Posted by : Ave Ry

Banyak yang sering berkata, “Aku nggak ada waktu !”, seakan-akan mereka di dalam sebuah kesibukan yang sangat bermanfaat, akan tetapi kenyataannya ternyata masih banyak waktu mereka yang kosong
Di lain pihak, banyak pula yang ingin “Membunuh waktu…” karena waktu mereka yang sangat terbuang-buang.  mereka bingung mau diapakan waktu tersebut..

Waktu sangat penting, itu terlalu berharga untuk disia-siakan atau diabaikan. Orang bijaksana adalah orang yang memperhatikan waktu dan tidak memperlakukannya sebagai wadah untuk diisi dengan hal-hal murah dan bicara sia-sia.

Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, seungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan Al-Hasyr : 18

Al waktu kas saif (waktu ibarat pedang), begitulah pepatah arab menyebutkan. In lam taqtho’hu yaqtho’uka (kalau kau tak memotongnya maka dia yang akan memotongmu).

Memotong waktu itu adalah dengan tidak membiarkannya sia-sia sedang dipotong oleh waktu adalah dibuai oleh waktu dalam kesia-siaan. Karena hidup hanya sebentar, maka bila kita tak memanfaatkannya dengan baik maka kita akan menyesal selamanya.

Ibnu ‘Umar berkata, “Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore. Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi.

Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari. 6053, Kitab ar-Raqaa’iq)

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata,

Salah satu bukti kebijaksanaan takdir dan hikmah ilahiyah, yaitu barangsiapa yang meninggalkan apa yang bermanfaat baginya -padahal memungkinkan baginya untuk memetik manfaat itu lantas dia tidak mau memetiknya – maka dia akan menerima cobaan berupa disibukkan dengan hal-hal yang mendatangkan madharat terhadap dirinya. 

Barangsiapa meninggalkan ibadah kepada ar-Rahman, niscaya dia akan disibukkan dengan ibadah kepada berhala-berhala. Barangsiapa meninggalkan cinta, harap dan takut kepada Allah maka niscaya dia akan disibukkan dalam kecintaan kepada selain Allah, berharap dan takut karenanya.
Nikmat waktu adalah nikmat yang sangat besar, akan tetapi banyak orang yang menyia-nyiakannya dengan menghabiskan untuk keperluan yang kurang penting atau bahkan sia-sia. Menyia-nyiakan waktu sangat bertolakbelakang dengan memanfaatkan detik demi detik yang dilakukan para ulama soleh terdahulu, seperti contoh berikut ini.

Ibnu Mas’ud
Beliau salah seorang shahabat Nabi yang mulia, beliau pernah berkata, “Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang, namun amal perbuatanku tidak juga bertambah

Ibnul Khayyath An-Nahwi
Konon beliau belajar di sepanjang waktu, hingga saat beliau sedang berada di jalanan. Sehingga terkadang beliau terjatuh ke selokan atau tertabrak binatang.

Amir bin Abdi Qais
Beliau seorang tabi’in yang zuhud. Ada seorang pria berkata kepadanya, “Mari berbincang-bincang denganku”. Amir bin Abdi Qais menjawab, “Tahanlah matahari (Cobalah hentikan perputaran matahari), jangan biarkan ia berputar, baru aku akan berbincang-bincang denganmu. Karena sesungguhnya waktu ini senantiasa merayap dan bergerak maju, dan setelah berlalu ia tak akan kembali lagi. Maka kerugian akibat tak memanfaatkan waktu adalah jenis kerugian yang tidak dapat diganti atau dicarikan kompensasinya. Karena setiap waktu membutuhkan amal perbuatan sebagai isinya”

Hammad bin Salamah
Musa bin Isma’il At-Tabudzaki pernah menuturkan, “Kalau aku mengatakan kepada kalian bahwa Hammad bin Salamah tak pernah tertawa, niscaya aku tidak berdusta. Beliau itu memang orang  yang sangat sibuk. Kegiatannya hanya meriwayatkan hadits, membaca, bertasbih atau shalat. Beliau membagi-bagi waktu siangnya hanya untuk itu saja”
Muridnya sendiri, Abdurrahman bin Mahdi, pernah menuturkan, “Kalau ada orang yang berkata kepada Hammad bin Salamah, “Engkau akan meninggal besok”, niscaya beliau tidak akan mampu lagi untuk menambah sedikitpun dalam amalnya” (maksudnya, ia pasti segera memaksimalkan amalnya di detik-detik terakhir hidupnya).

Yunus bin Al-Mu’addab menegaskan, “Hammad bin Salamah meninggal dunia saat beliau shalat”. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya
Begitulah sebagian potret kehidupan ulama dalam memanfaatkan waktu, bagaimana dengan kita?

Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua agar bisa memanfaatkan kesempatan dan keluasan waktu yang diberikan untuk berbekal bagi kehidupan akhirat.

{ 5 komentar... read them below or Comment }

  1. Nikmat waktu memang sering membuat kita lalai! Allahummarhamnaa ....

    BalasHapus
  2. Saat buka blog ini, ada banyak judul postingan keren2 yg disuguhkan kpd pembaca. Tapi, hatiku tertambat di post ini karena postingan inilah yg selama ini saya jadikan prinsip n saya pegang kukuh.
    SUPERRRR...saya suka banget postingan ini!

    BalasHapus
  3. penyesalan yang tiada guna karena waktu telah terbuang sia sia

    BalasHapus
  4. subhanallah cantiknya blogmu gbrnya jg, gmn y biar bs kyk blogmu?

    www.indogeria.blogspot.com

    pls follow my blog

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -