Archive for 2013-02-10
Bahasa Inggris Kebarat-baratan..?? Hellooww..!!
By : Ave Ry
Tulisan ini tidak bersifat ilmiah sama sekali, hanya curahan hati saja, melepas emosi terpendam... Dalam sebuah diskusi, ada seorang teman yang menyatakan protes bahwa, " Kenapa sih orang-orang sekarang lebih suka menggunakan bahwa Inggris, Kebarat-baratan. Al Qur'an itu diturunkan menggunakan bahasa Arab, jadi sebagai Muslim kita seharusnya lebih mengutamakan penggunaan bahasa Arab ". By the way, kalimat itu saya sitir secara bebas.
Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!
Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.
Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.
Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.
Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?
Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!
Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.
Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.
Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.
Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?
Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?
Imagine, seorang Arab, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan atau keturunan seorang Nasrani atau yahudi, menjadilah dia seorang kafir. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa Al Qur'an' sepanjang waktu! Allahu Yahdik...
Siapa yang tidak setuju bahwa Islam adalah Dien yang
Rahmatan liel ‘alamin? Siapa juga yang tidak setuju bahwa Islam bukan hanya
milik bangsa Arab tetapi juga Ajam?
Ya Ikhwah… Allah adalah Ar Rahman lagi Ar Rahim, dijadikannya
Islam pada umat manusia seluruhnya, baik dia seorang Habasyah (Afrika), Rum
(Eropa) atau bangsa Ajam lainnya. Tidak di perdulikan-Nya bahasa, warna kulit
dan rupa selain Taqwa mereka.
Apakah si Amerika harus menangis darah karena setiap
saat dia menggunakan bahasa kafir, dan si Indonesia merasa sakit hati karena
dulu ‘nenek moyangnya’ menyembah dewata? Kemudian, betapa tak tahu diri si Arab
yang beragama kafir!
Well, it’s enough with my thought…
Perhatikan ayat Al Qur’an berikut ini.
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan BAHASAmu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” Ar-Ruum : 22
Jadi,
siapa yang menciptakan manusia dengan keadaan berlainan bahasa, Si Barat-kah? Ingat, selalu ada hikmah dari setiap yang
Allah SWT tentukan bagi manusia. Hanya manusia itulah yang harus mencerna,
menganalisa.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu SALING KENAL-MENGENAL.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” Al-Hujurat : 13
Salah satu tujuan yang paling
krusial diantara perbedaan yang Allah SWT ciptakan adalah untuk saling
kenal-mengenal seperti dalam ayat diatas. Mengamati bagaimana tiap kata, tiap
benda, tiap nama disebut dengan lafazh berbeda. Lantas sebagai Muslim kita
kembali membandingkannya dengan sebaik-baik bahasa, bahasa Arab yang Al Qur’an
turun dalam lafazh yang kaya akan makna.
“Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” Yusuf : 2
Bagi yang mendalami bahasa Arab
pastinya mereka akan terkagum-kagum dengan keelokan dan keindahan tata bahasa,
luas dan beragam makna. Dan kita pun akan tertegun, takjub. Maha Suci Allah
yang telah menurunkan Kitab Paling Mulia dengan sebaik-baik bahasa.!
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun,
melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan
terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Ibrahim
: 4
Al-Imam Qatadah (seorang ulama
tabiin) berkata:
“Firman Allah: “Kami tidak mengutus
seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya” maksudnya
adalah dengan bahasa kaumnya apapun bahasanya. Dan firman Allah: “supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” maksudnya
adalah agar ia (penjelasan tersebut) dijadikan sebagai hujjah.” (HR.
Ibnu Jarir : 16/517).
Kemudian perhatikan hadist-hadist
berikut ini,
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:
“Rasulullah menyuruhku untuk
mempelajari -untuk beliau- kalimat-kalimat (bahasa) dari buku (suratnya)
orang Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari
(pengkhianatan) yahudi atas suratku.” Maka tidak sampai setengah bulan aku
sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya maka jika
beliau menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuk beliau. Dan
ketika mereka menulis surat untuk beliau maka aku yang membacakannya kepada
beliau.” (HR. At-Tirmidzi: 2639)
Dalam riwayat lain:
“Rasulullah memerintahkanku untuk
mempelajari bahasa Suryani.” (HR.
At-Tirmidzi: 2639).
Dari Ummu Khalid bin Khalid (ketika ia masih kecil), ia berkata:
“Aku mendatangi Rasulullah bersama ayahku. Aku
memakai gamis kuning. Maka Rasulullah berkata: “Sanah, sanah.” Abdullah
(seorang perawi) berkata: “Ia (sanah) dalam bahasa Ethiopia berarti
“bagus.” Maka aku pergi bermain dengan tanda kenabian.” (HR.
Al-Bukhari: 2842, 5534)
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
“Bahwa Hasan bin Ali mengambil sebuah kurma
dari kurma shadaqah dan meletakkannya pada mulutnya. Maka Rasulullah berkata
dalam bahasa Persia: “Kikh, kikh. Apakah kamu
(wahai Hasan) tidak mengetahui bahwa kami (Ahlul bait) tidak boleh memakan
shadaqah?” (HR. Al-Bukhari : 2843, Muslim : 1778).
Al-Imam An-Nawawi berkata:
“Al-Qadli Iyadl berkata: “Dibaca kakh,
kakh atau kikh, kikh (dengan fathah atau
kasrah kaf dengan sukun kha’) dan boleh dibaca kakhin, kakhin atau kikhin,
kikhin (dengan kasrah kha’ dengan tanwin) merupakan kalimat untuk
melarang anak-anak dari sesuatu yang dianggap menjijikkan. Maka
dikatakan: “Kakh” maksudnya adalah tinggalkan dan buanglah ia!
Ad-Dawudi berkata: “Ia (lafazh ‘kakh’) adalah bahasa Ajam yang
di-arab-kan dengan makna sesuatu yang jelek.” (Syarhun Nawawi ala
Shahih Muslim: 7/175).
Nah, sudahkan sahabat perhatikan?
Begitu banyak sebenarnya hadist yang berkaitan tentang ini namun hanya saya
kutipkan sebagiannya saja. Tidak ada penamaan suatu bahasa selain bahasa Arab
sebagai bahasa kafir, bahasa munafik, apalagi bahasa yang kebarat-baratan…
Yang menjadi masalah adalah ketika
sebagai umat Muslim lebih mengutamakan bahasa Ajam dalam mempelajarinya dengan
meninggalkan bahasa Arab, atau menganggap bahasa Ajam lebih baik. Bukan mencela
orang yang menggunakannya! Bahkan menggunakan dan mempelajari bahasa Ajam
sebagai wasilah dakwah menjadi wajib hukumnya.
Jika ada seseorang yang mengatakan
bahasa Inggris kebarat-baratan jadi terdengar konyol di telinga saya. Sama saja
dia berkata jika ada seorang Eropa yang berbahasa Indonesia lalu dia menyebutkan
ke-asia-asia-an atau ketimur-timuran. Itu sama artinya dengan
pengkotak-kotakkan antara timur, barat, selatan, utara. Padahal, kemanapun arah
yang kau tuju disitulah Wajah Tuhanmu…
“
Sekiranya
Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, “
Al Maa'idah : 48
Tag :
Berbagi,
Reading Makes U Sparkling
By : Ave RyTagline ini sempat membuat saya tersenyum cukup lama saat mengamati spanduk di Depan Masjid Raya Bogor. Keren!
Entah siapa yang punya ide untuk taglinenya... Kalimat "Reading makes You Sparkling" menjadi menarik dikarenakan generasi muda sekarang ini lebih menyukai menghabiskan uang sakunya untuk hal-hal yang menurut saya kurang bermanfaat. Seperti ada orang yang menghabiskan puluhan juta untuk memenuhi hobbynya pada koleksi benda yang dijadikannya sebagai barang pajangan. Tidak salah memang, toh itu miliknya sendiri. Tapi alangkah elok jika kita membelanjakan sesuatu yang bermanfaat, contohnya buku.
Walaupun bagi sebagian orang membaca mungkin pada zaman sekarang ini merupakan kegiatan yang paling membosankan. Daripada harus pergi ke perpustakaan dan membaca buku demi mendapatkan informasi, orang lebih memilih pergi ke pusat perbelanjaan, wisata kuliner atau kegiatan lain yang bersifat rekreasi. Padahal membaca merupakan jendela dunia, kita bisa mendapatkan banyak manfaat dari membaca. Karena, membaca dapat memperluas wawasan kita. Orang yang tidak pandai tapi sering membaca adalah lebih baik daripada orang yang pandai tapi tidak pernah membaca. Karena membaca dapat melatih otak untuk terus berpikir karena dimasukkan berbagai informasi yang bermanfaat.
Para ulama juga banyak yang mengeluarkan pendapat tentang pentingnya buku, diantaranya yaitu :
1. Al Jahizh dalam Al Hayawan mengatakan, "Barangsiapa yang ketika membeli buku tidak merasa nikmat melebihi nikmatnya membelanjakan harta untuk orang yang dicintai, atau untuk mendirikan bangunan berarti dia belum mencintai ilmu. Tidak ada manfaatnya harta yang dibelanjakan hingga dia lebih mengutamakan untuk membeli buku"
2. Imam Abu Muhammad Ibnu Hazm, menyebutkan pilar-pilar penopang ilmu dalam risalah Maratib Alum. Diantaranya adalah, Memperbanyak buku. Sebab, tidak ada buku yang tidak bermanfaat dan tidak ada buku yang tidak menambah ilmu yang bisa diperoleh seseorang apabila dia memang membutuhkannya. Manusia tidak akan mampu menghapal semua ilmu yang pernah dipelajarinya. Jika kenyataannya demikian maka buku menjadi sarana penyimpan ilmu yang paling baik baginya.
Dengan membaca buku, kita jadi punya inner beauty (ini bahasa saya saja) yang dapat membedakan satu dengan yang lain. Seperti tagline tadi, Makes You Sparkling. Kenapa membaca dapat membuatmu bersinar? (Tentunya bacaan yang bagus, bukan yang aneh-aneh) karena dengan membaca kita jadi memiliki efek positive pada pengetahuan dan wawasan yang semakin bertambah. Kita bisa lebih mengetahui tema-tema diskusi atau pembicaraan.ketimbang orang yang tidak suka membaca. Dan kalau dari pengalaman, biasanya orang yang suka membaca akan menjadi rujukan pada saat teman lain mengalami permasalahan dalam memahami suatu bahasan. Dari sanalah, orang yang suka membaca akan terlihat bersinar.
Biasanya, saat mereka sudah mendalami suatu permasalahan mereka akan lebih pede!
Walaupun tidak semua seperti itu juga, apalagi kalau ada orang yang dasarnya suka tidak pede :-D
Nah, di Masjid Raya Bogor kali ini diadakan Book Fair yang berisi buku-buku yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan gizi otak kita. Buat sahabat yang tinggal berdekatan dengan lokasi, diharapkan untuk meramaikan. Banyak acara seru!
Acara Book Fair ini akan diramaikan oleh Aa' Gym, Salim A. Fillah. Dan untuk para pemuda, ada Felix Siauw dan Drs. Sarbini M.Hi (yang ini tidak boleh dilewatkan!). Juga ada konser dari Izzatul Islam juga.
Pokoknya selama Tanggal 8 Februari sampai dengan 17 Februari full acara yang bermanfaat dan seru. O. ya ada door prizenya juga loh. Walaupun baru memasukkan satu kupon kedalam kotak tapi wish buat menang besar sekali :-D
Tag :
Berbagi,