Archive for 2012

Secangkir Kopi Yang Membuat Heboh...

By : Ave Ry
Pagi ini tidak terlalu sama seperti biasa, bawaan malas dimulai sejak kaki melangkah menuju tempat bekerja. ‘hawanya’ panas, penat ditambah angkutan umum yang merepotkan hingga harus berjalan beberapa meter menuju perkampungan dikarenakan perbaikan jalan belum juga terselesaikan. Belum-belum sudah tersugesti “ hari ini sepertinya tidak akan menyenangkan “.

Disaat-saat kritis seperti itu Britney Spears bersuara “ Notice me… “, di layar ponsel tertera new sms --> “Kala malas menerpa, bayangkan jutaan orang di sana menginginkan apa yang sekarang kita miliki… Pekerjaan yang layak, fasilitas yang tersedia, teman-teman terbaik yang kita punya.. Lantas pantaskah kita berdiam dan hanya bermalas-malasan belaka? Tidakkah kita ingin mengubah keadaan sehingga mereka bisa menikmati apa yang kita rasakan? BANGUN! BERGERAK! SEMANGAT!”

Oops, I did it again! ( Hari ini temanya Britney Spears (^_^)/ ., ). Eh, bukan salah… Oops, kok si pengirim pesan tau ya kalau saya sedang malas tingkat tinggi.  Lagi ‘ Futur ‘ ? Nggak juga. Lagi ‘ Galau ‘ ? Alhamdulillah juga nggak. Lagi butuh challenge baru, ya, tantangan yang membuat semangat kembali menggebu. Rutinitas yang itu-itu saja terkadang membosankan, membuat kreatifitas seseorang menjadi tumpul! Maka diawali dengan Bismillah, saya melangkahkan kaki menuju Rumah-Nya untuk ‘ Laporan Pagi ‘ dengan sebuah do’a tersirat agar DIA menumbuhkan benih-benih semangat baru di hati yang terancam keruh.

Beginilah, pukul 08.30 pun kantor masih sepi. Entah apa yang mereka lakukan di bawah sana, di kantin kah? Lapangan kah? Smoking Room kah? Yang jelas hanya ada Koran baru tersaji yang menyapa saya di lobby. Hmmm., mau buat apa kita…? (^,^)/

Celingak-celinguk… Eh, ada White Coffee tuh di meja. Kemungkinan kemarin ‘ ibu-ibu arisan ‘ tidak menghabiskan semua jatah persediaan kopi di ruangan kami. Dari kemarin setiap ditawarkan saya selalu menggeleng, “ katakan TIDAK untuk korupsi! “ ( ini jadi seperti promo partai anu (^.^)/ ., ). Tapi yang ini mah bukan korupsi, memang kami diberi jatah mengopi ( asyik lohh.. ).

Dibuka sachetnya, dituang air panas kedalam cangkir lalu diaduk… Yupz! Is that simple..

Pekerjaan sudah diselesaikan dari kemarin, kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi… jadi saat ini saya boleh bermalas-malasan., hoho. Hmmm, ternyata menyenangkan juga menghirup kopi, menyeruputnya sedikit demi sedikit sambil mencoba mengingat kembali pesan-pesan Sayd Quthb : jangan buang waktu melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Gunakan sebanyak-banyak kesempatan untuk mengkaji Al Qur’an. Baca, tadabbur, amalkan! Keberkahan akan hadir bila seorang hamba selalu dekat dengan mushafnya.

Oke, oke… siap laksanakan! Dimulai dari menyelesaikan bacaan tafsir Az Zumar yang belum terselesaikan kemarin sore. Sambil berpikir “ Kira-kira apa hukumnya kalau membaca Tafsir Al Qur’an sambil minum kopi? “

“ Teh, Bu Bettynya ada? Saya mau menyerahkan Renja.. “

“ Bu Betty sedang keluar bu.. “

“ Kalau teh Riska ada? “

“ Teh Riska kayaknya masih di kantin bu “

“ Kalau bu Yuli? “

“ Masih dibawah semua bu, belum pada naik “

“ Yah, saya mau menyerahkan Renja… masa saya harus balik lagi. “

( Kasihan juga melihat wajah si teteh yang memelas, memahami bahwa jarak antara gedung Balaikota dan Bappeda tuh lumayan. Dari Balaikota lantai 5 turun, jalan beberapa meter menuju gedung Bappeda, sampai disana harus naik pula ke lantai 3. Sampai di tempat ternyata manusia belum tersedia kecuali saya )

Tapi apa boleh buat, saya tidak berani menerima amanah yang bukan wewenang saya untuk menerimanya. Dengan senyum tulus saya katakan,

“ Maaf teh, lebih baik nanti teteh balik lagi aja kesini agak siangan. “

Dengan langkah lemas si teteh berjalan menjauhi meja saya dan mendekati pintu untuk keluar, tapi sebelum keluar si teteh masih sempat berkata,

“ Hmmm, harum amat ini baunya. Bau kopi, enak kayaknya… “

Saya : uhuk, uhuk..!!

Menjelang pukul 09.30 satu per satu manusia-manusia berdatangan

“ Eh, bau kopi nih! Siapa yang ngopi ya? Harum amat baunya… “

Saya : uhuk, uhuk..!!

“ was wes wos… eleh eleh, wangi amat iye teh kopi… white coffee nya? Saha atuh? “

“ Iya, saya juga dari tadi nyariin siapa yang ngopi, baunya harum gini “

Saya : uhuk, uhuk..!!

( hadeuuh., ini tenggorokan menjadi gatal. Dikira TBC bisa-bisa nih ).

Dalam hati, “ Segitunya apa?! Perasaan kemarin mereka itu beramai-ramai ngopi biasa aja, nggak ada yang teriak-teriak wangi kopi. Tapi saya sekali-kalinya ngopi jadi heboh begini karena harumnya tersebar kemana-mana. Sumpah deh, nggak saya semprotin pewangi kok kedalam ruangan!

Dengan mindik-mindik saya berusaha menghabiskan kopi agar tidak menjadi bahan perbincangan lagi, kebetulan cangkir saya ‘umpetin’ dibelakang Cpu. Hasrat yang tinggi untuk segera menghabiskan kopi membuat saya tidak menghiraukan senyum Pak Haji. Ampuuun, deh. Sampai di teliti begitu sambil matanya semangat banget mengitari meja dan sampailah pada Cpu. Jackpot! Yupz, disitulah sumbernya. Pak Haji tersenyum makin lebar…

Saya : uhuk, uhuk..!!

Akhirnya tanpa ba bi bu saya buru-buru langsung menenggak habis kopi yang masih tersisa banyak.

“ Uhuk, uhuk, uhuk, uhuk, uhuk..!! “

Masya ALLAH... Saking bersemangatnya sampai lupa kalau kopi itu ternyata masih lumayan panas. Menyemburlah bertetes-tetes air kopi hingga menyebabkan waktu menjadi beku. Semua orang mendadak frozen. Tidak bergerak, bersuara, bahkan berkedip pun tidak. Mereka semua menoleh kearah saya yang tidak hanya dipenuhi tetes-tetes air kopi tapi juga plus, plus air mata dan air hidung…

Hari yang paling tidak menyenangkan sepanjang masa…

Islam Is The Only Way

By : Ave Ry
Kita sering mendengar nama Islam disebut. Banyak pula yang mengaku memeluk agama Islam. Namun ketika ditanya, “Apa arti agama Islam?” mungkin banyak orang tak bisa menjawabnya. Bahkan mungkin juga seorang yang punya latar belakang akademik duniawi yang tinggi (mahasiswa, dosen, guru, dst) kesulitan utk memaparkan hal ini. Kenapa? Karena kebanyakan dari kita tak mau serius mempelajari agama kita.

Definisi agama Islam yang mulia ini, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama adalah

الإِسْلَامُ هُوَ إِسْتِسْلَامُ لِلَّهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَالْإِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِرْكِ وَأَهْلِهِ

“ Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk kepada-Nya dgn ketaatan & berlepas diri dari kesyirikan & pelakunya. ”

Kita perjelas satu persatu definisi tersebut.

1.      AL ISTISLAMU LILLAHI BIT TAUHID

Berserah diri kepada Allah dengan cara hanya beribadah kepada-Nya & tidak kepada selain-Nya. Artinya kita benar-benar melakukan peribadatan & segala bentuk penghambaan hanya kepada Allah Ta’ala.

“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak & tak pula diperanakkan & tak ada seorangpun yang setara dgn Dia.” Al-Ikhlas : 1-4)

2.      WAL INQIYAADU LAHU BIT TOO’AH

Tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan pada segala perintah-Nya. Artinya, seorang muslim menundukkan segala bentuk ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah Allah SWT & Rasul-Nya. Mungkin kita tak sadar, bahwa selama ini kita belum taat kepada Allah SWT & Rasulullah  sebagaimana yang diperintahkan oleh syari’at. Bahkan kita terjatuh pada perilaku orang-orang jahiliyyah yang lebih  mengedepankan ketaatan kepada tetua yang jika ditelusuri ternyata tak mengajarkan hal-hal yang sesuai dengan syari’at-Nya.

“ Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? “ Al- Maaidah : 104

3.      WAL BAROOATU MINASYIRKI WA AHLIHI

Berlepas diri dari syirik & pelakunya. Jika seseorang berserah diri hanya kepada Allah Ta’ala & tak kepada yang lain, maka ia akan berlepas diri dari kesyirikan & pelakunya. Karena sungguh sia-sialah seluruh amalan seorang muslim jika ia melakukan kesyirikan.

