyejarah.

Indah bukan? Islam sama sekali tidak menafikan perbedaan 'warna', bahkan membingkainya menjadi satu keselarasan warna yang diikat kedalam satu ikatan kokoh, Ukhuwah Islamiyah. Karena masing-masing warna tentu memiliki keunikan tersendiri yang dengannya masing-masing dari kita akan saling melengkapi.

Warna-warni yang memiliki makna... Nah, sobat kira-kira berada dalam warna apa? Check yuk!

Merah, sang berani. Pemimpin diantara yang lainnya. Karakter yang terwakili biasanya tegas, keras, berani dan tak pantang menyerah. Sering kali terlihat egois dan mau menang sendiri tapi tetap bisa bijaksana dalam menyikapi keadaan..

Jingga, si lembut. Selalu berusaha untuk menenangkan. Kalem dan pemalu. Jingga selalu terlihat menyenangkan dan mendamaikan. Tipe yang gampang “dibodohi” karena kepolosannya..

Kuning, sang pencerah suasana. Lincah, tak kenal henti dalam bergerak. Selalu berusaha riang dimana pun dan kapan pun berada. Terkadang menyilaukan tapi selalu ditunggu kehadirannya. Sering kali memusingkan orang lain karena perilakunya yang terlalu ribet..

Hijau, si teduh. Damai dan dapat membuat suasana menjadi hidup. Selalu peduli sesama dan sangat peka. Mementingkan orang lain dari pada kepentingan dirinya sendiri. Sang penengah suasana. Terkadang lupa akan kebutuhan dirinya sendiri..

Biru, yang tenang namun mendalam. Tempat sejuk, sesejuk langit ketika memandangnya. Tempat yang cocok jika kau ingin didengarkan. Selalu terbuka untuk menerima orang lain. Terkesan menutup diri karena tidak bisa mengungkapkan segala sesuatu yang dirasanya..

Ungu, si kompleks. Perpaduan antara biru dengan merah. Di satu sisi punya keberanian tapi terkadang lemah dalam mempertahankan pendapatnya. Sang kompetitif sejati. Selalu bisa hidup dimana pun ia berada..

Pernah lihat pelangi kan.... Warna-warni pantulan cahaya itu menjadi terlihat indah karena sejajar. Begitu pula dalam ukhuwah kita, tidak akan sedap dipandang jika terdapat warna yang mendominasi. Justru karena masing-masing memiliki keunikan tersendiri perbedaan warna itu terlihat indah. Jika kita menikmatinya dan membuatnya menjadi bagian dalam hidup kita. Saling mengerti tentang kondisi teman–teman dan saudara–saudari kita adalah hal yang wajib untuk kita lakukan jika kita ingin menjadi pelangi. Maka biarlah warna–warni itu tetap hadir dengan kekhasannya.Membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang memandangnya.

Teruntuk sahabat-sahabatku, yang mengajarkan arti ukhuwah bukan melalui teks buku

Ukhtuna, Ana Uhibbukum Fillah!

"Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam" (HR. Bukhari & Muslim)

Solusi Galau Dengan 'Si Dia'

By : Ave Ry
Ehem, ehem, mau buat pengumuman sedikit. Setelah melewati berbagai rintangan yang berliku-liku, jalan yang terjal dan adrenalin yang terpacu, akhirnya Gen-Q setelah berlalu lama waktu telah berhasil menerbitkan sebuah buku!

Finaly! Fiuuhh, anak pertama Gen-Q ini berjudul “Solusi Galau dengan Si Dia”. Yupz, buku ini bergenre serial motivasi, panduan remaja tentang bagaimana cara atau solusi jitu jika berhadapan dengan yang namanya ‘virus merah jambu’. Dalam buku pertama ini menceritakan tokoh Gadis dan Gagas yang merepresentasikan remaja dalam menghadapi berbagai masalah dengan ‘si dia’. Sedangkan A.K.A merepresentasikan seorang kakak yang bijak. Menasihati kedua adik kelasnya ini. Tapi dengan cara yang friendly dan sedikit jail! Sehingga tidak berkesan menggurui.
Tahu kan, remaja sekarang ini kalau dilanda galau sukaaa banget sama yang namanya curhat entah ke teman, saudara, atau malah yang sering curhatnya ke media sosial. Dan secara remaja gaul, jadilah wall beranda isinya update status semua. Dan ‘nyastra’ banget sob curhatannya, sukanya pakai majas gitu kalau nge-tweet atau update status tentang ke-galau-annya (musti salute nggak ya?). contohnya nih,

“Tau kah kamu? satu hari itu 24 jam dan 80% dari waktu itu aku gunakan untuk memikirkan kamu, tapi kamu nggak pernah tau itu”
“Pacaran sama kulkas aja kalau ujung-ujungnya sikapnya dingin banget...”
“Gila diatur-atur mulu. Pacaran sama orang apa rambu lalu-lintas?”
Terus, gimana solusinya? Nah, dalam buku ini dikasih tau sob, bagaimana cara mengatasi kasus-kasus yang sering menimpa remaja ini. Kalau sobat ada yang punya adik, sepupu, keponakan remaja yang tengah dilanda galau dengan ‘si dia, hmm buku ini pas banget! 

Karena buku ini targetnya remaja, makanya bahasa yang ada di buku ini dibuat se-gaul mungkin. Disisipi dengan komik-komik lucu dan ilustrasi yang keren banget! Ini bukan karena Gen-Q yang nulis bukunya loh, hoho. Tapi memang buku ini digarap dengan perfectly cool sama penerbit Zikrul. 
 Oya, tambahan lagi nih. Gen-Q mau kasih sebuah puisi yang ada dalam buku ini, karyanya Sayyid Qutbh, semoga aja makin menambah penasaran ^_^

 "Bila Aku Jatuh Cinta"

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yangmelabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu,

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-MU,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasih-mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku
pada cinta hakiki  dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

( Sayyid Qutbh )


- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -