Posted by : Ave Ry



“Barangsiapa yang memenuhi hatinya dengan ridha kepada takdir, maka Allah memenuhi dadanya dengan kecukupan, rasa aman, dan qana’ah, serta mengosongkan hati orang tersebut untuk mencintaiNya, kembali kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan Allah, dan bertawakkal kepadaNya.”

Masing-masing pribadi itu unik dan membawa unikum yang berbeda antara satu dengan lainnya, lengkap dengan paket kelebihan dan kekurangannya. Suatu hal yang selaras dengan fitrah, ketika di satu sisi seseorang dianugrahi banyak kelebihan, namun di sisi lain ada orang yang dianggap punya lebih banyak kekurangan. Adanya kelebihan merupakan anugrah yang patut disyukuri, bukan untuk berbangga diri, dan adanya kekurangan bukanlah hal yang harus ditangisi. Oleh karena itulah, seseorang hendaknya bisa berusaha menutupi kekurangan – kekurangannya dengan menggali dan melejitkan potensi terpendam yang ada dalam diri.

Tiap diri seyogyanya mengenal dan menganalisa segi positif dan negatif yang dikaruniakan padanya. Segi positif itu, diselaraskan dengan syariat untuk membangun keistimewaan, kekuatan, dan kecantikan dalam diri (inner beauty) guna menutup kekurangan yang dia miliki, sehingga orang tersebut nantinya akan memiliki mizah (ciri khas yang bisa membedakan antara dirinya dengan orang lain).

Adapun segi negatifnya, secara perlahan-lahan dikurangi dan ditutupi. Tidak usah minder ataupun rendah diri jika merasa hanyalah orang yang “biasa saja” dan memiliki social value (nilai sosial) yang standar lagi rata-rata saja. Bisa jadi jika orang yang “biasa saja” itu mengoptimalkan segala aset yang dimiliki, dan berusaha menjalani penempaan diri laksana proses pengasahan permata, bukan hal yang mustahil andaikata justru hasil akhir tempaan itu kemilau pesonanya melebihi orang yang memang terlahir “lebih dari standar rata-rata“.

Berbicara sedikit mengenai permata, proses pengasahan bahan mentah permata dari batuan “kusam” menjadi permata yang berkilau, bisa dianalogikan dengan keadaan wanita yang biasa saja namun menjadi luar biasa, karena dia berusaha melejitkan potensi diri dan melebarkan “jangkauan sayap” kharismanya.

Pada umumnya, bahan mentah permata hanyalah berupa batuan biasa yang berwarna, kecuali intan yang kebanyakan transparan (meskipun intan pun sebenarnya beraneka macam warnanya). Orang awam yang menemukan bebatuan seperti ini bisa jadi membuangnya begitu saja, lantaran dianggap batuan biasa. Lihatlah bedanya ketika batu ini mengalami penempaan dan proses pengasahan. Subhanallah! Batu “kusam” ini berubah menjadi batu mulia yang kilaunya sungguh memukau mata.

Kalaulah ada yang masih berkecil hati karena harta, rupa, ataupun hal yang menyangkut dunia…janganlah merasa rendah diri…masih banyak orang yang lebih banyak celanya dari kita. Syukurilah, berbahagialah dengan apa yang dimiliki, sabar serta ridha atas segala yang Allah karuniakan bagi diri kita.

Rasulullah Saw bersabda,

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang lain yang lebih besar karunianya dalam harta dan rupa, maka lihatlah orang yang lebih rendah dari apa yang telah dikaruniakan kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim)

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim hal 1987 dari hadits Abu Hurairah r.a,

“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan harta yang kalian miliki, akan tetapi Dia melihat hati dan amal perbuatan yang kalian lakukan.”


Dan di dalam riwayat Imam Muslim yang lain:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat badan dan bentuk kalian, akan tetapi Dia melihat hati – hati kalian.”


Hasan Al-Bashri  berkata,

“Jikalau engkau melihat ada seorang yang mengunggulimu dalam urusan dunia, maka unggulilah dia dalam urusan akhirat.”

Satu hal yang pasti, Allah tidak selalu memberikan semua yang kita inginkan, namun Allah akan memberi pilihan terbaik-Nya dari yang kita perlukan.






Source:
1. Muslimah.or.id
2. Madarij As-Salikin
3. Lathaif Al-Ma’arif


{ 16 komentar... read them below or Comment }

  1. kalo minder itu.. malu bukan karena iri . tapi malu, bisa jadi karena seseorang tersebut gak punya apa-apa jadi minder gitu dihadapan orang yang WOW..
    heu..


    perbedaan bukan halangan untuk................... apa ya #___# .

    BalasHapus
  2. Judulnya familiar sekali :D

    Hakim tertinggi untuk diri pribadi adalah diri sendiri. karena seharusnya diri sendirilah yang tahu batas mana kemampuannya, batas mana kekurangannya, dan dia sendiri yang punya andil paling besar untuk merubahnya jadi lebih baik atau membiarkannya semakin buruk.

    Hakim tertinggi di mata orang lain adalah hak ALLAH. Allah sebaik-baiknya menilai seseorang, dan kemulian itu tidak pernah tertukar. Makanya sombong sekali kalau ada orang yang bisa-bisanya men-judge orang lain payah, nggak bisa apa-apa atau hanya memandang sebelah mata. Mungkin saja yang di hina jauh lebih mulia dari yang menghina.

    Seharusnya begitu kan ya? :) perenungan yang baik. Alhamdulillah.,

    BalasHapus
  3. yeayea, exactly totally extremely true mbak genQ.. tak perlu memaksakan diri menjadi orang lain, jika pribadi kita sudah berusaha menjadi yang terbaik dari diri kita.. because being yourself is never enough, so be our best-self :)

    BalasHapus
  4. alhamdulilah dapat pencerahan dan nasehat yang berharga disini, saya suka sekali dengan kalimat ini :

    "Kalaulah ada yang masih berkecil hati karena harta, rupa, ataupun hal yang menyangkut dunia…janganlah merasa rendah diri…masih banyak orang yang lebih banyak celanya dari kita. Syukurilah, berbahagialah dengan apa yang dimiliki, sabar serta ridha atas segala yang Allah karuniakan bagi diri kita".

    BalasHapus
  5. Kata-kata yg diuraikan diatas sangat bagus buat kita renungkan dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi siapa saja yg menbacanya.

    BalasHapus
  6. sejuk sekali baca tulisan ini, jangan congkah dl dengan kelebihan karena segala puji bagi Allah.
    kekurangan milik manusia semua kelebihan dan kebenaran milik Allah

    BalasHapus
  7. Bila kita selalu melihatnya ke atas memang selalu ndak akan pernah puas ya mbak..seperti yg sdh mbak sampaikan di atas....

    Semoga kita termasuk dari golongan hambanya yg pandai bersyukur ya mbak..
    -------
    Trima kash sdh mengingatkan dan berbagi ke kita kita.. :)

    BalasHapus
  8. Aku akan jadi diriku sendiri. Diriku yg terbaik, dan semoga bisa membawa kebaikan bagi sesama. Amin.

    BalasHapus
  9. maaf belom sempet baca, pinggang keburu ngilu euy...ng'ke' deui we ah

    BalasHapus
  10. salam sahabt
    Mencari sedikit info di tempat sahabat.

    BalasHapus
  11. Satu hal yang pasti, Allah tidak selalu memberikan semua yang kita inginkan, namun Allah akan memberi pilihan terbaik-Nya dari yang kita perlukan, sebagai rasa puji syukur.

    BalasHapus
  12. Membacanya membuat Dhe lebih optimis. ^^

    BalasHapus
  13. ahtiku tersentuh membaca artikelmu sob... terima ksh.. semoga kita termasuk ke dlm org2 yg dikasihi oleh-Nya. amin

    BalasHapus
  14. gak bisa berkata apa2 dan menulis apa2 karena artikelnya luaarrrr biasaa... (padahal ini juga nulis hehe)

    BalasHapus
  15. terima kasih mbak terus terang tersinggung dengan tulisan ini, tapi tersinggung yang menyembuhkan kok hehe......

    BalasHapus
  16. jadi teringat sebuah ayat:
    "...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu..."

    Sungguh nasehat di sini "jleb" banget ukhti... benar ya, -Kau Berbeda... itulah yg membuatmu Sempurna- :))

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -