Archive for 2012-05-20

Penggalan Huruf Di Awal Surat Dalam Al-Qur’an

By : Ave Ry



Penggalan huruf-huruf yang terdapat pada awal beberapa surat adalah huruf-huruf yang hanya Allah saja yang mengetahui maknanya. Pendapat seperti ini diriwayatkan dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali Ibn Thalib dan Ibnu Mas’ud Radhiallahuanhum.

Sebagian ahli Bahasa Arab mengatakan bahwa Ia adalah huruf-huruf Mu’jam. Allah mencukupkan menyebut sebagian darinya dan tidak menyebutkan selebihnya yang seluruhnya berjumlah 28 huruf, sebagaimana seseorang mengatakan “Anakku dapat menulis huruf Alif, Ba, Ta, Tsa…” artinya anak tersebut bisa menulis 28 huruf-huruf hijaiyyah, hanya saja ia menyebutnya sebagian saja.” Demikian yang diceritakan Ibnu Jarir (Tafsir ath-Thabari).

Dilihat dari hikmah disebutkannya huruf-huruf hijaiyyah di awal-awal surat ini, terlepas dari makna yang terkandung di dalamnya, bahwa penggalan huruf-huruf yang disebutkan itu dimaksudkan untuk menunjukkan mukjizat Al-Qur’an dan menjelaskan bahwa makhluq tidak bisa membuat tandingannya. Padahal ia hanyalah rangkaian dari penggalan huruf-huruf yang biasa mereka gunakan dalam percakapan sehari-hari.

Menurut As-Suyuti, pembukaan-pembukaan surat (awail Al-Suwar) atau huruf-huruf potongan (Al-Huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Sebagai ayat-ayat mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat lagi dalam memahami dan menafsirkannya. Dalam hal ini pendapat para ulama pokoknya terbagi dua. Pertama, kelompok ulama yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui Allah. As-Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih). 

 “Dari Ibnu Abbas, berkata ia : “Alif Lam Ra, Ha’ Mim dan Nun adalah huruf-huruf Al-Rahman yang dipisahkan (Dikeluarkan oleh Ibn Abi Hatim dari Jalan Ikramah).

“Dari Ibnu Abbas tentang Kaf, Ha’ Ya,’Ain, Sad, berkata ia : “Kaf dari  Karim (Pemurah), Ha dari Hadin (Pemberi Petunjuk), Ya dari Hakim (Bijaksana), ‘Ain dari Alim (Maha Mengetahui) dan Sad dari Sadiq (Yang benar). (Dikeluarkan oleh Al-Hakim dan lainnya dari jalan Said Ibn Jubair).

Ada pendapat mengatakan bahwa huruf-huruf itu adalah nama-nama bagi Al-Qur’an, seperti al-Furqan dan al-Zikir.

Az-Zamakhsyari mengatakan, “Huruf-huruf tersebut tidak disebutkan keseluruhannya di awal Al-Qur’an, namun penyebutannya diulang-ulang untuk menguatkan tantangan dan ketidakmampuan manusia menyainginya. Sebagaimana halnya beberapa kisah yang penyebutannya diulang-ulang. Dan telah diulang-ulang juga tantangan dari Allah secara terang-terangan dalam banyak ayat.”

Ada yang disebutkan satu huruf saja, seperti Shad, Nun, Qaf. Ada yang disebutkan dua huruf, seperti Ha Mim. Ada yang tiga huruf, seperti Alif Lam Mim. Ada yang empat huruf, seperti Alim Lam Mim Ra. Dan ada yang lima huruf, seperti Kaf Ha Ya ‘Ain Shad. Karena demikianlah Uslub (Metode) Bahasa Arab dalam pembentukan kalimat. Ada yang satu huruf, dua, tiga, empat dan ada yang lima huruf, tidak ada yang lebih dari itu.

Oleh karena itu setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf ini pasti disebutkan didalamnya penjelasan tentang kehebatan dan kebesarannya. Hal itu dapat diketahui melalui penelitian. Itulah yang ditemui dalam 30 surat.

Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa “ Al Baqarah : 1-2

“Alif laam miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya “Ali 'Imran : 1-2

Alif laam mim shad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. “Al A'raaf : 1-2

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji “ Ibrahim : 1

“ Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah “Thaahaa : 1-2

“ Thaa Siim Miim. Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan “  Asy Syu'araa' : 1-2

Thaa Siin. (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan, “An Naml : 1

Thaa Siin Miim. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah)” Al Qashash

Yaa siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah “ Yaasiin : 1-2

Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. “ Fushshilat : 1-2

Haa Miim. 'Ain Siin Qaaf. Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu. “  Asy Syuura : 1-3

Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan kebenaran pendapat para ulama tersebut bagi siapa saja yang mau menelitinya.

Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka ” Fussilat : 26

Ulama salaf berpendapat bahwa “Fawatihus Suwar” telah disusun sejak zaman azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkannya seperti Al-Qur’an.

Oleh karena i’tiqad bahwa huruf-huruf ini telah sedemikian dari azalinya, maka banyaklah orang yang tidak berani menafsirkannya  dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf itu. 

Huruf-huruf itu dipandang masuk dalam golongan mutasyabihat yang hanya Allah sendiri yang tahu artinya.
Huruf-huruf itu, sebagaimana pernah ditegaskan oleh Asy-Syabi, ialah rahasia dari pada Al-Qur’an ini.
Ali ibn Abi Thalib pernah berkata :

 “Sesungguhnya bagi setiap kitab ada saripatinya, sari pati Al-Qur’an adalah huruf-huruf Hijaiyah”.

Abu Bakar Ash-Shiddiqie pernah berkata :

 “Pada setiap kitab ada rahasianya, dan Rahasia dalam Al-Qur’an ialah permulaan surat-suratnya”.

Dalam hal ini Prof. Hasbi Ash-Shiddiqie menegaskan bahwa dibolehkannya mentakwilkan huruf-huruf tersebut asal tidak menyalahi penetapan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam pada itu yang lebih baik kita serahkan saja kepada Allah. Wallahu’alam..

Source :
-          Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1
-          MasBied.com

Aku & FAJRI FM ( PI )

By : Ave Ry



Aku yakin, jika kita bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri dan mencari jalan yang lurus, maka Allah SWT akan memberi kemudahan jalan bagi kita untuk menemukannya. Aku, tiga tahun yang lalu adalah seorang penggemar musik yang kerap dilantunkan oleh penyanyi atau band-band asing. Dengan kadar ke-Islaman yang bisa di bilang kurang kalau tidak awam. Tapi anehnya kala itu aku merasa menjadi orang Islam yang baik karena aku merasa tidak pernah melakukan dosa-dosa besar. Tapi perasaan itu kini lenyap tanpa bekas.

Qodarullah, aku terperangkap dalam sebuah kelompok sesat yang sangat mengerikan bagiku. Pada awalnya aku dengan semangat menggebu mengikuti dengan tekun setiap kegiatan mereka. ‘Kajian’  mereka sangat menggugah hatiku. Pembahasan seputar betapa pentingnya peran kita sebagai umat Islam yang telah ‘Hijrah’ untuk menegakkan Daulah Islamiyah yang ditegakkan sesuai pemahaman mereka. Tiga bulan berlalu pada saat itu, tapi hati kecilku entah kenapa sering memberontak atas apa-apa yang mereka beri tahu padaku.

Mereka bilang sholat yang kita lakukan selama ini tidak wajib karena pada saat ini belum ‘Futuh’, jilbab itu artinya menjaga keamanan kelompok. Walaupun hatiku memberontak tapi aku tidak bisa membantah karena mereka menyodorkan ayat-ayat Al-Qur’an dhadapanku. Ingin rasanya aku bertanya pada seseorang yang mengerti agama ini dengan baik, tidak seperti aku yang kala itu benar-benar awam. Tapi, mereka bilang aku tidak boleh bercerita pada siapapun. Selama itu aku hanya merenung. Dalam kegelisahan yang sangat aku berdoa agar Allah SWT menuntunku kejalan yang lurus.

Aku mungkin adalah salah satu manusia abad ini yang keranjingan pada teknologi internet. Hatiku yang demikian gelisah akhirnya membuatku berpikir, bagaimana kalau aku mencari tahu tentang kelompok ini lewat internet. Akhirnya dengan waktu yang tidak begitu lama dan menautkan bukti-bukti aku menemukan bahwa ternyata aku masuk dalam kelompok NII KW IX yang berafiliasi dengan Ma’had Al-Zaytun di Indramayu. Perasaanku begitu kalutnya kala itu. Ingin rasanya bercerita pada keluarga, tapi aku merasa percuma karena aku tahu keluargaku pun sama awamnya denganku.

Aku ingin bertanya tapi aku tidak tahu bertanya pada siapa. Aku ingat saat itu aku mencoba bertanya pada salah satu teman di Facebook yang aku ingat diantara teman-teman Indonesiaku sedikit sekali yang punya nama ‘Islami’. Jadi, ketika aku menemukan nama Islami dan domisilinya Indonesia aku langsung bertanya padanya “ Maaf, apakah anda mengenal Islam dengan baik? “. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan lawan bicaraku itu via Facebook. Dengan sedikit percakapan akhirnya ia menyarankanku untuk mendengarkan siaran FAJRI FM.

Sungguh lucu ketika mengingat saat pertama mendengarkan siarannya. Mulai hari pertama, kedua, ketiga aku perhatikan tidak ada musik! Siarannya full dengan Kajian Islami dan diselingi dengan Murottal Qur’an. Telingaku yang terbiasa mendengarkan musik agak ajaib juga begitu terus-menerus mendengarkan siaran FAJRI FM. Secara perlahan aku paham kenapa Radio ini tidak menperdengarkan lagu-lagu. Ternyata banyak mendengarkan lagu itu membuat hati menjadi keras. Tapi, Alhamdulillah aku masih bisa mendengarkan nasyid-nasyid Islami yang menggugah semangat dan kadang juga membawa perasaan terhanyut dengan pengalaman atau kisah orang yang mendapatkan hidayah. Menurutku sangat pas sekali antara nasyid yang melatar belakangi dan kisah yang dipaparkan itu sendiri, juga pembawa acaranya yang membawakannya dengan baik dan penuh penghayatan.

Secara bertahap aku mulai memperbaiki tata cara sholatku, bagaimana cara berdo’a, dzikir setelahnya, bersikap pada teman, orang tua dan keluarga. Pada bulan-bulan awal aku mendengarkan siaran FAJRI FM adalah saat yang menakjubkan bagiku, sekaligus juga aku mendapatkan cemoohan dari keluargaku sendiri. Adikku bilang begini, “ Ya elah kak, udah kayak di Arab aja dengerin ginian terus, bosen tau! “. Saat itu aku cuek saja, tapi seketika itu juga adikku merubah gelombang Radionya. “ Sok alim “, begitu katanya. Tiap kali aku mau mendengarkan FAJRI FM, Radio dirumahku langsung digunakan sebagai pemutar CD Player. Terdengarlah musik-musik itu kembali. Tapi itu tidak seberapa, aku sampai menangis tak tertahankan saat Ibuku bilang “ percuma dengerin beginian tapi kelakuan masih gak bener “ lalu Ibuku mematikan Radionya kala itu. Sungguh aku tidak bisa menahan tangis lagi, hatiku benar-benar sakit. Aku akui aku bukanlah orang yang baik apalagi alim. Tapi, aku mau berusaha untuk memperbaiki diri dan merubah perilaku hidupku menjadi lebih baik. 

Tak ada satupun dari keluargaku yang suka mendengarkan kajian-kajian Islami. Keinginanku yang sangat besar untuk memperdalam pengetahuanku tentang Islam membuatku bertahan untuk terus mendengarkan siaran FAJRI FM. Aku tak menghiraukan kicauan berisik keluargaku. Saat setelah Shubuh Ayahku dengan tekun menonton berita di Televisi, aku sudah bersiap didepan Radioku untuk mendengarkan kajian pagi. Saat setelah Isya Ibuku dengan mengharu biru menonton sinetron, aku sudah siap dengan buku catatanku kalau-kalau ada yang perlu dicatat dari kajian malam. Saat menunggu kendaraan atau tengah berada di kendaraan umum aku pasang headseat untuk mendengarkan Adab-adab Islami dan setelah itu dilanjut dengan Murottal Qur’an.

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -