Archive for 2014-10-19
Antara Kau & Rizqi
By : Ave RyDalam kitab Shahih Al Jami’ disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw yang berbunyi, "Sesungguhnya malaikat Jibril menghembuskan ke dalam hatiku bahwasanya jiwa hanya akan mati sampai tiba masanya dan memperoleh rizqinya, maka bertakwalah kepada Allah, carilah nafkah yang baik, jangan bermalas-malasan dalam mencari rizqi, terlebih mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan apa yang dicarinya kecuali dengan taat kepadaNya.” (HR. Imam Ibnu Majah)
Sahabat, Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan. Sebab, ia lah yang paling terindra dalam hayat kita di dunia.
Di antara makna rizqi adalah segala yang keluar masuk bagi diri dengan anugrah manfaat sejati. Nikmat adalah rasa yang terindra dari sifat maslahatnya. Kasur yang empuk dapat dibeli, tapi tidur yang nyenyak adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di alas Koran yang lusuh, dan bukan di ranjang kencana yang teduh. Hidangan yang mahal dapat di pesan, tetapi lezatnya makan adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di wadah daun pisang bersahaja, bukan di piring emas dan gelas berhias permata.
Atau bahkan, ada yang memandang seseorang tampak kaya raya, namun sebenarnya Allah telah mulai membatasi rizqinya.
Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh yang nyata. ( Huud : 6 )
Konsep ini, penjaminan rizqi tiap makhluq oleh Sang Khaliq yang banyak terluput dari manusia. Lupa bahwa ia dalam naungan Rabb Yang Maha Kaya, Pemilik Segala. Banyak manusia bersibuk dalam harta yang sudah dijaminkan untuknya namun ia menjemputnya dengan cara yang tidak di ridhoi Sang Pemberi. Dengan jalan korupsi, mencuri, menipu atau berlaku curang dan tidak jujur dalam perniagaannya. Dan yang lebih ironi adalah ketika perbuatan itu dilakukan oleh seorang Muslim yang ajaran Al-Qur’an telah pun ia pelajari. Diletakkan dimanakah iman itu ketika perbuatan nista ia lakukan?
Sahabat, sesungguhnya rizqi itu telah tertulis di langit dan diterakan kembali oleh malaikat ketika ruh kita ditiupkan kedalam janin ibunda. Dan telah pun tertulis, hendak diambil dari jalan manapun, hanya itulah yang menjadi jatah kita.
Maka dari itu, janganlah engkau kotori tanganmu dengan mengambilnya dari jalan yang haram. Bersabarlah, hingga ia datang kepada kita dengan jalan yang halal. Usah tergesa, Allah lebih mengetahui pada saat kapan ia lebih diperlukan. Tunggulah ia dengan ikhtiyar usaha dan tengadah doa.
Aku tahu, rizqiku takkan diambil orang, karenanya hatiku tenang. Aku tahu, amalku takkan dikerjakan orang, karenya kusibuk berjuang (Hasan Al-Bashri)