Posted by : Ave Ry

“ Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. “
( Qs 13 : 3 ) 

Susunan bumi adalah kompleks. Pada waktu  ini  secara  kasar sekali  kita  dapat  mengatakan  bahwa  bumi  itu  mempunyai lapisan dalam; temperatur disitu sangat tinggi khususnya  dibagian  tengah  di mana batu-batu masih cair. Adapun lapisan atas atau  kulit  bumi  merupakan  lapisan  yang  keras  dan dingin.  Lapisan atas itu sangat tipis, hanya setebal antara beberapa kilometer  dan  beberapa  puluh  kilometer;  sedang poros  bumi  itu  lebih  dari 6.000 kilometer. Dengan begitu maka kulit bumi, rata-rata tidak sampai  1/100  poros  bumi. Dalam batas 1/100 inilah fenomena-fenomena geologi terjadi.


Yang   paling  dasar  daripada  perubahan-perubahan  geologi adalah lipatan yang asalnya adalah rangkaian  gunung-gunung. Terbentuknya  lipatan-lipatan  itu  dalam  geologi dinamakan "orogenese." Proses ini penting sekali karena setelah nampak relief  (pemunculan) yang akan membentuk gunung terjadi pula gerakan kearah kedalam yang proporsional dengan  kulit  bumi yang  menjamin  tempat  duduknya gunung itu dalam lapisan di bawahnya.
Sejarah tentang pembagian muka bumi menjadi tanah dan lautan adalah  hasil  penyelidikan  yang masih baru dan masih belum sempurna, walaupun yang mengenai periode yang  tidak  sangat kuno  tetapi  yang lebih banyak diketahui. Sangat boleh jadi bahwa timbulnya  lautan  (hidrosfir)  terjadi  l/2  milliar tahun  yang  lalu. Mula-mula  semua  benua  merupakan  satu kesatuan pada "Zaman Pertama" dan  kemudian  terserak-serak.

Di  lain pihak ada benua-benua atau bagian benua yang muncul sebagai akibat terjadinya gunung dalam daerah laut  (seperti benua  Atlantik  Utara  dan  sebagian dari Europa – menurut pandangan Sains modern).
 Yang mempunyai pengaruh besar dalam sejarah pembentukan bumi adalah   munculnya   rangkaian   gunung-gunung.  Para  ahli mengelompokkan semua  evolusi  bumi,  dari  periode  pertama sampai  periode  keempat dengan mengambil pedoman dari tahap orogenik  (gunung-gunung)  dan   tahap-tahap   ini sendiri dikelompokkan dalam siklus-siklus orogenik, karena tiap-tiap munculnya  relief  gunung  akan  mempengaruhi   keseimbangan antara  lautan  dan  benua.  Munculnya  gunung-gunung  telah menghilangkan  beberapa  bagian   bumi   yang   tinggi   dan menumbuhkan   bagian-bagian  yang  baru  dan  telah  merubah pembagian  udara  laut  dan   udara   kontinental   semenjak beratus-ratus  juta tahun. Udara kontinental hanya mengambil tempat 3/10 dari seluruh muka bumi.

“ Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. “ ( Qs 21 : 31 ) 

Dengan cara tersebut di atas kita dapat menyimpulkan  secara sangat tidak sempurna perubahan-perubahan yang terjadi dalam beberapa ratus juta tahun yang lalu.

 "Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan supaya kamu menempuh jalan-jalan yang luas di bumi itu." ( Qs 71 : 19-21)
"Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan adalah Kami." ( Qs 51 : 48 )

(Permadani) yang digelar  (dihamparkan)  adalah  kulit  bumi yang   keras  yang  di  atasnya  kita  dapat  hidup.  Adapun lapisan-lapisan di bawah adalah sangat panas,  cair  dan  tak sesuai  dengan  kehidupan.  Ayat-ayat  Qur-an  yang mengenai gunung-gunung serta  isyarat-isyarat  tentang  stabilitasnya karena akibat fenomena lipatan adalah sangat penting.

" Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? “ ( Qs 88 : 19-20 )

 Konteks ayat mengajak orang-orang yang tidak beragama  untuk melihat  fenomena-fenomena  alamiah.  Ayat-ayat di bawah ini menjelaskan lebih lanjut:

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak." ( Qs 78 : 6-7 )

 Orang-orang yang beragama itu  memakai  (autad,  kata  jamak dari watad) untuk menetapkan tenda di atas tanah.
Para  ahli  geologi  modern menggambarkan lipatan tanah yang mengambil tempat duduk di atas relief, dan  yang  dimensinya berbeda-beda sampai beberapa kilometer bahkan beberapa puluh kilometer. Daripada fenomena lipatan inilah kulit bumi dapat menjadi stabil.
 Karena  hal-hal  tersebut  di  atas  kita  tidak  heran jika membaca Qur-an dan mendapatkan  pemikiran-pemikiran  tentang gunung-gunung seperti berikut:

 "Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh." ( Qs 79 : 32 )

"Dia meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu." ( Qs 31 : 10 )

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, “ ( Qs 16 : 15 )

Kemudian,
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka. " ( Qs 21 : 31 )

 Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa cara gunung-gunung  itu diletakkan adalah sangat menjamin stabilitasnya, dan hal ini sangat sesuai dengan penemuan-penemuan geologi.

Gunung-gunung di bumi terbentuk akibat pergerakan dan tubrukan antar-lempengan raksasa yang membentuk lapisan kerak bumi. Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Ini berarti gunung memiliki semacam akar berupa perpanjangan yang menancap dan menghujam ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Dengan kata lain, gunung tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle (jaket).

"Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh." ( Qs 79 : 32 )
"Dan gunung gunung sebagai pasak" ( QS 78 :  7 )

Jadi, gunung mencengkeram lempengan-lempengan bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi. Dengan demikian gunung menembus dan menancap pada tempat bertemunya lempengan-lempengan tersebut. Dengan cara ini, gunung mencegah kerak bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung sebagaimana paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu.

"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu. " ( QS 16 : 15 ) 

Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah yang tidak ditu­lis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah berfirman,

"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu dengan ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup,dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu bukan pemberi rizki kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu." ( Qs 15 : 19-21 )

Frank Press, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat. Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.
Apa yang dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu.

"Dan gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " ( QS 79 : 32 ) 

Gunung yang tampak kokoh perkasa juga memiliki peran lain dalam menjaga keseimbangan di bumi, terutama dalam penyebaran panas. Perbedaan suhu antara khatulistiwa dan wilayah kutub bumi adalah sekitar 100oC. Jika perbedaan suhu tersebut terjadi di permukaan bumi yang rata, maka ini akan memunculkan aliran udara berupa badai angin sangat kencang berkecepatan hingga 1000 km (621 mil) per jam yang akan menghancurkan bumi. Namun, permukaan bumi yang tidak rata mampu menahan aliran angin kencang yang dimunculkan oleh perbedaan suhu ini. Jajaran pegunungan bermula dengan gunung Himalaya di Cina, yang berlanjut dengan gunung Taurus di selatan Turki, dan kemudian naik ke atas hingga jajaran pegunungan Alpina di Eropa. Jajaran pegunungan Atlantik dan Samudera Pasifik juga memiliki fungsi yang sama.

Sebagaimana seluk-beluk dan bagian bumi yang lain, apa yang ada pada gunung merupakan bagian dari kekuatan, kehebatan dan kesempurnaan ciptaan Allah. Allah telah menciptakan bumi beserta seluruh seluk-beluknya dengan sempurna sebagai tempat hidup kita.

Setelah mengetahui sejumlah hal yang mengagumkan ini, manusia sepatutnya sadar dan mengakui bahwa hal terpenting dalam hidupnya adalah kewajiban untuk mengabdi kepada Allah, dan beramal untuk tujuan yang satu ini. Sebab, manusia senantiasa bergantung pada nikmat Allah yang tak terhingga, sedangkan Allah, Dia Mahakaya dan tidak memerlukan sesuatu pun. Inilah kebenaran terpenting yang hendaknya didapatkan dan dipahami oleh manusia di balik dahsyatnya kekuatan alam, sebagaimana yang ada pada gunung.

“ Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. “
( Qs 2 : 22 )

{ 1 komentar... read them below or add one }

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -