Tampilkan postingan dengan label Berbagi. Tampilkan semua postingan
Pernikahan Yang Melahirkan Generasi Besar
By : Ave RyWahai pemuda pernahkah terpikirkan oleh kalian untuk apa kita menikah?
Pernikahan sejatinya bukanlah sekedar penghalalan untuk melampiaskan syahwat.
Pernikahan bukan pula sekedar tradisi semata.
Bukan, karena begitu besarnya arti sebuah pernikahan dalam islam Rasulullah menyebut dalam haditsnya sebagai separuh agama.
"Jika seseorang telah menikah, dia telah melengkapi separuh agamanya. Hendaknya dia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang lain." (HR. Al-Baihaqi dan Al-Hakim)
Pernahkah pula terpikir apa obsesi menikah?
Akankah menikah hanya untuk meneruskan keturunan saja?
Untuk mempunyai pasangan yang rupawan?
Untuk menaikkan status sosial?
Jika menikah adalah separuh agama, betapa rendah sekali separuh agama kita jika tujuan pernikahan hanya inginkan kenikmatan dunia.
Dalam sebuah kajian, Ust Abu Fairus mengisahkan pernikahan dengan obsesi besar menuju akhirat menghasilkan generasi besar.
Tersebutlah sebuah kisah yang sangat menarik untuk disimak;
Di wilayah Tikrip negeri Irak tinggal seorang panglima bernama Najmuddiin. Najmuddiin adalah seorang panglima yang memiliki obsesi besar dalam pernikahan. Dirinya mempunyai keinginan menikahi seorang perempuan yang siap melahirkan seorang generasi yang di-didik dengan pendidikan islam, menjadi seorang penunggang kuda, dan menjadi seorang pahlawan yang akan menaklukkan Baitul Maqdis
Sahabatnya Asaduddiin berkata padanya,
"Wahai Najmuddiin saudaraku, kalau mau dan sudi saya akan membantumu meminang Putri Raja, atau Putri Sultan, atau Putri Perdana Menteri."
"Tidak sahabatku, Putri Raja, Putri Sultan atau Putri Menteri tidak ada yang pas buat diriku", tolak Najabuddin.
"Lantas, dimana engkau mendapat perempuan seperti yang engkau inginkan?" Tanya Asaduddiin.
"Andai niatku ikhlas semoga Allah Swt mempertemukan untukku seorang perempuan seperti inginku."
Berlalunya Waktu..
Hari demi Hari..
Minggu ke Minggu..
Hingga Berbulan-bulan..
Perjalanan Najmuddiin belum bertemu sosok perempuan idamannya.
Hingga suatu ketika Najmuddiin mengikuti sebuah kajian dari seorang ulama di majelis masjidnya.
Selepas kajian tanpa di duga ada seorang perempuan yang memanggil syeikh di balik tirai, sontak syeikh kaget dan langsung mendatangi asal suara kemudian bertanya, "Wahai Fulanah, bagaimana pemuda yang telah ku kirim padamu?"
Perempuan itu menjawab, "Wahai Syeikh, pemuda yang engkau kirim kepadaku dia pemuda yang gagah perkasa, tampan rupawan, pemuda yang jika seorang memandangnya akan terpana dan terpesona, tetapi wahai syeikh sungguh pemuda tersebut tidak pantas untukku. Wahai Syeikh sungguh diriku mencari seorang pemuda yang siap memegang tanganku dan membawaku ke syurga Allah Swt dan memberikan diriku keturunan, ku didik dan ajarkan menjadi seorang pemuda yang tangguh, dan dirinya adalah pemuda yang akan menaklukkan Baitul Maqdis".
Mendengar Perkataan perempuan tersebut membuat Najmuddiin terpesona dan teringat obsesinya dalam pernikahan.
"Wahai Syeikh, nikahkan saya dengan perempuan itu", pinta Najmuddiin.
"Wahai Najmuddiin, tahukah engkau dia seorang fakir, dia bukan seorang bangsawan, dia bukan Putri Raja, dia seorang perempuan biasa dikampung ini" Jelas Syeikh.
"Wahai Syeikh, kumohon nikahkan saya dengan dirinya, sungguh cita-cita besar yang ada dalam dirinya ada pada diri saya"
Akhirnya Najmuddiin dan perempuan tersebut menikah.
Inilah taqdir Allah, Dia mengabulkan do'a orang yang shalih yang mengharapkan akhirat untuk bertemu denganNya, doa dua insan yang mengharap keridhoanNya, insan yang menjadikan pernikahan bukan sekedar pemuas syahwat semata.
Dan kelak dari rahim dan tempaan didikan agama yang kuat dari pasangan inilah lahir panglima besar yang dengan pedangnya bisa merebut kembali Baitul Maqdis dari orang-orang salibis, ialah Sang Penakluk Shalahuddin Al Ayyubi.
Jelas sekali dari kisah di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa :
1. Pernikahan adalah langkah untuk mengubah dunia.
2. Ketampanan, kecantikan dan kekayaan bukanlah penentu kesuksesan sebuah pernikahan.
3. Pilihlah pasangan yang baik agamanya, yang dengannya akan menemanimu menikmati indahnya dunia menuju kenikmatan akhirat yang abadi.
4. Dari pasangan yang hebat akan terlahir generasi yang hebat.
Jadi wahai pemuda-pemudi apa obsesi besarmu untuk menikah?
Sudah punya obsesi.. Lantas tunggu apa lagi, kapan akan melengkapi separuh agamamu?
Sederhanakanlah kriteriamu dalam mencari pasangan, rendahkanlah maharmu, pantaskanlah dirimu dan memohonlah kepada Sang Pengatur.
Sumber :
Ust. Abu Fairus, Lc.
Ditulis oleh :
Sahabat Grup ‘Erdogan Lovers’ (Rizqa Kurniati, Adiyat Karim) dengan sedikit perbaikan EYD dan pengayaan alur.
16 November
By : Ave Ry
"Bi ruh...bi dam...nafdika yaa al-Aqsha !
"Bi ruh...bi dam...nafdika yaa al-Aqsha !
"Bi ruh...bi dam...nafdika yaa al-Aqsha !
(Dengan jiwa dan darah, kami persembahkan untuk Aqsha !)
“Khaibar... Khaibar... Ya Yahud ! Jaisyu Muhammad Saufa Ya'ud...”
(Khaibar... Khaibar..ya yahudi..! Pasukan Muhammad PASTI akan kembali...)
Allahumma ‘a-izzal islama wal muslimina
Allahummanshur ikhwananal musliminal mujahidina fi filistin
Allahumma tsabbit imanahum wa anzilis-sakinata ‘ala qulubihim wa wahhid shufufahum
Allahumma ahlikil kafarata wal musyrikina Allahumma dammiril yahuda wa israila
Wa syattit syamlahum wa farriq jam’ahum, Allahummanshur ‘alal mujahidina a’daa-ana wa a’daa-addin
Birahmatika ya arhamar-rahimin wa shallallahu ‘alan-nabiy Muhammad
“Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin. Ya Allah,
tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina. Ya Allah,
teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati
mereka dan satukanlah barisan mereka. Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar
dan kaum musyrikin. Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan
Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka. Ya Allah, menangkanlah
kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama dengan RahmatMu, Wahai Yang
Maha Pengasih. Dan sampaikanlah Sholawat kami kepada Nabi Muhammad.”
Gelar Jepang, Gelar Komik?
By : Ave RyPada minggu kemarin tanggal 7 Juli 2013, Gen-Q dan teman-teman berkesempatan untuk mengunjungi acara "Gelar Jepang" yang di adakan anak-anak UI Sastra Jepang. Sebelum berangkat ngebayangin kalau acaranya itu full Tradisional Jepang, eh, ternyata acaranya lebih kepada serial manga Jepang! Tapi teman bilang sebenarnya acara-acara tradisionalnya udahan dari hari-hari sebelumnya, seperti acara minum teh. Huwaaa, ketinggalan! Nasib, jadi pengunjung di hari terakhir, ketinggalan banyak acara. Tapi seru juga sih, jadinya foto bareng sama cost player yang unik-unik itu. Ada yang beneran mirip sama serial komiknya, ada juga yang maksa banget, hehe. Termasuk yang maksa adalah cost player satu ini nih, si Nobi Nobita, dari pada terlihat bodoh ala Nobi, malah terkesan nerd yang cool gitu (Katanya temen loohh) (^,^)/

Tadinya niaaaat banget mau foto bareng si Kamen Ryder yang ini, tapi nggak ketemu-ketemu. Malah diwakili temen yang foto. Akibat pulang duluan T.T

Niat mau pakai yukata jepang pun gagal juga, tapi ternyata kalau saya pakai yukata pun jadi lucu, nggak bakalan terlihat juga, cuma bagian bawahnya aja paling, hihi. Tapi yang berambut panjang itu masih dalam perdebatan, apakah mirip Geisha atau Sadako (",")/

Kemarin foto didepan poster Hokkaido, semoga beneran bisa ke Hokkaido (^o^)/
Hayooo, Mirip apa mirip (^_^)v
Tag :
Berbagi,
Listen To Me Please!