“…Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” Al- An’am : 88

Islam merupakan kebenaran mutlak yang datang dari Allah SWT Tidak ada kebenaran selain Islam, tak ada agama lain yang benar selain Islam. Maka siapa yang menginginkan agama selain Islam berarti dia memilih kebatilan & menjadi orang yang tak beruntung/rugi.

Keyakinan bahwa Islam  satu-satunya Agama Yang Benar  adalah termasuk perkara yang bersifat qath’I,  tsawabit dan badihiy /pasti, tetap dan jelas (minal umuridl-dloruriyah fid din).

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya sejak nabi Adam , Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada nabi penutup Muhammad saw, sebagai hidayat  dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan materiil dan spirituil duniawi dan ukhrawi.

Antara Islam sebagai agama samawi terakhir dan agama wahyu sebelumnya  jelas mempunyai hubungan yang erat karena keberadaannya merupakan mata rantai terakhir agama Allah

Kebenaran-kebenaran fundamental dan nilai-nilai hidup yang bersifat universal yang pernah diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu  dikukuhkan dan dilestarikan. Sementara beberapa aturan yang merupakan realisasi dan nilai-nilai universal disesuaikan dengan perkembangan hidup ini.

Dalam Al-Qur'an, Allah telah menegaskan sendiri tentang kebenaran Islam sebagai agama bagi seluruh umat manusia

 “Apakah selain agama Allah yang mereka cari, padahal hanya kepada-Nya tunduk siapapun yang ada di langit-langit dan di bumi baik karena taat maupun terpaksa. Dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan. “Ali Imran : 83

Ayat di atas menjelaskan bahwa agama yang benar adalah agama yang datang dari Allah SWT.

 “Sungguh agama yang diridlai di sisi Allah adalah agama Islam” Ali Imran:19

Barangsiapa yang mencari agama lain selain Islam maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong orang-orang yang merugi. Ali Imran ; 15    

Secara garis besar, ajaran Islam mencakup 4 aspek, yaitu:

1.      AQIDAH, yaitu aspek keyakinan atau keimanan kepada perkara-perkara yang dijelaskan  dalam rukun Iman. Aqidah adalah merupakan fundasi ajaran Islam yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya, terperinci dan monoteistis. Ajaran intinya adalah mengesakan Tuhan (tauhid). Oleh karena itu, ajaran aqidah Islam yang tauhidi sangat menentang segala bentuk kemusyrikan.

2.      IBADAH, yaitu aturan-aturan tentang tata cara hubungan manusia dengan Allah atau segala cara dan upacara pengabdian yang bersifat ritual yang telah diperintahkan dan diatur cara-cara pelaksanaannya dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi. Seperti, shalat, puasa, haji, dan lain-lain.

3.      AKHLAK, yaitu aturan tentang perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara perilaku yang terpuji dan tercela,  antara yang salah dan yang benar, antara yang patut dan yang tidak patut (sopan); dan antara yang baik dan yang buruk. Sifat ajaran akhlak Islam adalah universal, eternal, dan absolut, dan akhlak yang benar menurut Islam adalah akhlak yang dilandasi dengan iman yang benar.

4.      MU'AMALAH, yaitu aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan atau kebutuhan hidupnya, baik yang primer maupun yang sekunder. Contohnya, ialah berdagang, perkawinan; termasuk masalah hukum pidana dan hukum tata negara.  (Zaky Mubarok, dkk: 78-80)

Penegasan Allah SWT dalam Al-Qur'an yang mengatakan bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai satu-satunya agama yang benar ajarannya dapat dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagi berikut:

1)      Islam sebagai agama yang jelas asal usulnya, yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.

2)      Islam dibawa oleh seorang Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.

3)      Ajaran Islam diterangkan dalam Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir bagi seluruh umat manusia.

4)      Ajaran Islam tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi mengatur seluruh aspek kehidupan manusia (manusia).

5)      Ajaran Islam tertumpu pada ajaran mengesakan Tuhan dan bertujuan menjadikan manusia sebagi sumber kabaikan.

6)      Ajaran Islam dapat diamalkan dengan mudah dan praktis oleh orang yang beriman (tidak memerlukan upacara yang rumit), dan semua ajarannya baik dan lurus sesuai dengan fitrah manusia yang tidak mau dipersulit dan yang kecenderungannya kepada yang baik dan lurus.

Dinul Islam mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki agama lain dan sekaligus merupakan kekuatannya,

1)      Agama Islam adalah agama Allah (dinullah), yakni seluruh ajarannya  bersumber dari Allah SWT baik  melalui wahyu langsung (Al-Qur'an) maupun tidak langsung (Hadits Nabi).

2)      Agama  Islam mengandung ajaran-ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. (syumul).

3)      Agama Islam berlaku untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman (al-'umum)

4)      Agama Islam mengandung ajaran-ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia

5)      Agama Islam menempatkan akal manusia pada tempat yang sebaik-baiknya

6)      Agama Islam berfungsi sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta

Segala perkara telah dijelaskan oleh agama Islam, mulai dari hal yang dianggap kecil sampai hal-hal besar ada aturannya. Inilah yang menyebabkan orang-orang musyrikin, Yahudi & Nasrani iri hati & dengki kepada umat Islam.

Seorang sahabat Salman Al Farisi  berkata, “Kaum musyrikin berkata kepada kami, “Apakah Nabi kalian mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai (masalah) tata cara buang air?”  Maka Salman  menjawab, “Benar, sungguh beliau  telah melarang kami menghadap ke kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, beliau  melarang kami beristinja’ (membersihkan kotoran setelah buang air) dgn tangan kanan, & beliau  melarang kami beristinja’ kurang dgn 3 batu, & melarang kami beristinja’ dgn kotoran atau tulang” (HR. Muslim no. 262)

“Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku dan aku telah meridlai Islam sebagai agamu untukmu. Al Ma’idah : 3

From Many Sources
Tag : ,

Terus, Gue Harus Bilang Wow Gitu!

By : Ave Ry


Satu kata, PRIHATIN...

Sejujurnya saya sebelumnya tidak tahu-menahu kalau kalimat judul tulisan ini agak-agak menyerempat tag iklan sebuah produk, maklum jarang update televisi. Kalimat ini agak mengganggu saya dalam beberapa hari terakhir akibat seringnya muncul komentar baik diucapkan dengan lisan secara langsung maupun melalu media social seperti facebook dan twitter. Kenapa mengganggu? Yah, sebagai seorang muslim saya diajarkan untuk bersikap dan juga berpikir perduli terhadap sesama, sedangkan kalimat ini secara ‘tersirat’ mengungkapkan sikap apatis, tidak perduli.

Melalui sebuah komentar yang terlihat di wall facebook ada sebuah statement yang membuat saya gemas

“ Parah gila jalanan macet total “
“ Biasa… buruh lagi demo “
“ Kurang kerjaan banget sih! “
“ eh, gak boleh gitu loh, mereka kan demo gara2 hak mereka gak terpenuhi “
“ Terus, gue harus bilang wouww githuu? “

Lalu ada lagi, komentar langsung yang saya dengar 

“ Tu abang apa gak ada jualan laen apa?! Segala maenan kertas kayak gitu dijual. Emang ada yang mau beli? “

“ Ya, namanya juga usaha. Kan cari kerja juga susah udah gitu belum tentu semua orang dapet pendidikan yang tinggi Dit… “

“ Terus, gue harus bilang woouuuww gitu! Ehh, itu mah derita mereka kale “

Sikap seperti inikah generasi muda sekarang? Generasi muda Indonesia yang mana ketika sebelum mencapai kemerdekaannya sudah dikenal dengan asas toleransinya yang tinggi, gotong-royong, tepo seliro.
Apalagi kalau kita berbicara dalam koridor ajaran Islam, dalam sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir Rasulullah bersabda:

Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling cinta-mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam. ( Mutafaq ‘alaih ).

Dengan menjamurnya virus-virus berbahaya seperti ini maka tidak heran jika kita akan melihat seorang ibu tua dengan bayi yang tengah menangis dalam gendongannya berdiri didepan bangku didalam bus ataupun kereta api dimana sudah duduk manis seorang pemuda atau pemudi yang berpura-pura tertidur.

Mungkin akan ada beberapa orang yang menganggap hal kecil seperti ini terlalu dibesar-besarkan. Ya, memang benar kalimat ini adalah sebuah kalimat simple yang entah tanpa sadar atau tidak dapat diucapkan oleh siapa saja. Tetapi bukankah  semua hal besar di dunia ini rata-rata berawal dari hal kecil?

Pada awalnya hanya kalimat ‘gaul-gaulan’ saja, kemudian lama-kelamaan akan menjadi mind-set kita,

‘ Masalah itu memang sudah ada dan tetap akan ada, jadi kenapa harus repot? Biarkan saja seperti itu ‘

Begitu kira-kira nantinya. Tidak akan terjadi sekarang, memang. Tapi tunggu saja hari, bulan hingga tahun-tahun berikutnya. Karena kalimat yang diucapkan kemudian didengarkan secara terus-menerus perlahan akan terekam dengan baik dalam otak. Karena sejatinya otak kita tidak akan memilah-milah hal-hal apa saja yang masuk -baik maupun buruk- namun kitalah yang berkewajiban untuk menyaringnya.

“ Yahh, baju gue kecipratan saus nih “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “

“ Si Adi kabarnya gak bisa ngelanjutin kuliah karena masalah biaya “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “

“ Buruh demo minta dihapuskan system out sourcing “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “

“ Amerika tidak berbuat apa-apa atas perbuatan salah seorang warganya yang sudah menghina Nabi Muhammad saw dalam filmnya, Innocence of Moslem “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “


Wahai generasi muda Indonesia, akan kemana kita?
Wahai generasi Islam penerus ajaran para Nabi, bagaimana kita akan bersikap?


Anak-anak Adam adalah anggota satu sama lainnya,
Mereka diciptakan dari mutiara yang satu
Apabila salah satu dari mereka tertimpa kesulitan suatu penyakit
Maka anggota-anggota yang lain akan merasakan penderitaan tersebut
Apabila engkau tidak mengambil faedah dari bencana orang lain
Maka ketahuilah, bahwa engkau tidak layak dinamakan sebagai anak Adam.


Tunjukkanlah kearifan dalam jiwa mudamu, karena dari lisanlah semua berawal. Perhatikan ucapan agar tidak sia-sia para pendahulu kita berjuang demi tiap hembusan kemerdekaan yang kita hirup jika yang dapat kita hadirkan adalah hanya berupa ungkapan ketidak perdulian.

Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan siksaan karena air mata, atau karena kesedihan hati, tapi dengan ini —sambil menunjuk lisan beliau—, atau Allah akan memberikan Rahmat-Nya”.
( HR Tirmidzi )

Ukhtuna, ana uhibbukum fillah..

By : Ave Ry

“ Assalammu’alaikum ukh, kaifa haluky? “

“ Wa’alaikum salam, khair Alhamdulillah. Anti kemana aja, udah 2 kali ana nggak liat anti di halaqah kita “

Aku menggeser sedikit tempat duduk untuk mempersilahkan seorang gadis anggun yang mengenakan jilbab besar berwarna hijau. Dalam senyum hatiku berkata ‘ngomong apa sih mereka nggak mudeng’, bahasanya itu loh… 

Biasanya aku tidak suka menguping pembicaraan orang lain, masa bodoh saja. Tapi kali ini aku pertajam pendengaran demi mendengar obrolan kedua gadis berjilbab besar disampingku. Agak risih berdekatan dengan mereka. Bukannya risih dengan mereka, tapi aku mendadak risih dan merasa tidak nyaman dengan jins ketat yang sekarang aku kenakan, baju atasan yang walaupun longgar tapi pergelangan tanganku kerap terlihat. Belum lagi jilbab ‘gaul’ yang kukenakan.

Pagi yang tiap kali menyapaku dibawah atap Stasiun Kereta Api menuju tempat mata pencaharian memang selalu menghadirkan adegan-adegan yang membuat setiap harinya terasa tidak mudah terlupakan. Dalam diamku menunggu selalu kuperhatikan lalu lalang manusia yang terlihat tanpa henti memadati stasiun ini. Bertemu dengan banyak orang, mendengarkan sepintas percakapan, memperhatikan hingga tanpa sadar aku jadi terbiasa menghapal karakter orang-orang ini mulai dari cara berpakaian mereka, cara berbicara, hingga cara mereka menunggu datangnya kereta api sama sepertiku.

Kedua gadis itu terus membayangi langkahku menuju tujuan, bahkan aku beberapa kali melihat gadis-gadis seperti mereka itu disekitar tempatku bekerja di dekat kampus IPB Dermaga. Berbagai rasa bercampur baur, mulai dari iri, kagum, sampai aku pernah mengerutkan dahi karena memikirkan ‘apa nggak ribet tuh pakai jilbab gede begitu, belum lagi gerahnya minta ampun!’

***
“ Oh, ya? Boleh, saya memang sedang mencari pengajian. Kapan? “

“ Sabtu ini, di Masjid Raya Bogor, jam delapan. Nanti kalau Erry mau kita janjian disini aja “

“ Oke, sabtu ya jam delapan “

Aku ingat belum genap satu minggu aku bertemu gadis berjilbab besar, tapi hari ini seorang gadis seperti mereka bercakap-cakap dengan ramah dan mengajak untuk mengikuti kajian yang rutin diadakan di Masjid Raya Bogor. Aku tidak tahu apakah ini keinginan atau do’a yang terjawab atau tidak karena jauh sebelum inipun aku sangat ingin berkumpul dengan mereka tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Teman-temanku saat ini tidak tertarik kurasa jika aku membicarakan tentang dunia islam lebih dalam, makanya keinginan seperti itu hanya mengendap saja jauh didasar sana.

***

“ Hari ini bertemu dengan dua orang wanita sholehah yang masih muda-muda. Senang mendapat teman baru “

Status facebook di beranda yang baru saja kubaca kontan membuatku nyengir sendiri. ‘dia belum tau kali gue ikut ngaji aja baru, pakai rok begini juga baru, hehe’. Walau merasa kelewatan karena ke-Ge-eR-an sendiri tapi tetap senang rasanya mendapat first impression yang diluar dugaan itu. Wanita sholehah? Aamiin.. 

Aku belajar banyak dari si empunya akun Windi Sekenhom yang menulis status itu. Imajinasinya luar biasa, sampai aku suka berkerut-kerut kalau mendengarnya berujar. Kalau di rata-rata mungkin nilai confidence-nya itu Sembilan dari sepuluh! Karakter manusia yang cenderung gampang down seperti aku ini memang payah! Tingkat kepercayaan diri yang amat mengkhawatirkan, sampai seringkali ingin menenggelamkan diri didasar tanah apabila berada di sekitar orang-orang yang tidak kukenal dengan baik. Perasaan tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Itik buruk rupa yang bentuk juga rupanya tidak mengundang selera.

“ Gue tau Lu bisa Ry, Lu bakalan jadi blogger yang hebat. Jangan biarin rasa nggak pede Lu membuat Lu jadi down. Ayo bangkit sahabat, Gue tau Lu bisa “

“ Gue juga pernah Ry punya perasaan kayak gitu. Teman-teman gue semuanya udah jadi orang semuanya. Sedangkan gue masih disini aja. Tapi terus gue mikir kalau kehidupan ini tujuan akhirnya bukan itu Ry, tapi nanti di akhirat sana. Mau kemana kita, apa surga atau neraka. Itu yang harus kita utamakan. Jangan ribut masalah dunia tapi kita lalai sama cita-cita yang lebih utama bagi manusia, yaitu surga “

“ Percaya deh Ry, Allah itu punya rencana bagi tiap-tiap hamba-Nya. Yang menurut kita bagus belum tentu bagus di Mata Allah, begitu juga sebaliknya. Sama seperti Icha, kalau Icha sih maunya nikah muda tapi apa boleh buat ternyata orang tua Icha melarang. Harus selesain kuliah dulu, terus kerja, dll “

Windi, Rini, Icha.. Berteman dengan mereka memberikan asupan vitamin yang sangat bermanfaat. Belum lagi Sisi Marissa yang sudah membawaku ke berbagai tempat yang menumbuhkan semangat ber-tholabul ‘ilmi.

***
“ Erry mau ikut liqo Cha. Cariin yah tempatnya “

 Tenang aja Ry, nanti Icha bilang sama murobbi biar Erry bisa dapat liqo yang yang paling deket “
Satu tahun, tidak terasa dari percakapan singkat di Stasiun Kereta Api, sekarang berubah entah berapa derajat dari mulai penampilan sampai pandanganku terhadap sesuatu. Perlahan tapi pasti aku mengulurkan jilbab, memperbaiki sikap dan menambah dosis santapan rohani. 

Melihat, mendengar, memperhatikan, menganalisa, memilah, menyimpulkan kemudian mencontoh. Hanya DIA Yang Maha Mengetahui-lah betapa hati ini terpaut pada rumah-Nya dan manusia-manusia yang memakmurkannya. Berada bersama mereka membuat kegelisahan dan kebingungan menghilang, mengikis rasa keterpurukan dan ketidak-berhargaan. 

Sisi, Windi, Icha, Rini, Isma, Weni, Dolyna, Rima, Azira, masing-masing pribadi mereka adalah HERO bagiku. Sentuhan kata-kata dan perbuatan mereka membantuku untuk membentuk diriku yang sekarang ini.



***
“ .. Panggil aja Erry , “

“ Alhamdulillah, kita mendapatkan saudara baru. Semoga bisa menjadi penyemangat buat antuna sekalian “
Tidak menyangka, aku ‘terdampar’ disini. Disebuah rumah asri, mengikuti halaqah (perkumpulan) kecil yang di ikuti wanita-wanita muda berjilbab besar. Masih tersenyum, teringat peristiwa yang sudah berlalu hampir dua tahun lalu. Tidak ada perasaan minder sekarang, tidak juga gelisah dan kebingungan. 

“ Ukh, ahad nanti ikut ya ke Masjid Istiqlal, rihlah.. “

Agak norak sih, dari lahir sampai sekarang belum pernah ke Masjid terbesar se-Asia tenggara ini, padahal tempat aku lahir dekat dengan Tugu Monas. Jadi ketika teman-temanku meledek aku biarkan saja.

“ Mau nangis rasanya ukh.. Baca bismillah dulu sebelum masuk lapaknya “

“ Haha, anti ini orang Jakarta tapi mainnya ke Bogor terus sih.. “

“ Biarin lah, punya cita-cita Sholat di Masjid Istiqlal udah tercapai, ntar Sholat Di Masjid Cordova terus terakhir Sholat di Masjid Al-Haram “

“ Aamiin… “

Vita, Norma, Santi, Juju, Sari, Rena, Widi, Hani, masing-masing pribadi mereka adalah HERO bagiku. 

Sentuhan kata-kata dan perbuatan mereka membawa keceriaan dan penyemangat bagiku saat ini.


***
“ Assalammu’alaikum ukh, kaifa haluky? “

“ Wa’alaikum salam, khair Alhamdulillah. Anti kemana aja ukh, dua pekan nggak ikut liqo “

Gadis muda dengan jilbab besarnya yang melambai menepuk pundakku dari belakang. 

Kupikir Allah membenciku, tapi ternyata jalan-Nya memang agak berliku untuk menempatkanku di tengah-tengah manusia yang berjuang untuk memperoleh keridhoan-Nya. 

Ukhtuna, ana uhibbukum fillah..


Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away

Penghalang cinta kepada ALLAH, Rasulullah & Jihad Fi Sabilillah

By : Ave Ry
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

At Taubah : 24

Ayat ini memberi peringatan kepada kita :

1.      Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah naluri yang ada pada tiap-tiap diri manusia. Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari tabiat-tabiat bapaknya.

2.      Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.

3.      Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong, bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan hormat-menghormati dan sayang-menyayangi.

4.      Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan.

5.      Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt.

Cinta adalah keinginan berbuat baik pada apa yang dicintainya.

Cinta bisa dibagi kedalam tiga bentuk, yaitu :

1.      Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta harta, makanan, lawan jenis

2.      Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta pada ilmu pengetahuan, kekuasaan

3.      Cinta karena ingin mendapatkan kenikmatan, misalnya cinta pada orang tua, jihad fi sabilillah

Adapun cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa petunjuk dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Cinta memang dahsyat, oleh karena itu Allah telah membuat undang-undang yang harus kita taati dalam mengelola rasa cinta dan benci:

1.      Cinta kepada Allah, Rasul dan Jihad di jalan-Nya lebih utama di bandingkan cinta kepada manusia dan materi.

2.      Mencintai keimanan dan membenci kekafiran.

3.      Lebih mencintai kehidupan akhirat dibandingkan kehidupan dunia.

Undang-undang tersebut harus diterapkan dalam kehidupan, menjadi pedoman dalam mengelola rasa cinta dan benci. Salah satu ruang implementasinya adalah di bidang fiqh dakwah.


"Orang muslim yang taat melaksanakan perintah Allah, mereka lebih kita cintai dari pada muslim yang gemar bermaksiat. Atas dasar bahwa kita tidak membenci dirinya, namun perbuatan mereka yang terkutuk itulah yang kita benci sebenarnya."

Dasar cinta adalah ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, mari kita tunaikan kewajiban untuk memberikan cinta kita kepada orang-orang yang istimewa dalam pandangan Allah, yaitu orang-orang yang beriman dan ber'amal sholeh dengan benar dan ikhlas, mereka adalah kaum mu'minin, salafussholeh, mukhlisin, mujahidin dan para syuhada.

Terdapat sebuah hadist yang sangat bagus untuk menerangkan tentang kecintaan,

Dari Zuhrah bin Ma’bad dari kakeknya, ia berkata : Dahulu kami pernah bersama Rasulullah saw sedangkan beliau sedang memegang tangan Umar bin Khatab ra. Lalu Umar berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau yang paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku.’ Kemudian Rasulullah bersabda,

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya bahkan dari dirinya sendiri.”

Lalu Umar berkata, ‘Demi ALLAH, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Umar sekarang imanmu telah sempurna.” (HR. Ahmad & Bukhari)

Hadist lain menerangkan tentang kecintaan yang bisa berubah menjadi kehinaan,

Apabila kalian melakukan jual beli dengan system ‘inah (salah satu jual beli dengan system riba), kalian menyibukkan diri dengan peternakan, senang dengan pertanian dan (sehingga) meninggalkan jihad. Maka ALLAH akan menimpakan kepada kalian kehinaan, dan ALLAH tidak akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali kepada ajaran agama kalian. (HR. Ahmad & Abu Dawud)

Kehinaan adalah penyakit yang menyebabkan Bani Israil tidak mau berjihad, padahal mereka dijanjikan akan mendapat kemenangan dan nabi Allah berada di tengah mereka. Meski semua faktor pendukung ini ada, mereka tetap tidak terdorong untuk mencabut kehinaan yang telah menancap kuat dalam jiwa mereka. Mereka berkata kepada nabi Musa ;” Pergilah kamu dengan Rabb anda untuk berperang, kami akan duduk menunggu di sini.” Al-Maidah : 24

Hari ini, sebagian kita mengikuti sunah (jejak) orang-orang sebelum kita, maka mereka ditimpa kehinaan yang menghalangi mereka dari berjihad di jalan ALLAH SWT. Mereka beralasan dengan kelemahan dan ketertindasan. Bagaimanapun kita menunjukkan kepadanya bukti-bukti valid bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman ; baik ayat-ayat syar’iyah berupa nash-nash syariat, maupun ayat-ayat kauniyah yang bisa diindra-i dan kongkrit di bumi Allah; tetap saja ia  berpaling.

Dan orang-orang yang beriman berkata : Mengapa tidak diturunkan sebuah surat ? Maka apabila diturunkan sebuah surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya perintah perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Maka kecelakaanlah bagi mereka.

Muhammad  : 20

Bagaimanapun kita paparkan dalil-dalil syar’i yang mengancam orang-orang yang tidak terlibat dalam jihad yang hukumnya fardhu ‘ain, dan menyebutnya sebagai salah satu sifat orang-orang munafik…perasaan muhasabah dan muraqabah tidak akan tergerak dalam hatinya. Karena :

Siapa hina, mudahlah kehinaan menimpanya

Tidaklah mayat itu merasakan pedihnya luka

Tidak diragukan lagi, umat Islam saat ini memang dhu’afa’, dan tingkat kelemahan mereka berbeda-beda antara sebuah negeri dengan negeri yang lain. Namun, bukankah kelemahan mereka itu disebabkan karena mereka meninggalkan jihad ? Bukankah kehinaan ini hanya akan sirna, dengan cara memberdayakan dan mengarahkan segenap kemampuan untuk jihad fi sabililah ? Mungkinkah keganasan orang-orang kafir bisa dilawan dengan cara selain jihad ?

Maka berperanglah kamu (wahai Muhammad) di jalan Allah,  sesungguhnya engkau tidak dibebani kecuali kewajiban kamu sendiri. Dan kobarkanlah semangat kaum beriman untuk berperang. Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa-Nya.

An -Nisa' :84

Source :

1.      Tafsir Al Maudhui, Ust. Yashollah Mansur

2.      Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4

3.      Majalah Shautul Jihad edisi VIII

10 Tips Menguatkan Iman

By : Ave Ry



Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan kita. Tulisan ini berusaha untuk membantu kita dalam usaha mulia tersebut.

Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adalah tuntutan asasi setiap muslim. Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasan mengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.

Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengah berbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat. Semua itu sangat berpotensi menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan muthlak. Bahkan lebih dibutuhkan dibanding pada masa generasi sahabat, karena kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.

Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama. Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90 % maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir 10%. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk mengatasinya diperlukan jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuatan iman.

Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dengan masalah hati. Padahal Rasululullah saw bersabda:

إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيشَةٍ مُعَلَّقَةٍ فِي أَصْلِ شَجَرَةٍ يُقَلِّبُهَا الرِّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ

“Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan bulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin.” (HR. Ahmad)


Dibawah ini hanya beberapa tips dari sekian banyak yang dapat kita lakukan agar iman tetap kuat dalam hati.

1.    Akrab dengan Al Qur’an.

Al Qur’an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur’an adalah tali penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Siapa akrab dan berpegang teguh dengan Al Qur’an niscaya Allah memeliharanya; siapa mengikuti Al Qur’an, niscaya Allah menyelamatkannya; dan siapa yang mendakwahkan Al Qur’an, niscaya Allah menunjukinya ke jalan yang lurus. Dalam hal ini Allah berfirman: “Orang-orang kafir berkata, mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (Al Furqan: 32-33)

2.    Iltizam (komitmen) terhadap syari’at Allah.

Allah berfirman: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akherat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim. Dan Allah berbuat apa saja yang Ia kehendaki.” (Ibrahim: 27)

Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud. “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa’: 66)

3.    Mempelajari Kisah Para Nabi.

Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apalagi sejarah para Nabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allah menyinggung masalah ini dalam firman-Nya: “Dan Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Hud: 120)

4.    Berdo’a.

Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti do’a yang tertulis dalam firmanNya:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali Imran: 8).

Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan do’a berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyat akhir dalam shalat.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ.

“Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-Mu.” (HR. Turmudzi)

5.    Berdakwah

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicarikan medan yang tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah.

Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan akan disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Jika seorang da’i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

6.    Dekat dengan Ulama

Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahimahullah: “Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad.”

7.    Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tidak berputus asa.

Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. ” (Ali Imran: 146-148)

8.    Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri .” (Ali Imran: 196)

“Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur’an (supaya jelas jalan orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat (musuh-musuh Islam).” (Al An’am: 55)

“Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna, sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap.” (Al Isra’: 81)

Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiap orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keimanannya.

9.    Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat

Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:”Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabar-an.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.

10.    Mendengar nasehat Orang Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman. Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan, saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain.


From: Many Sources

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -