- Back to Home »
- Pojok 'Ry'alita »
- Terus, Gue Harus Bilang Wow Gitu!
Posted by : Ave Ry
Satu kata, PRIHATIN...
Sejujurnya saya sebelumnya tidak tahu-menahu kalau
kalimat judul tulisan ini agak-agak menyerempat tag iklan sebuah produk, maklum
jarang update televisi. Kalimat ini agak mengganggu saya dalam beberapa hari
terakhir akibat seringnya muncul komentar baik diucapkan dengan lisan secara
langsung maupun melalu media social seperti facebook dan twitter. Kenapa
mengganggu? Yah, sebagai seorang muslim saya diajarkan untuk bersikap dan juga
berpikir perduli terhadap sesama, sedangkan kalimat ini secara ‘tersirat’
mengungkapkan sikap apatis, tidak perduli.
Melalui sebuah komentar yang terlihat di wall
facebook ada sebuah statement yang membuat saya gemas
“ Parah gila jalanan macet total “
“ Biasa… buruh lagi demo “
“ Kurang kerjaan banget sih! “
“ eh, gak boleh gitu loh, mereka kan demo gara2 hak
mereka gak terpenuhi “
“ Terus, gue harus bilang wouww githuu? “
Lalu ada lagi, komentar langsung yang saya dengar
“ Tu abang apa gak ada jualan laen apa?! Segala
maenan kertas kayak gitu dijual. Emang ada yang mau beli? “
“ Ya, namanya juga usaha. Kan cari kerja juga susah
udah gitu belum tentu semua orang dapet pendidikan yang tinggi Dit… “
“ Terus, gue harus bilang woouuuww gitu! Ehh, itu
mah derita mereka kale “
Sikap seperti inikah generasi muda sekarang?
Generasi muda Indonesia yang mana ketika sebelum mencapai kemerdekaannya sudah
dikenal dengan asas toleransinya yang tinggi, gotong-royong, tepo seliro.
Apalagi kalau kita berbicara dalam koridor ajaran
Islam, dalam sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir Rasulullah bersabda:
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih sayang dan saling cinta-mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam. ( Mutafaq ‘alaih ).
Dengan menjamurnya virus-virus berbahaya seperti ini
maka tidak heran jika kita akan melihat seorang ibu tua dengan bayi yang tengah
menangis dalam gendongannya berdiri didepan bangku didalam bus ataupun kereta
api dimana sudah duduk manis seorang pemuda atau pemudi yang berpura-pura
tertidur.
Mungkin akan ada beberapa orang yang menganggap hal
kecil seperti ini terlalu dibesar-besarkan. Ya, memang benar kalimat ini adalah
sebuah kalimat simple yang entah tanpa sadar atau tidak dapat diucapkan oleh
siapa saja. Tetapi bukankah semua hal
besar di dunia ini rata-rata berawal dari hal kecil?
Pada awalnya hanya kalimat ‘gaul-gaulan’ saja,
kemudian lama-kelamaan akan menjadi mind-set kita,
‘ Masalah itu memang sudah ada dan tetap akan ada,
jadi kenapa harus repot? Biarkan saja seperti itu ‘
Begitu kira-kira nantinya. Tidak akan terjadi
sekarang, memang. Tapi tunggu saja hari, bulan hingga tahun-tahun berikutnya.
Karena kalimat yang diucapkan kemudian didengarkan secara terus-menerus
perlahan akan terekam dengan baik dalam otak. Karena sejatinya otak kita tidak
akan memilah-milah hal-hal apa saja yang masuk -baik maupun buruk- namun
kitalah yang berkewajiban untuk menyaringnya.
“ Yahh, baju gue kecipratan saus nih “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “
“ Si Adi
kabarnya gak bisa ngelanjutin kuliah karena masalah biaya “
“ Terus, gue
harus bilang wow gitu! “
“ Buruh demo minta dihapuskan system out sourcing “
“ Terus, gue harus bilang wow gitu! “
“ Amerika tidak
berbuat apa-apa atas perbuatan salah seorang warganya yang sudah menghina Nabi
Muhammad saw dalam filmnya, Innocence of Moslem “
“ Terus, gue
harus bilang wow gitu! “
Wahai generasi muda Indonesia, akan kemana kita?
Wahai generasi Islam penerus ajaran para Nabi,
bagaimana kita akan bersikap?
Anak-anak
Adam adalah anggota satu sama lainnya,
Mereka diciptakan dari mutiara yang satu
Apabila salah satu dari mereka tertimpa kesulitan suatu penyakit
Maka anggota-anggota yang lain akan merasakan penderitaan tersebut
Apabila engkau tidak mengambil faedah dari bencana orang lain
Maka ketahuilah, bahwa engkau tidak layak dinamakan sebagai anak Adam.
Mereka diciptakan dari mutiara yang satu
Apabila salah satu dari mereka tertimpa kesulitan suatu penyakit
Maka anggota-anggota yang lain akan merasakan penderitaan tersebut
Apabila engkau tidak mengambil faedah dari bencana orang lain
Maka ketahuilah, bahwa engkau tidak layak dinamakan sebagai anak Adam.
Tunjukkanlah kearifan dalam jiwa mudamu, karena dari
lisanlah semua berawal. Perhatikan ucapan agar tidak sia-sia para pendahulu
kita berjuang demi tiap hembusan kemerdekaan yang kita hirup jika yang dapat
kita hadirkan adalah hanya berupa ungkapan ketidak perdulian.
Apakah kalian tidak mendengar? Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan siksaan karena air mata, atau karena kesedihan hati, tapi dengan ini —sambil menunjuk lisan beliau—, atau Allah akan memberikan Rahmat-Nya”.
( HR Tirmidzi )
Nah ini baru tulisan wow, dari seorang yang juga wow (berbakat) :)
BalasHapusWow si akang absen lagi, hatur nuhun kunjungannya ^^
BalasHapusHal-hal kecil yg mungkin tak tersadari..
BalasHapusSyukron kak.. n_n
WOW!
BalasHapuslalu gw harus ikutan bilang WOW gitu.....hehe
BalasHapusFollow me at Sosial Media
Masya Allah :)
BalasHapusterima kasih muhasabahnya ukh ^^
Hm... Kalimat ini adalah perkembangan dari kalimat-kalimat jaman dulu, jadi bukan sebuah gambaran kondisi generasi muda sekarang. Kalimat-kalimat yang serupa :
BalasHapus- Emang gua pikirin
- So what gitu lho?
- Masalah buat lo?
kira2 begitu.
I really enjoy every little bit of it and I have you bookmarked to check out new stuff you post.
BalasHapusheathrow to w2 | minicab in w2
hey guys check out the university of Nigeria website for relevant academic information by clicking on www.unn.edu.ng
BalasHapus