Posted by : Ave Ry


Asal-usul Nabi Sholeh a.s
Nabi Shaleh a.s adalah anak Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Kaumnya bernama “Tsamud” nama yang dibangsakan kepada kakeknya yang bernama Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh. Jadi Nabi Saleh itu adalah keturunan Nabi Nuh a.s yang keenam.Nabi Shaleh saat masih muda merupakan sosok yang dikagumi oleh kaumnya dan berharap nabi Shaleh akan menjadi tokoh agama mereka. Namun kemudian nabi Sholeh diangkat menjadi Nabi dan ia mendeklarasikan kenabiannya pada kaumnya.


Nabi Sholeh a.s hidup dalam lingkungan kaum Tsamud atau disebut juga kaum ‘Aad generasi ke-2. Jarak antara Nabi Hud dan Nabi Sholeh adalah sekitar tujuh. Setelah Nabi Hud wafat, diantara keturunan dari pengikutnya yang beriman itu ada yang kemduian kembali menjadi kafir.
Di dalam suku Aad terdapat 13 kabilah yang saling berpencar. Kabilah yang berkonsentrasi di Yaman itulah yang menyembah berhala. Sedangkan kaum yang lain tetap beriman setelah mngetahui apa yang terjadi pada kaum Nabi Hud yangdi azab oleh Allah.

Kisah Nabi Sholeh a.s tersebar dalam banyak ayat Al-Qur’an, yaitu:
Qs 7 : 73-79                                                    Qs 27 : 45-53
Qs 11 : 61-68                                                  Qs 51 : 43-45
Qs 16 : 80-84                                                  Qs 54 : 23-31
Qs 17 : 59                                                        Qs 89 : 9
Qs 22 : 42                                                        Qs 91 : 11-15
Qs 26 : 141-159

Kaum Tsamud
Tsamud adalah nama suku dari bangsa Arab, ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama “Al-Hijir” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan akibat keingkaran mereka terhadap dakwah yang disampaikan oleh Nabi Hud a.s.

Kemakmuran dan kemewahan hidup yang dahulu dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah yang subur yang memberikan hasil bumi berlimpah ruah, binatang-binatang ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan yang didirikan di atas tanah yang datar dipahat dari gunung, semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera dan bahgia. Akan tetapi kehidupan mereka tidak mengenal Tuhan, melainkan menyembah berhala. Kepada berhala tersebut mereka berqurban, mereka meminta perlindungan dari segala musibah dan mengharapkan keberkahan hidup.

Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti­pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat-pahat gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al A'raaf: 74)

Diantara nabi Hud dan Nabi Shaleh ada 7 keturunan. Setelah Nabi Hud wafat, diantara keturunan dari pengikutnya yang beriman itu ada yang kemduian kembali menjadi kafir.

 
Di dalam suku Aad terdapat 13 kabilah yang saling berpencar. Kabilah yang berkonsentrasi di Yaman itulah yang menyembah berhala. Sedangkan kaum yang lain tetap beriman setelah mngetahui apa yang terjadi pada kaum Nabi Hud yangdi azab oleh Allah.

 
Peradaban Tinggi Kaum Tsamud
Kaum Tsamud membangun peradaban di Lembah Al-Hijr, terletak antara Hijaz dan Syam, di sebelah tenggara negeri Madyan. Mereka hidup sekitar 2100 SM, satu abad setelah masa kaum`Aad dan dua abad sebelum Nabi Ibrahim AS. Pada abad ke-19, tim arkeologi Perancis menemukan puing-puing kota kaum Tsamud berupa bukit-bukit batu karang yang dipahat.

Kaum Tsamud membuat rumah dengan memahat gunung-gunung karang karena mereka belajar dari kasus kaum Aad yang berdiri secara independen lalu tertimbun oleh debu saatazab berlangsung.
Kota ini diberi nama modern “Madaïn Shalih” (kota Nabi Shalih). Sebab, anggota kaum Tsamud yang dipilih Allah menjadi Rasul untuk memperingatkan kaumnya bernama Shalih AS. Menurut Harian Republika 8 Maret 2009, sidang UNESCO di Paris Juli 2008 telah mengesahkan Madaïn Shalih sebagai salah satu World Heritage Site.

Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka. Kemakmuran dan kemewahan hidup malah menjadikan mereka kafir dan malah menyembah berhala.


 
Kesesatan kaum Tsamud
Di tengah-tengah kekufuran kaumnya itulah, Allah mengutus seorang Nabi, yakni Nabi Shaleh AS. Ia diutus untuk menghilangkan taklid buta itu. Sebagai gantinya, Nabi Shaleh menyebarkan akidah Tauhid, untuk membebaskan segala pikiran dan belenggu kesesatan. “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada tuhan bagimu selain Dia.” (QS. Hud: 61).

Mereka terkejut dengan apa yang dikatakannya. Mereka tidak percaya, kenapa tiba-tiba ada sebagian dari bangsa Tsamud yang melarang mereka menyembah berhala. Padahal kebiasaan ini sudah berlangsung lama dan mereka mewarisinya dari nenek moyang mereka. Yang lebih mengagetkan mereka, kenapa yang menyampaikan berita tersebut justru Shaleh, orang yang selama ini mereka anggap dan sangat terkenal karena kejujuran  dan kebaikannya. Kaumnya sangat menghormatinya, karena Shalih dikenal memiliki keluasan ilmu, kematangan akal, dan kejernihan hati. Dan mereka sangat berharap kelak dia akan bersedia menjadi pemimpin mereka.
 
“Hai Shalih, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang diantara kami yang kami harapkan,  apakah kamu melarang kami untuk  menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami.” (QS. Hud: 62).

Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera.

Namun demikian, meskipun disampaikan dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan cinta, dakwah Nabi Shaleh AS tetap saja ditentang oleh kaumnya. Mereka meragukan dakwahnya. Mereka mengira, Nabi Shaleh telah terkena sihir sehingga menyampaikan dakwah yang terasa asing di telinga kaumnya.

Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang rnanusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar­benar berada dalam keadaan sesat dan gila." (QS. Al Qamar: 24)

Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sesung­guhnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (QS. Al Qamar: 25)

Selanjutnya kaum Tsamud menantang Nabi Shaleh untuk berdoa kepada masing-masing Tuhan yang diyakini, untuk dimintakan binatang dari padang pasir. Kaum Tsamud berdoa kepada berhala-berhala mereka namun meski telah berhar-hari berdoa, doa mereka tetap dikabulkan. Selanjutnya mereka meminta nabi Sholeh untuk berdoa. Lalu Nabi Sholehpun bedoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doa Nabi Sholeh dengan memunculkan unta betina dari dalam pasir.

“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (QS. Hud: 64).

Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). (QS. Al Qamar: 28)

Tetapi apakah dengan Mukjizat unta itu mereka akan mengakui kebesaran Allah? Ternyata tidak! Para pemuka masyarakat itu malah menuduh Nabi Shaleh tukang sihir. Namun begitu, sejak peristiwa itu, pengaruh Nabi Shaleh di kalangan kaumnya makin besar. Para pengikutnya semakin yakin akan kebenaran yang diajarkan Nabi Shaleh AS. Pengikutnya pun makin bertambah. Sementara itu Unta yang dalam Al-Qur’an disebut Naqatullah, Unta Allah, bebas berkeliaran. Penduduk takut mengganggunya. Mereka takut akan azab yang di ancamkan oleh Nabi Shaleh AS.

Unta itu sangatlah unik, ia dapat menghasilkan air susu yang berlimpah, yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kaum. Namun unta  itu juga membutuhkan air minumyang sangat banyak, berkali-kali lipat jumlahnya dengan unta biasa. Hal tersebut membuat gusar masyarakat kafir kaum Tsamud. Lalu merekapun berencana untuk melenyapkan unta Nabi Shaleh.

Selanjutnya pada suatu hari, dua orang wanita yang tengah berjalan melintas  kawasan tersebut dibujuk oleh seorang pembesar kaumTsamud untuk meracuni untua betina itu. Lalu mayat unta betina tersbut disembunyikan. Namun mereka tidak membunuh anak dari unta betina tersebut (unta betina tersebut sempat memiliki satu anak). Anak unta tersebutberteriak-teriak tanpa henti sehingga suaranya terdengar oleh Nabi Sholeh.

Lalu Nabi Sholeh berdoa kepada Allah dan Allah memberikan informasi bahwa akan ditimpakan azab kepada kaumnya. Nabi Shaleh lalu memperingatkan kaumnya yang kafir untuk tobat dan diberi waktu tiga hari. Kaumnya malah mencemooh dan berpesta ria karena mengira mereka telah menang.

Mereka membunuh unta itu, maka berkata Saleh: "Bersuka rialah kamu sekalian dirumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (QS. Huud: 65)


Selama tigahari tersebut sebenarnya sudah ada tanda-tanda azab akan datang:
-          Pada hari pertama wajah mereka semua berubah menjadi merah
-          Pada hari kedua wajah mereka semua berubah menguning
-          Lalu pada hari ketiga wajah mereka semua berubah menghitam lalu meninggal seketika.

Mereka meninggal secara seketika dan bersamaan. Mereka meninggal dalam keadaan dan posisi yang  saat itu tengah mereka lakukan (sedang duduk, berjalan, memasak, makan, dll)

Sebenarnya pada hari kedua dan ketiga saat tanda-tanda itu muncul, mereka jauh di dalamhatinya mulai ada rasa pembenaran tapi mereka terus saja menyangkalnya. Lalu pada hari ketiga saat detik-detik terakhir mereka mulai menyadari namun semuanya telah terlambat.



{ 6 komentar... read them below or Comment }

  1. Menarik... Kunjungi juga ya blog ane dan jangan lupa follow + tinggalkan komentar !
    Salam sukses blogger :D

    BalasHapus
  2. kisah2 macam nie kalau selalu di ceritakan dari kanak2 lagi mesti bagus kan.. btw nice sharing.

    BalasHapus
  3. >> Alfiyan, sudah datang ke TKP gan... keren!
    >> Aida, Setuju! Semoga cepat punya anak biar bisa cerita2, tapi cari calonnya dulu :p

    BalasHapus
  4. semoga barokah ilmunya,,,

    salam blogwalking

    hmsf08.blogspot.com

    BalasHapus
  5. setiap kemewahan dan kesuksesan ... jika tak di imbangi dengan agama yang benar/tauhid niscaya berahir seperti tsamud .

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -