- Back to Home »
- Berbagi »
- Bahasa Inggris Kebarat-baratan..?? Hellooww..!!
Posted by : Ave Ry
Tulisan ini tidak bersifat ilmiah sama sekali, hanya curahan hati saja, melepas emosi terpendam... Dalam sebuah diskusi, ada seorang teman yang menyatakan protes bahwa, " Kenapa sih orang-orang sekarang lebih suka menggunakan bahwa Inggris, Kebarat-baratan. Al Qur'an itu diturunkan menggunakan bahasa Arab, jadi sebagai Muslim kita seharusnya lebih mengutamakan penggunaan bahasa Arab ". By the way, kalimat itu saya sitir secara bebas.
Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!
Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.
Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.
Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.
Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?
Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!
Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.
Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.
Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.
Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?
Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?
Imagine, seorang Arab, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan atau keturunan seorang Nasrani atau yahudi, menjadilah dia seorang kafir. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa Al Qur'an' sepanjang waktu! Allahu Yahdik...
Siapa yang tidak setuju bahwa Islam adalah Dien yang
Rahmatan liel ‘alamin? Siapa juga yang tidak setuju bahwa Islam bukan hanya
milik bangsa Arab tetapi juga Ajam?
Ya Ikhwah… Allah adalah Ar Rahman lagi Ar Rahim, dijadikannya
Islam pada umat manusia seluruhnya, baik dia seorang Habasyah (Afrika), Rum
(Eropa) atau bangsa Ajam lainnya. Tidak di perdulikan-Nya bahasa, warna kulit
dan rupa selain Taqwa mereka.
Apakah si Amerika harus menangis darah karena setiap
saat dia menggunakan bahasa kafir, dan si Indonesia merasa sakit hati karena
dulu ‘nenek moyangnya’ menyembah dewata? Kemudian, betapa tak tahu diri si Arab
yang beragama kafir!
Well, it’s enough with my thought…
Perhatikan ayat Al Qur’an berikut ini.
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan BAHASAmu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” Ar-Ruum : 22
Jadi,
siapa yang menciptakan manusia dengan keadaan berlainan bahasa, Si Barat-kah? Ingat, selalu ada hikmah dari setiap yang
Allah SWT tentukan bagi manusia. Hanya manusia itulah yang harus mencerna,
menganalisa.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu SALING KENAL-MENGENAL.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” Al-Hujurat : 13
Salah satu tujuan yang paling
krusial diantara perbedaan yang Allah SWT ciptakan adalah untuk saling
kenal-mengenal seperti dalam ayat diatas. Mengamati bagaimana tiap kata, tiap
benda, tiap nama disebut dengan lafazh berbeda. Lantas sebagai Muslim kita
kembali membandingkannya dengan sebaik-baik bahasa, bahasa Arab yang Al Qur’an
turun dalam lafazh yang kaya akan makna.
“Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” Yusuf : 2
Bagi yang mendalami bahasa Arab
pastinya mereka akan terkagum-kagum dengan keelokan dan keindahan tata bahasa,
luas dan beragam makna. Dan kita pun akan tertegun, takjub. Maha Suci Allah
yang telah menurunkan Kitab Paling Mulia dengan sebaik-baik bahasa.!
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun,
melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan
terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Ibrahim
: 4
Al-Imam Qatadah (seorang ulama
tabiin) berkata:
“Firman Allah: “Kami tidak mengutus
seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya” maksudnya
adalah dengan bahasa kaumnya apapun bahasanya. Dan firman Allah: “supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” maksudnya
adalah agar ia (penjelasan tersebut) dijadikan sebagai hujjah.” (HR.
Ibnu Jarir : 16/517).
Kemudian perhatikan hadist-hadist
berikut ini,
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:
“Rasulullah menyuruhku untuk
mempelajari -untuk beliau- kalimat-kalimat (bahasa) dari buku (suratnya)
orang Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari
(pengkhianatan) yahudi atas suratku.” Maka tidak sampai setengah bulan aku
sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya maka jika
beliau menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuk beliau. Dan
ketika mereka menulis surat untuk beliau maka aku yang membacakannya kepada
beliau.” (HR. At-Tirmidzi: 2639)
Dalam riwayat lain:
“Rasulullah memerintahkanku untuk
mempelajari bahasa Suryani.” (HR.
At-Tirmidzi: 2639).
Dari Ummu Khalid bin Khalid (ketika ia masih kecil), ia berkata:
“Aku mendatangi Rasulullah bersama ayahku. Aku
memakai gamis kuning. Maka Rasulullah berkata: “Sanah, sanah.” Abdullah
(seorang perawi) berkata: “Ia (sanah) dalam bahasa Ethiopia berarti
“bagus.” Maka aku pergi bermain dengan tanda kenabian.” (HR.
Al-Bukhari: 2842, 5534)
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
“Bahwa Hasan bin Ali mengambil sebuah kurma
dari kurma shadaqah dan meletakkannya pada mulutnya. Maka Rasulullah berkata
dalam bahasa Persia: “Kikh, kikh. Apakah kamu
(wahai Hasan) tidak mengetahui bahwa kami (Ahlul bait) tidak boleh memakan
shadaqah?” (HR. Al-Bukhari : 2843, Muslim : 1778).
Al-Imam An-Nawawi berkata:
“Al-Qadli Iyadl berkata: “Dibaca kakh,
kakh atau kikh, kikh (dengan fathah atau
kasrah kaf dengan sukun kha’) dan boleh dibaca kakhin, kakhin atau kikhin,
kikhin (dengan kasrah kha’ dengan tanwin) merupakan kalimat untuk
melarang anak-anak dari sesuatu yang dianggap menjijikkan. Maka
dikatakan: “Kakh” maksudnya adalah tinggalkan dan buanglah ia!
Ad-Dawudi berkata: “Ia (lafazh ‘kakh’) adalah bahasa Ajam yang
di-arab-kan dengan makna sesuatu yang jelek.” (Syarhun Nawawi ala
Shahih Muslim: 7/175).
Nah, sudahkan sahabat perhatikan?
Begitu banyak sebenarnya hadist yang berkaitan tentang ini namun hanya saya
kutipkan sebagiannya saja. Tidak ada penamaan suatu bahasa selain bahasa Arab
sebagai bahasa kafir, bahasa munafik, apalagi bahasa yang kebarat-baratan…
Yang menjadi masalah adalah ketika
sebagai umat Muslim lebih mengutamakan bahasa Ajam dalam mempelajarinya dengan
meninggalkan bahasa Arab, atau menganggap bahasa Ajam lebih baik. Bukan mencela
orang yang menggunakannya! Bahkan menggunakan dan mempelajari bahasa Ajam
sebagai wasilah dakwah menjadi wajib hukumnya.
Jika ada seseorang yang mengatakan
bahasa Inggris kebarat-baratan jadi terdengar konyol di telinga saya. Sama saja
dia berkata jika ada seorang Eropa yang berbahasa Indonesia lalu dia menyebutkan
ke-asia-asia-an atau ketimur-timuran. Itu sama artinya dengan
pengkotak-kotakkan antara timur, barat, selatan, utara. Padahal, kemanapun arah
yang kau tuju disitulah Wajah Tuhanmu…
“
Sekiranya
Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, “
Al Maa'idah : 48
kalo saya kadng suka merenung, alangkah bahagianya ya yang lahir sebagai orang yang familiar dengan bahasa arab. artinya dia sudah terbiasa dengan bahasa alqur'an. saat diperdengarkan alqur'an, dia serasa denger bahasa ibu. bandingkan dengan kita yang harus buka terjemahan, lalu tafsir, biar ngerti apa yang dimaksudkan alqur'an.
BalasHapusItu yang buat ngiri juga.. tapi saya ingat lagi, orang yang berusaha lebih banyak maka akan diganjar pahala yang lebih :)
Hapussama, saya juga iri dengan yg pinter bahasa arab u,u
HapusAlhamdulillah,pernah beljar bahasa arab,inggris selama 7 tahun dipesantren hihihi,,,tiap ktmu tmn pondok patsi lgsg pake bhs arab xixixixi.....
BalasHapusBahasa arab itu sangat detail sekali ya seperti bahasa indonesia,akarnya banyak banget jadi belajarnya juga agak ribet tapi kalau sudah faham pasti bisa dan mudah..ala bisa karena biasa hehehe
--nice artikel :D
Wah... ini dia, anak pesantren yang berwawasan luas... cool!
HapusXixi..alhamdulillah.......mksh gen
Hapusselamat siang sobat trmksih banyak,ni postingannya sangat bagus mbk
BalasHapusSelamat siang juga sobat (tumben ya ini sama waktunya) :D
HapusTerimakasih kunjungannya jauh2 dari Brebes (^,^)/
kunjungan perdana slm kenal ye
BalasHapusPerasaan sobat sudah pernah kemari, hoho. Saya hapal setiap pengunjung :D
Hapussedih juga ya klo sampe ada orang yang berpikiran sempit bahwa menggunakan bahasa inggris kemudian dianggap kebarat-baratkan, semakin menyedihkan ketika disebut 'bahasa kafir'. toh mempelajari bahasa asing juga sebagai sarana penambah ilmu ya :)
BalasHapusSetelah diselidiki... biasanya mereka yang bilang begitu itu tidak bisa berbahasa Inggris, heu... He can't, he angry, he judge :)
HapusKalo aku sih asalkan niat kita untuk belajar bahasa itu apa, kalo pun kita belajar bahasa arab karena pengen eksis ya itu lain, dan ketika kita belajar bahasa inggris kemudian karena kita ingin benar-benar belajar ya why not. kan memang kita menyesuaikan kebutuhan
BalasHapusbahasa itu kan universal, apalagi kita hidup di jaman serba sempit sekarang ini, bahasa apaun ya harus kita pelajari, istilahnya kebutuhan lah kalo sekarang mah
BalasHapusSipp, setuju sob :)
Hapusbagiku bahasa itu menunjukkan bangsa..
BalasHapusbangsa manapun bisa belajar bahasa bangsa manapun dan bisa fasih..
tapi ketika dia menggunakan bahasa bangsanya sendiri, terlihatlah sosok dia yang asli..
begitu juga dengan bahasa daerah, dimana Bahasa Indonesia lah yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain daerah/suku
:) nice post
super sekali postingannya..
BalasHapusyang saya tahu dalam kitab Dzuroh, bahwa Bahasa surga itu adalah bahasa arab.
dan bahasa neraka itu adalah bahasa salah satu negara dari muka bumi ini.
aku gak mau mengatakannya disini.. walaupun aku tahu.. :D
Wah... bukannya dibagi disini sob., jadi penasaran :D
Hapuskitab kuning yang huruf arabnya itu tidak ada barisnya, tidak jabar, kasrah dan dhomah, artinya arab gundul..
Hapusjadi bukan buku yang biasa kita baca.. :D
alhamdulillah saya adalah anak desa sobat, saya nggak ngrti dengan bahasa inggris, saya nggak pernah dapat pelajaran bahasa inggris yang cukup waktu saya sekolah, jadi saya nggak ngerti dengan bahasa inggris.
BalasHapuslain dengan bahasa arab, karena saya tinggal di desa, jadi saya lebih familiar dengan bahasa arab, apa lagi saya belajar di pondok pesantren.
jadi menurut saya bahasa arab lebih mudah di pelajari dari pada bahasa inggris.
lagin kelak di alam kubur malaikat bertanya ke pada kita bukan pake bahasa inggris, tapi pake bahasa arab.. kalau nggak bisa jawab gmn coba..hayoo.??? makanya utamakan bahasa arab hehehehehehehehehehe
Kalau di alam kubur itu sudah perkara gaib sob, berbahasa apapun dia kalau dia seorang yang baik dalam taqwanya pasti akan bisa menjawab pertanyaan itu. Ketika nanti di surga pun seseorang sudah otomatis terinstall dapat berbahasa Arab, gak pakai kurus dulu :D
HapusSaya dulu pernah kepikiran pingin kerja apa saja sebagai TKI di Arab, pamrihnya pingin belajar bahasa Arab..... namun tak terlaksana, keburu pecah perang Irak-Iran, barangkali Allah belum menghendaki. Posting sangat bagus mbak
BalasHapusPengalaman menarik pak, terimaksih kunjungannya :)
HapusAda perkataan yang sangat menarik sekali bagi para penuntut ilmu dari seorang ‘alim Robbani, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin –semoga Allah senantiasa merahmati beliau-.[1] Perkataan ini akan menepis anggapan sebagian orang yang terlalu antipati jika ada yang ingin menguasai bahasa Inggris karena disangka ini adalah bahasa orang kafir. Padahal Syaikh Ibnu ‘Utsaimin sendiri punya angan-angan agar bisa menguasai bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris bukan hanya menjadi bahasa non muslim saat ini, bahkan bahasa ini sudah tersebar di berbagai negeri termasuk negeri kaum muslimin. Dan satu sisi begitu manfaat, terutama bagi dakwah pada mereka yang non muslim.
BalasHapusCoba perhatikan perkataan beliau berikut ini.وإن كنا نرى كما هو واقع أن اللغة العربية أفضل اللغات وأشرفها؛ لأنها لغة القرآن الكريم ولغة سيد المرسلين عليه الصلاة والسلام، لكن هذه لغة عالمية مشهورة يتكلم بها المسلم والكافر، ثم هي مقررة عليك حتى وإن كانت لغة الكفار، فإنك ربما تحتاجها في يوم من الأيام، أنا أتمنى أني أعرف هذه اللغة؛ لأني وجدت فيها مصلحة كبيرة، يأتي رجل ليسلم بين يديك فلا تستطيع أن تتفاهم معه
“Kami berpandangan–sebagaimana realitas yang ada–bahwa bahasa Arab tetap adalah bahasa yang paling mulia. Karena bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an Al Karim dan juga menjadi bahasa para Rasul ‘alaihish sholaatu was salaam. Akan tetapi bahasa Inggris adalah bahasa dunia yang begitu masyhur. Bahasa ini digunakan oleh muslim dan kafir (sehingga sekarang tidak bisa lagi disebut bahasa khas orang kafir, pen). Di samping itu, bahasa Inggris itu menjadi bahasa yang wajib Anda pelajari (diberbagai jenjang pendidikan, pen). Andai bahasa Inggris adalah bahasa khas orang kafir, boleh jadi pada suatu waktu Anda membutuhkannya.
Aku sendiri berangan-angan, andai saja aku bisa menguasai bahasa Inggris. Sungguh, aku melihat terdapat manfaat yang amat besar bagi dakwah jika saja bahasa Inggris bisa kukuasai. Karena jika kita tidak menguasai bahasa tersebut, bagaimana kita bisa berdakwah jika ada yang masuk Islam di hadapan kita.”[2]
Pelajaran yang patut direnungkan. Jadi sebenarnya mempelajari bahasa Inggris dilihat dari pemanfaatannya. Jika menguasai bahasa Inggris supaya bisa sekedar melancong ke negeri-negeri kafir, tentu saja niatan yang keliru. Namun jika tujuannya adalah untuk dakwah, ini sungguh sangat mulia.
Ya Allah, mudahkanlah kami dalam dakwah untuk memperjuangkan agama-Mu dan meninggikan kalimat-Mu yang mulia “laa ilaha illallah” dengan ikhlas selalu mengharapkan wajah-Mu.
*nyalin dari blog http://rkisekadau.wordpress.com :p
Tadi aku mau mengutip pendapatnya Syaikh Utsaimin juga mba... tapi mengurungkan niat, takut nanti dibilang terlalu 'nyalaf' hoho. Alhamdulillah, mba Diniehz akhirnya yang menyampaikan :)
HapusKepingin belajar bahasa arab sih, namun lebih pingin lancar berbahasa inggris,, hehe.. :D
BalasHapusSaya setuju! Tak bisa mengatakan bahasa inggris bahasa kafir. Jelas ya infonya. Jadi rinci membacanya.
BalasHapusHey sobat,
BalasHapuskemana aja, dari kemarin aku tunggu2 di blogku gak muncul2..
apa gak mau hadiahnya nih?
^_^ kalo gak mau aku ksh ke yg lain
Niatnya aku mau buat postingan sendiri sobat buat syukuran.... soalnya terlalu terharu sampai senyum2 sendiri tiada henti di depan kompi.... :D
Hapussalam gen-q
BalasHapusKunjungan perdana.
Salam kenal yah.
Kadang kita lupa antara ajaran islam dengan budaya arab. Ada sebagian orang lebih bangga dengan menggunakan budaya arab sedang kebudayaan sendiri dianggap kuno. Sedangkan tiap negara punya budaya sendiri-sendiri termasuk bahasanya. Dengan berbagai perbedaan dan aneka macam itulah justru akan tampak keindahan. Jangan mudah mengafirkan seseorang hanya karena beda budaya atau bahkan beda agama sekalipun.
BalasHapusini soal habits.. kebiasaan dan pengaruh faktor luar kayak lingkungan, teman, dll
BalasHapusiiahhh.. semua dikembalikan pada bahwa semua yg ada itu hanya perspektif.. ada yg pro ada yg kontra.. demiikianlah hidup :)
BalasHapusgimana org amerika muslim menggunakan bahasa inggris, dan orang nasrani yang menggunakan bahasa arab ya?
BalasHapusbetul sekali...
BalasHapuskita hidup di dunia diciptakan berbeda-beda. Maka jadilah kita harus saling toleran terhadap sesama...
Ehya Mbak Ihtisyam, aku minta maaf yaa....
bahasa itu bukanlah menjadi petunjuk atau pertanda bahwa seseorang menjadi kafir hanya karena dia tidak menggunakan bahasa Arab dalam pergaulan sehari-harinya....dan benar seperti yang diungkapkan dalam tulisan ini, bahwa perbedaan dalam berbahasa adalah salah satu rahmat dan anugrah dari Sang Khaliq....salam :-)
BalasHapuswah saya ngirii klo ada orang yg pinter bahasa Arab, tapiiiii kadang suka pusing duluan klo disuruh belajar bahasa arab *toyor kepala sendiri
BalasHapusSubhanallah. Penjelasannya lengkap sekali :)makasih atas tulisannya.
BalasHapusSebnernya sempat ngerasa risih sama orang yang suka ngomong sok barat-barat gitu. Tapi nyatanya saya sendiri mungkin lebih parah memaksakan bahasa inggris saya yang amburadul. "Kenapa nggak coba belajar bahasa arab aja?" kadang muncul pertanyaan semacam itu. Tapi kenyataannya kok malah lebih suka belajar bahasa-bahasa lainnya, yang lebih universal dan keliatan lebih keren. Inggris misalnya. -____-" Karena bahasa arab itu kayaknya susah. hehe
wlwpun saya english teacher, tp saya ingin bisa bahasa arab.. smg Allah meridhoi...aamiin
BalasHapusSaya, merupakan mahasiswa lulus science, saya terbiasa dengan bacaan2 seperti jurnal dan penelitian dari eropa, amerika, dan jepang dkk. Saya belajar bhasa inggris supaya dapat mengembangkan penelitian saya, mencari inovasi dan kreativitas dlm membangun penelitian di indonesia. Alangkah terkejutnya saya, ketika saya lebih suka menggunakan bahasa inggris dan bacaan inggris, dikatakan saya bangga menggunakan bahasa inggris yg dimana negara yg menggunkaan nya seperti barat dan amerika itu telah mendoktrin dan membodohi kita, menghilangkan bahasa ibu kita seperti itu. lillahi ta'ala tidaklah terpikir dibenak saya tdk bangga dengan bahasa indo dan bahasa jawa, miris ketika saya di-judge seperti itu. Di agama yg saya yakini, kita boleh belajar bahasa selain bahasa arab demi 1. Tidak terjadi makar (tipu daya) , 2. Untuk berdakwah, sebaik2nya manusia itu adalah untuk belajar apapun ilmunya baik bahasa, ilmu eksak, dkk demi terjadinya kemaslahatan umat manusia. Tentunya saya juga tdk pernah melupakan kebudayaan dan bahasa asal saya di negara Indonesia.
BalasHapus