Posted by : Ave Ry

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Al-Anfal : 65



Awalnya, setiang orang yang beriman dituntut untuk menghadapi 20 orang kafir, selanjutnya Allah menurunkan tuntutan, yaitu setiap orang yang beriman menghadapi 2 orang kafir.

Karena kesulitan yang dialami oleh kaum muslimin saat Allah mewajibkan setiap mereka menghadapi 20 orang kafir dalam peperangan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Ibnu Katsir dengan mengutip pendapat Imam Ibnu ‘Abbas. Dengan kata lain Allah mengetahui kelemahan yang dialami kaum mukminin, sebagaimana yang dinyatakan Allah “ Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan”.

Hal ini diperkuat dengan firman Allah

Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. At- Taubah : 25

Ayat ini turun pada saat kaum muslimin hampir mengalami kekalahan dalam perang Hunain. Padahal jumlah mereka saat itu mencapai 12.000 pasukan (10.000 pasukan yang baru menaklukan kota Makkah, ditambah 2000 pasukan dari suku Quraisy yang baru masuk Islam).

Demikianlah kita mesti mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Bahwa kemenangan tidak semata ditentukan oleh banyaknya jumlah. Tetapi juga mesti menjadi perhatian kita keimanan kita, keberserahan diri kita kepada Allah dan memastikan setiap amal kita sesuai dengan yang diminta oleh Allah SWT.

Demikian pula dalam perjuangan menegakkan hukum-hukum Allah dalam bingkai khilafah. Kita mesti senantiasa menjaga keimanan kita, memaksimalkan setiap usaha disertai dengan tawakkal kepada Allah.

Karena tegaknya khilafah adalah nashrullah (pertolongan Allah), sementara pertolongan Allah hanya akan turun kepada hamba-hambanya yang layak mendapatkan pertolongan. Allah berfirman;

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." Al- Baqarah : 249

Sikap kaum Muslim dalam menghadapi Era Globalisasi

Terdapat hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shohihnya dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda,

بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا كما بدأ فطوبى للغرباء
“Islam ini pada awalnya dianggap aneh dan akan kembali menjadi aneh sebagaimana awalnya dan beruntunglah orang-orang yang dianggap aneh saat itu.” (HR. Muslim dan Sunan Ibnu Majah, Imam Ahmad bin Hambal)

Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan,
قيل: يا رسول الله من الغرباء؟ قال: الذين يصلحون إذا فسد الناس
Seseorang bertanya, “wahai Rasulullah, siapa mereka orang-orang yang aneh (al-Ghuraba’) ?”, Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya )

Dalam hadits yang lain disebutkan,
“Mereka adalah manusia-manusia sholih yang berjumlah sedikit diantara manusia-manusia jahat/buruk yang berjumlah banyak.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya )

Maka maksud dari kata “al-Ghuroba” adalah orang-orang yang istiqomah, yang tetap berbuat bagi ketika manusia telah rusak, merekalah manusia yang dijanjikan syurga dan kebahagiaan. Mereka istiqomah dengan agama Allah, dan memurnikan tauhid serta mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah. Merekalah orang-orang yang senantiasa menjaga sholat, membayar zakat, berpuasa dan berhaji serta amalan lainnya yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan Allah mensifati mereka dalam Al-Quran,

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.” Fushilat 30-31

Dan pada zaman sekarang ini, banyak manusia telah menjauhkan diri mereka dari agama Allah, banyaknya kemaksiatan dan kemusyrikan, bahkan orang-orang Islam sendiri telah banyak meninggalkan ajaran Rasulullah Saw. Dalam kondisi kehidupan yang demikian rusaknya, orang-orang yang tetap istiqomah taat kepada Allah dan menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Saw, mereka itulah Al-Ghuroba’ yang dijanjikan syurga serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Oleh sebab itu kita harus menghadirkan sikap Al-Ghuroba ini dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu:

1. Orang yang mengerjakan sunnah dikala orang lain meninggalkannya. Karena semakin baik ibadah seseorang maka akan semakin ahsan (baik) pula dalam muamalahnya (perbuatannya). Terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang bergandengan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan, seperti Iman & Amal, Sholat & Zakat
2. Orang yang berbuat baik disaat orang lain berbuat mafsadat (kerusakan moral)
3. Orang yang berbuat baik ditenagh masyarakat yang berbuat jahat
4. Orang yang mampu menetralisir segala bentuk etnosentris (berada ditengah-tengah), bisa mengambil hal-hal yang baik dari pertentangan yang banyak bermunculan, mengambil pandangan terbaik dari pertentangan tersebut
5. Orang yang berdisplin dalam ketaqwaan dan sangat dermawan dan hatinya penuh dengan cahaya keimanan.

Sikap yang seharusnya dilakukan oleh Umat Muslim

Dalam realita yang bisa kita lihat sekarang, banyak diantara kaum muslim yang berpecah dan seolah berjalan bersendirian. Padahal musuh-musuh Islam bersatu padu dalam menghancurkan Umat ini. Allah SWT telah berpesan kepada kita dalam sebuah Firman-Nya;

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. Al-Anfal : 73


Maka dari itu, umat Muslim harus berkonsolidasi dalam menyelesaikan permasalahan umat karena musuh-musuh Islam saling bantu-membantu dalam memundurkan bahkan menghancurkan kita.

Miris hati kita menyaksikan atau mendengar pemberitaan tentang tawuran pelajar, tawuran massa, kekerasan yang sama sekali tidak menampakkan wajah Islami. Kaum muda ‘sibuk’ dengan masalah-masalah sepele dalam hal keduniawian, jauh dari adab perilaku Islam. Hendaknya sebagai kaum muda kita melakukan hal-hal yang berdampak positive bagi masyarakat luas kalau tidak bermanfaat bagi diri sendiri tanpa merugikan orang lain.

Kaum muda dapat menyalurkan adrenalin mereka yang gemar peperangan menuju kearah yang yang positive. Dan sebagai kaitan dari hal itu kaum tua haruslah merangkul mereka, ajak mereka untuk bertanggung jawab, berikan mereka kesempatan-kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka seperti apa yang dilakukan Rasulullah Saw saat menugaskan Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun untuk menjadi pemimpin pasukan yang berisi para tua-tua yang sudah berpengalaman.

Sebagai kaum tua haruslah dapat melihat dan menganalisis dari hasrat para kaum muda yang gemar peperangan, namun mereka tidak dapat menyalurkan kegemaran mereka, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, perang tidak melulu tentang fisik;

• Seorang Ilmuwan berperang dengan meningkatkan keilmuwan & mencari solusi untuk membuat atau mengatasi permasalahan social kemasyarakatan dalam berkehidupan dibidang Teknologi, Pembangunan, Pertanian, dll
• Seorang Akademis berperang dengan meningkatkan intelektualitasnya dalam rangaka counter attack terhadap serangan-serangan pemikiran yang memojokkan Islam
• Seorang Ulama berperang dengan meningkatkan pemahaman mereka lantas menyeru Umat untuk berbuat kebaikan & tidak takut untuk memerangi kemunkaran
• Seorang Pelajar bereperang dengan meningkatkan prestasinya dan membawa harum nama Islam dan menjadi suri tauladan yang baik bagi teman-temannya.

Referensi:
Ust. Iyus Khairunnas (Kajian Sabtu Markaz Islam Bogor)
Tafsir Al Qur’anil ‘adzim I
Kitab Iman

{ 7 komentar... read them below or Comment }

  1. Terima kasih sobat atas pencerahannya..

    BalasHapus
  2. wah betull..
    semangat terus pantang mundur

    BalasHapus
  3. This is nice post. I thank you very much.
    Hello, I visit and give your full support ads and please support ads me back. Thank you in advance.

    BalasHapus
  4. keep spirit to help each other...

    salam blogwalking

    hmsf08.blogspot.com

    BalasHapus
  5. Semangat memang mesti selalu di kobarkan,,,.!!! terutama dalam hall kebaikan... {semoga}

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -