Archive for 2014-05-18
Pujian Melenakan
By : Ave Ry
Suka banget dipuji? Hmm, kudu hati-hati loh! Karena pujian itu bisa membuat diri seseorang semakin ujub dan sombong. Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan manusia suka dipuji apalagi yang namanya wanita dan begitupula seorang muslimah sekalipun suka dengan pujian.
Padahal kalau kita mengikuti jejak para sahabat Nabi dulu dan orang-orang shalih setelahnya, mereka tidak suka dipuji karena takut rusaknya amal-amal mereka. ‘Abdullah bin ‘Alwi bin Muhammad al-Haddad berkata di dalam kitabnya Risalatul Mu’awanah wal Muzhaharah wal Mu’azarah:
Jika seseorang memujimu sedangkan hatimu tidak menyukai pujian dan pujian itu memang ada pada dirimu, maka bacalah doa berikut:
"Segala puji bagi Allah yang menampakkan yang baik dan menutupi yang buruk"
Bahkan sahabat Rasul yang mulia Abu Bakar Ash-shidiq ketika dipuji berdoa:
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri
dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku.
Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan,
ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan
janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka
Begitu pula disebutkan dalam kitab Hilyatul Awliya’ karya
Abu Na’im Al Asbahaniy bahwa ketika seseorang dipuji di hadapannya,
hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca
do’a di atas.
Para sahabat nabi dan orang-orang shalih setelahnya tidak suka akan pujian. Karena mereka khawatir
amalan mereka jadi terhapus karena selalu mengharap pujian.
Ringkasnya, do’a di atas telah menjadi amalan para salaf sebagai suri tauladan yang baik bagi kita dalam beramal.
“Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya” (HR. Muslim no. 2985).
Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).
Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq 11: 304).
Ujub juga tidak merealisasikan ‘iyyaka nasta’in’ (Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan). Karena ia merasa dirinya-lah yang berbuat. Ditambah ujub pun dapat merusak amalan kebaikan. Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata,
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga. Yang beramal kebaikan tersebut, ia malah merasa ujub (bangga dengan amalnya), lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia masuk neraka. Ada pula yang beramal kejelekan, namun ia senantiasa takut dan ia iringi dengan taubat, itulah yang membuatnya masuk surga.” (Majmu’ Al Fatawa, 10: 294)
Ya Allah, bersihkanlah diri kami dari sifat tidak ikhlas dan merasa takjub pada diri sendiri. Jadikanlah kami lebih baik daripada yang mereka nilai dan janganlah siksa kami karena pujian mereka.
Sumber :
Rumaysho
Tag :
Penyakit Hati,
Renungan,