By : Ave Ry
Terkadang memang ada beberapa orang yang hanya butuh untuk didengarkan. Dia berbicara panjang lebar tentang ini itu. Dan jangan dipikir kalau orang tersebut tidak tahu kalau kita itu bukan pada kapasitasnya untuk mengerti hal yang disampaikannya. Yang ia butuhkan hanya ingin curhat, titik!
Seperti pagi ini, ada seorang bapak yang bercerita banyaaak sekali tentang permasalahan dinas yang dihadapinya. Carut-marut program kerja, komunikasi sepihak, masalah anggaran, ketidak berdayaannya menghadapi pejabat atasannya. Padahal kesemuanya itu berimplikasi pada tercapainya kegiatan-kegiatan untuk masyarakat dan kewibawaan pemerintah kotanya.
Melihat bapak ini dari dahulu Gen-Q sudah sangat bersimpatik. Beliau tipe seorang pekerja keras yang rendah hati. Tidak banyak ‘cincong’ kalau kata orang Betawi. Padahal untuk ukuran staff seperti beliau lebih suka perintah sana sini, serahkan sana serahkan sini. Tapi beliau ini lebih suka turun langsung ke lapangan. Mungkin bisa di ibaratkan ‘Umar Bakre’ dalam sebuah lagu milik Bang Iwan Fals.
Didalam Dinasnya sendiri beliau di abaikan karena program yang beliau paparkan itu memihak masyarakat dan itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dinasnya beralasan lebih banyak program lain yang lebih mendesak. Jadilah, program yang sudah tersusun dengan rapih menjadi terbengkalai. Dalam Forum Kemasyarakatan beliau malah di olok-olok karena hanya beliau yang mau-maunya mondar-mandir kesana kemari mengerjakan semua hal. Hahh,, sungguh… kalau sobat melihatnya akan sama perasaannya dengan yang Gen-Q rasa, kasihan…
Tapi kalau sobat menyangka ia mengeluhkan pekerjaannya itu pada semua orang, hmm, absolutely wrong karena bahkan dengan sesama jawatannya di Dinas pun beliau tidak suka ‘bercerita’, apatah lagi dengan para anggota Forum. Kemungkinan besar beliau begitu mempercayakan keluhannya itu untuk Gen-Q tampung adalah….. (apa ya, saya juga tidak tau) haha.
Ya sudahlah, mungkin dengan sedikit membagi beban seperti itu ada beberapa orang yang bisa sedikit lega. Walaupun saya sebagai pendengar tidak begitu mengerti bahasannya. Bahkan istilah-istilah yang digunakan saya cari tahu kemudian.
Kalau curahan hati para akhwat sih Gen-Q sering banget. And yess, mereka pun cukup meminta perhatian untuk sekadar di dengarkan. karena seringnya Gen-Q jadi tempat curahan hati (cieee) makanya jadi punya beberapa pengalaman. Bahkan sekarang sudah bisa mengkatagorikan tipe-tipe curhater :D
1. Curhater tipe A, orang yang curhat masalah-masalah sepele. Hal-hal tidak begitu penting juga dia ‘demen’ banget curhat. Orang dengan tipe ini agaknya termasuk tipe extrovert. Memang suka cerita! Dan dia tidak perduli kepada siapa dia cerita, ketemu orang bisa langsung curhat walau tidak kenal-kenal amat.
2. Curhater tipe B, orang yang curhat masalah-masalah pribadi. Terkadang ia akan curhat masalah kenapa dirinya begini, kenapa orang itu begitu yang kalau dipikir-pikir masalah itu bisa diselesaikannya sendiri tanpa curhat. Tapi ia suka saja berbagi hal pribadinya, terutama dengan orang-orang yang ia percaya atau ia nyaman duduk ngobrol dengannya. Tipe ini memang terkenal suka berbicara, tapi tidak semua ia percaya. Jadi mungkin saja ia bicara satu hal dengan orang lain tapi menutup masalahnya dan hanya akan membukanya pada orang-orang tertentu.
3. Curhater tipe C, orang yang curhat hanya kalau dia sedang punya masalah serius yang benar-benar serius. Tipe ini adalah orang yang tidak banyak cerita. Tapi sangat membutuhkan curhat untuk meringankan bebannya. Nah, tipe ini pun dibagi menjadi dua kelompok :
1) Tipe yang hanya butuh di dengarkan, kita tidak perlu repot-repot mencari solusi baginya Karena yang ia butuhkan hanya perhatian dari kita. Tapi, baiknya sesekali tanyakan atau tanggapi sesuai kapasitas.
2) Tipe yang butuh saran atau solusi, ketika orang ini sedang curhat selain kita dengan serius mendengarkan dan memperhatikan juga kita harus mencari jalan terbaik bagi masalahnya. Karena orang dengan tipe ini memang sedang membutuhkan jalan keluar. Dan ketika mereka sudah mempercayakan masalahnya pada kita berarti saran kita pun akan didengarkan (makanya jangan kasih saran asal)
Dari kedua tipe ini, mereka tidak sembarangan curhat kepada setiap orang. Tapi mereka akan curhat kepada orang-orang yang mereka percaya, atau ketika mereka merasa nyaman dengan orang yang akan diajak curhat.
Oya, dan satu saran Gen-Q bagi sobat yang kebetulan suka jadi ‘Kotak Curhat’, sobat harus pandai memilah bentuk curhatnya. Apakah ia membicarakan masalahnya atau membicarakan seseorang yang dikenalnya dan menceritakan aib seseorang itu yang tidak ada kepentingan atas hal itu karena yang ditakutkan adalah jatuh kepada ghibah (ngomongin orang lain). Dan kalau acara curhatan itu terlampau lama, sobat harus pandai ‘ngeles’ agar tidak terlalu berpanjang kalam. Dan kalau misalkan yang curhat itu lawan jenis maka sobat perlu menjaga hati, menjaga mata dan menjaga sikap! Netralkan perasaan sobat, jangan bertendensi apapun.
Seperti pagi ini, ada seorang bapak yang bercerita banyaaak sekali tentang permasalahan dinas yang dihadapinya. Carut-marut program kerja, komunikasi sepihak, masalah anggaran, ketidak berdayaannya menghadapi pejabat atasannya. Padahal kesemuanya itu berimplikasi pada tercapainya kegiatan-kegiatan untuk masyarakat dan kewibawaan pemerintah kotanya.
Melihat bapak ini dari dahulu Gen-Q sudah sangat bersimpatik. Beliau tipe seorang pekerja keras yang rendah hati. Tidak banyak ‘cincong’ kalau kata orang Betawi. Padahal untuk ukuran staff seperti beliau lebih suka perintah sana sini, serahkan sana serahkan sini. Tapi beliau ini lebih suka turun langsung ke lapangan. Mungkin bisa di ibaratkan ‘Umar Bakre’ dalam sebuah lagu milik Bang Iwan Fals.
Didalam Dinasnya sendiri beliau di abaikan karena program yang beliau paparkan itu memihak masyarakat dan itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dinasnya beralasan lebih banyak program lain yang lebih mendesak. Jadilah, program yang sudah tersusun dengan rapih menjadi terbengkalai. Dalam Forum Kemasyarakatan beliau malah di olok-olok karena hanya beliau yang mau-maunya mondar-mandir kesana kemari mengerjakan semua hal. Hahh,, sungguh… kalau sobat melihatnya akan sama perasaannya dengan yang Gen-Q rasa, kasihan…
Tapi kalau sobat menyangka ia mengeluhkan pekerjaannya itu pada semua orang, hmm, absolutely wrong karena bahkan dengan sesama jawatannya di Dinas pun beliau tidak suka ‘bercerita’, apatah lagi dengan para anggota Forum. Kemungkinan besar beliau begitu mempercayakan keluhannya itu untuk Gen-Q tampung adalah….. (apa ya, saya juga tidak tau) haha.
Ya sudahlah, mungkin dengan sedikit membagi beban seperti itu ada beberapa orang yang bisa sedikit lega. Walaupun saya sebagai pendengar tidak begitu mengerti bahasannya. Bahkan istilah-istilah yang digunakan saya cari tahu kemudian.
Kalau curahan hati para akhwat sih Gen-Q sering banget. And yess, mereka pun cukup meminta perhatian untuk sekadar di dengarkan. karena seringnya Gen-Q jadi tempat curahan hati (cieee) makanya jadi punya beberapa pengalaman. Bahkan sekarang sudah bisa mengkatagorikan tipe-tipe curhater :D
1. Curhater tipe A, orang yang curhat masalah-masalah sepele. Hal-hal tidak begitu penting juga dia ‘demen’ banget curhat. Orang dengan tipe ini agaknya termasuk tipe extrovert. Memang suka cerita! Dan dia tidak perduli kepada siapa dia cerita, ketemu orang bisa langsung curhat walau tidak kenal-kenal amat.
2. Curhater tipe B, orang yang curhat masalah-masalah pribadi. Terkadang ia akan curhat masalah kenapa dirinya begini, kenapa orang itu begitu yang kalau dipikir-pikir masalah itu bisa diselesaikannya sendiri tanpa curhat. Tapi ia suka saja berbagi hal pribadinya, terutama dengan orang-orang yang ia percaya atau ia nyaman duduk ngobrol dengannya. Tipe ini memang terkenal suka berbicara, tapi tidak semua ia percaya. Jadi mungkin saja ia bicara satu hal dengan orang lain tapi menutup masalahnya dan hanya akan membukanya pada orang-orang tertentu.
3. Curhater tipe C, orang yang curhat hanya kalau dia sedang punya masalah serius yang benar-benar serius. Tipe ini adalah orang yang tidak banyak cerita. Tapi sangat membutuhkan curhat untuk meringankan bebannya. Nah, tipe ini pun dibagi menjadi dua kelompok :
1) Tipe yang hanya butuh di dengarkan, kita tidak perlu repot-repot mencari solusi baginya Karena yang ia butuhkan hanya perhatian dari kita. Tapi, baiknya sesekali tanyakan atau tanggapi sesuai kapasitas.
2) Tipe yang butuh saran atau solusi, ketika orang ini sedang curhat selain kita dengan serius mendengarkan dan memperhatikan juga kita harus mencari jalan terbaik bagi masalahnya. Karena orang dengan tipe ini memang sedang membutuhkan jalan keluar. Dan ketika mereka sudah mempercayakan masalahnya pada kita berarti saran kita pun akan didengarkan (makanya jangan kasih saran asal)
Dari kedua tipe ini, mereka tidak sembarangan curhat kepada setiap orang. Tapi mereka akan curhat kepada orang-orang yang mereka percaya, atau ketika mereka merasa nyaman dengan orang yang akan diajak curhat.
Oya, dan satu saran Gen-Q bagi sobat yang kebetulan suka jadi ‘Kotak Curhat’, sobat harus pandai memilah bentuk curhatnya. Apakah ia membicarakan masalahnya atau membicarakan seseorang yang dikenalnya dan menceritakan aib seseorang itu yang tidak ada kepentingan atas hal itu karena yang ditakutkan adalah jatuh kepada ghibah (ngomongin orang lain). Dan kalau acara curhatan itu terlampau lama, sobat harus pandai ‘ngeles’ agar tidak terlalu berpanjang kalam. Dan kalau misalkan yang curhat itu lawan jenis maka sobat perlu menjaga hati, menjaga mata dan menjaga sikap! Netralkan perasaan sobat, jangan bertendensi apapun.
Tag :
Berbagi,
Pojok 'Ry'alita,
Misunderstanding!
By : Ave RySudah hampir sebulan hiatus rasanya kangen juga ngeblog. Yess, yang Gen-Q kangenin adalah blogging. Setelah menjalani rutinitas yang dibilang padat nggak, kalau dibilang nggak padat juga nggak (datang-datang buat bingung).
Menulis itu banyak medianya untuk sekarang ini, nggak usah disebut satu persatu juga sobat blogger pasti taulah. Dan dari semua media, bagi saya blog adalah yang paling nyaman. Audiens yang asik, nggak perlu ilmiah-ilmiah amat, tapi juga nggak asal.
Untuk edisi perdana setelah hiatus lama saya sebenarnya cuma mau curhat, hoho.
Misunderstanding! Yupz, kalau sobat pikir ini cuma terjadi antara person per person, well .. salah besar. Misunderstanding ini bisa juga terjadi antar instansi, kelompok bahkan antar pejabat pemerintahan dan masyarakat seperti yang saya alami ini.
Setelah beberapa lama saya mengamati cara bekerja lingkungan tempat saya bekerja saat ini saya sangat merasakan terdapat banyak kali salah pengertian atau persepsi. The fact is, saya bekerja di lingkungan pemerintahan tetapi saya bukan PNS. Saya melayani masyarakat tetapi bukan LSM (nah loh, apa coba? Hoho)
Saya diamanahkan untuk mengurusi sebuah organisasi masyarakat untuk kota sehat yang bernaung langsung dibawah Badan Pemerintah Daerah alias Bappeda. Dari sana banyak link yang terkait demi tercapainya kota saya yang sehat dan nyaman tinggal. Dari mulai Walikota langsung terlibat sampai kepada instansi-instansi terkait (banyak banget deh kalau disebutin mah).
Untuk mewujudkan kota sehat dibentuklah sebuah wadah kemasyarakatan bernama Forum Kota “Titik-ttitk” Sehat (kotanya saya sensor). Forum ini berisi dari mulai ketua PITI (apalagi tuh PITI, sudahlah jangan dibahas), Dosen Universitas Indonesia, Dokter Hewan, Wartawan, dan banyak lagi profesi yang masing-masing berkompeten dibidangnya. Pokoknya saya dikelilingi oleh para ahli yang kadang membuat saya merasa ‘tenggelam’ ditengah mereka.
Bagaimana nggak tenggelam? Kalau kerja saya itu memang melimpah ruah berlembar-lembar kertas sampai kadang menenggelamkan meja kerja saya. Sekilas terlihat sepele dan sangat sederhana ‘mengurus’. Dari mulai kegiatan, jadwal, follow up sampai honor tiap bulan yang berkaitan dengan anggota Forum pun saya yang pegang. Tapi sejujurnya saya banyak belajar dari sini, belajar mengamati. Bagaimana cara kerja di lingkungan pemerintahan dan masyarakat.
Seperti pagi ini setelah rapat persiapan untuk kedatangan Tim Penilai Pusat Kota Sehat akan datang, misunderstanding kembali terjadi. Bahkan perdebatan halus pun terjadi padahal di ruang rapat hadir Istri Walikota sebagai Pembina Forum Kota Sehat. Yah, provokator itu nggak dimana pasti ada. Nggak terkecuali di ruang rapat yang padahal suhu pendingin ruangannya membuat jemari saya merah membeku.
Perdebatan itu hanya dipicu oleh kesalahpahaman sepele menurut saya, komunikasi yang renggang. Pihak masyarakat merasa pemerintah nggak mau memfasilitasi kegiatan terkait kota sehat dan cenderung acuh. Sedangkan pihak pemerintah merasa masyarakat terlalu banyak merongrong padahal kerja di lapangan minim sekali.
Bisa dibayangin nggak? Hal ini berlangsung bertahun lamanya sampai ketika kota ini akan bersiap untuk memperoleh penghargaan Swasti Saba Padapa yang tim rechekingnya akan datang tanggal 24 Juni 2013 ini! Masih aja itu misunderstanding nggak selesai-selesai. Dan yang saya sebalkan adalah mengapa saya yang harus merasa terganggu dengan ini semua? Sampai rencana resign pun saya batalkan demi memikirkan keadaan Forum yang dipastikan akan galau kalau ‘pusat informasi’ mereka keluar.
Adalah Bapak Ketua Forum itu yang menelepon saya dengan nada hopeless…. Oh, tidak! Mengapa saya mudah sekali iba… akhirnya saya mengurungkan diri dan menerima kerja untuk masuk dua hari dalam seminggu saja. Selebihnya saya gunakan untuk aktifitas lain.
Terkadang saya mempunyai ide untuk menyampaikan saran saya pada kedua belah pihak yang kerap kali misunderstanding itu. Kepada pejabat pemerintah saya ingin bilang, “Bapak, Ibu… Kami dari Forum dan mewakili masyarakat meminta dengan sangat agar menunjuk pejabat pemerintah yang concern terhadap kegiatan ini, bukannya staff ‘bawah’ yang mengacuhkan kami”. Dan kepada Forum ingin saya sampaikan, “Bapak, Ibu… Kami dari Pemerintahan sudah memfasilitasi kegiatan terkait, walaupun seadanya. Tapi kami mengusahakan untuk terlaksanya kegiatan ini dengan baik dengan menganggarkan kegiatan kota sehat dalam APBD (yah walau nyelip sana nyelip sini). Untuk itu kami meminta agar bapak-ibu menyediakan waktunya dan aktif dalam tiap kegiatan.”
Ternyata sampai saat ini belum juga mengalir kalimat-kalimat itu dari mulut saya. Itulah…. Kelemahan notulen seperti saya, hanya bisa menuliskan.
Baiklah… dari pada nanti saya semakin panjang cerita lebih baik saya ambil sebuah kesimpulan. Dalam segala hal, jika terjadi kesalahpahaman kita membutuhkan ‘orang ketiga’. Pihak ketiga yang dapat menjembatani permasalahan yang hadir dari kedua belah pihak. Yang ianya adalah seorang bijaksana, nggak berpaling sebelah dan terkenal akan adilnya. Secara tersirat surah Al-Hujuraat ayat 9 pun menerangkan demikian
"Dan jika dua pihak dari orang-orang yang beriman berperang, maka damaikanlah di antara keduanya; jika salah satunya berlaku zalim terhadap yang lain, maka lawanlah pihak yang zalim itu sehingga ia kembali mematuhi perintah Allah; jika ia kembali patuh maka damaikanlah di antara keduanya dengan adil (menurut hukum Allah), serta berlaku adillah kamu (dalam segala perkara); sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil."
Jika yang diperjuangkan adalah untuk kebaikan, maka marilah duduk bersama dengan baik menggunakan kata-kata baik yang tidak menyinggung perasaan. Sebab hal demikian lebih dekat kepada taqwa. Karena berawal dari lidah kegiatan itu bermula. Jika ianya sudah menyakiti maka keengganan laku usah kau tangisi
Tag :
Berbagi,
Pojok 'Ry'alita,
Tepat Waktu Boss!
By : Ave Ry“Acaranya mulai jam berapa?” , “Jam 7.30”
Dan setelah satu jam lebih berada ditempat, “Sorry ya telat…”
Pernah nggak sobat Gen-Q mengalami hal ini, janjian dengan seorang teman yang punya ‘jam rusak’? ini hanya istilah pribadi saja. Entah itu adalah sebuah janji ‘resmi’ atau tidak jika dihadapi dengan mengentengkan saja atau memudahkannya adalah suatu hal yang kurang terpuji. Atau sobat pernah dalam keadaan begini, “Di informasikan bahwa acara akan dimulai pukul 08.00”. Mendapat informasi tentang sebuah acara lewat sms, email atau lisan, tapi setelah satu jam kemudian… acara baru di isi panitia dengan ‘kasak-kusuk’ antara panitia dan bahkan tanpa kata “Sorry”. Kalau sobat belum pernah mengalaminya berarti sobat adalah manusia paling berbahagia.
Sehingga kadang sudah tersetel dalam program kerja otak saya begini, “Kalau acara dari ini akan telat satu jam, kalau acara dari anu akan telat 30 menit, kalau acara dari itu lebih baik datang sesudah lewat satu jam”. Entah sobat lain bagaimana mensikapinya, tapi bagi saya hal ini sangat mengganggu. Dan mirisnya ketidak disiplinan waktu ini berlanjut terus menerus, di lestarikan, di budayakan kemudian menjadi kebiasaan.
Kebiasaan buruk ini merebak dikalangan umat Islam bak jamur, dapat ditemukan dimana saja. Kebanyakannya tidak mengatur waktunya dengan baik. Menganggap masih banyak waktu, kenapa tidak di buang-buang saja? Atau biasanya dalih yang sering dipergunakan adalah ada hal lain yang harus dikerjakan dulu. Loh, bukannya kita di tuntut untuk dapat mengatur waktu? Sebagai umat muslim, seharusnya kita mafhum akan pentingnya disiplin dalam waktu karena sholat lima waktu yang kita kerjakan itu memiliki waktu-waktu khusus yang tidak boleh di dahului atau di belakangi.
Sholat dalam ajaran islam di seumpamakan dengan tiang agama, sesuai sabda Rasulullah Saw yang artinya “barang siapa mengerjakan sholat berarti menegakkan agamaya dan barang siapa meninggalkan sholat berarti meruntuhkan agamanya”. Dalam hal ini islam juga mengajarkan disiplin waktu, karena dengan disipilin manusia bisa mencapai cita-citanya. Dan dengan sholat kita diajarkan agar lebih menghargai waktu agar digunakan dengan sebaik-baiknya. Ini juga bisa disebut dengan sholat islam mengajarkan profesisionalisme
Selain shalat sebenarnya syariat pun telah menggambarkan beberapa pekerjaan yang harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Seperti haji, zakat (baik zakat fitr atau zakat mâl), puasa, berkurban, memberi nafkah, hutang, gadai, bertamu, haid, nifas dan lain-lain. Dari sini Islam ingin mengisyaratkan akan pentingnya penentuan waktu dan banyaknya kemaslahatan dan manfaat yang ada didalamnya.
Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud bertanya pada Rasulullah SAW: " Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?", Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Taat pada orang tua". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah."
Hadis di atas diriwayatkan lebih dari satu imam, sebut saja Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ahmad, Dârul Quthni dan yang lainnya.
Dr Abdul Fattah Abu Ghuddah menyimpulkan bahwa dalam hadist tersebut terdapat kunci kesuksesan Umat Islam, yaitu dengan memanfaatkan waktu. Ia berargumen karena shalat termasuk ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Jika seorang Muslim melaksanakannya tepat waktu, dan juga selalu memperhatikan setiap pekerjaan pada waktunya maka hal itu akan membuat semuanya dapat terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya karena ia sudah menjadi sebuah kebiasaan dan watak dalam prilaku dan kehidupan seorang Muslim.
Islam adalah agama yang sangat menekankan kedisiplinan, tetapi ummat Islam lah yang banyak melanggar disiplin dan membuang-buang waktu.
Perhatian kita terhadap penggunaan waktu memang sesuatu yang harus kita lakukan secara serius, hal ini mengingat; Pertama, Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasul memberikan perhatian yang begitu besar terhadap waktu. Kedua, sejarah menunjukkan bahwa generasi Islam pertama dan seterusnya begitu memperhatikan penggunaan waktu sehingga sejumlah dampak positif dapat kita rasakan dengan ilmu yang berkembang secara pesat, prestasi amal shaleh yang mengagumkan, perjuangan yang sangat cemerlang, kemenangan yang begitu nyata dalam menghadapi berbagai kekuatan dunia dan peradaban yang sangat kokoh. Ketiga, kondisi umat islam yang saat ini berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, mengingat sebagian besar kaum muslimin saat ini sering mengabaikan penggunaan waktu secara maksimal untuk hal-hal yang positif.
Tag :
Berbagi,
Management Emosi Wanita
By : Ave Ry
"Dan bergaullah bersama mereka (isteri) dengan cara yang patut (diridhai oleh Allah). Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."(QS. An-Nisa:19).
Bila para pakar merasa kesulitan memahami hakekat manusia, seperti yang diungkapkan Dr. Alexis Karel dalam bukunya Man is The Unknown, maka manusia kebanyakan akan lebih sulit memahami jiwa wanita yang aktualisasi emosinya bagaikan gelas kristal, indah namun mudah pecah.
Memahami Wanita
Dalam bahasa Arab wanita sering disebut al-jins al-lathif (jenis yang lembut). Yang dikaitkan dengan dinamika kejiwaan, relung emosional dan perasaannya.
Kondisi emosi yang ‘ khas’ ini merupakan kelebihan sekaligus kekurangan wanita, sehingga kadang wanita sering salah paham dan sulit memahami dirinya sendiri, apalagi mengendalikan dan mengelola emosi secara baik. Padahal kata wanita dalam bahasa Jawa sendiri merupakan kependekan dari wani ditata yang berarti berani ditata atau dikelola.
Sementara itu manusia pada dasarnya sudah merasakan kodrat hidup dan dapat menangkap adanya sesuatu yang menjadi fitrah maupun takdirnya, sebagaimana diungkapkan dalam surat al-Qiyamah: 14. "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri." Namun banyak manusia lebih suka mencari jati diri diluar dirinya dan cenderung mencari kambing hitam dengan menutupi atau membodohi diri sendiri. Karenanya, Allah mengingatkan manusia untuk melihat kedalam dan jujur pada diri sendiri sehingga dapat mengelola kekurangan dan kelebihannya secara optimal tanpa upaya manipulasi atau distorsi. Dalam QS. Adz-zariyat:21 Allah berfirman: Dan pada dirimu sendiri, apakah kamu tidak memperhatikan?
Menurut Dr. Frederick, tabiat dan keadaan psikis wanita mengalami proses stagnasi. Seandainya wanita tidak memiliki emosi dan kemanjaan anak-anak, sulit baginya menjadi ibu yang baik. Wanita bisa dipahami anak-anak karena perasaannya mengandung sifat kekanak-kanakan. Bahkan, lanjut Dr.Frederick, dalam perkembangannya wanita cenderung bersifat kekanak-kanakan.
Wanita lebih banyak menggunakan praduga, perasaan dan emosi ketimbang rasio. Wanita terkondisikan untuk lebih bersikap pasif daripada bersifat aktif, pun bersikap pasrah daripada bersifat menguasai. Wanita secara kodrati tercipta untuk berada ditengah anak dan suami sehingga ia merupakan titik sentral dalam menjaga keharmonisan anggota keluarga dengan kecenderungan masing-masing.
Maka jika suami mampu memahami isterinya, ia akan mendapat kesenangan dari isteri dalam batas-batas fitrah. Sebaliknya, jika ia tidak mampu memahami isterinya, boleh jadi ia akan menghancurkan keluarganya. Karena itulah Nabi saw lalu mengingatkan suami untuk mendampingi, membimbing dan tidak menjatuhkan hukuman kepada isteri hanya karena suatu sifat jelek karena sesungguhnya ia pun demikian.
Pembelaan Islam pada Wanita
Rahmat Islam menyentuh wanita dan melindunginya dari kesewenangan pria. Islam mengajarkan pemeluknya tentang posisi dan jati diri wanita agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Wanita dituntut menjaga dan mengelola nilai-nilai kewanitaannya dengan baik.
Apabila fenomena dan realitas kewanitaan ini dipungkiri akan terjadi disharmoni dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
"Sesungguhnya kaum wanita itu adalah saudara kaum pria, maka sayangilah mereka sebagaimana kalian menyayangi diri kalian sendiri." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Syariat Islam telah mempelopori pengibaran bendera kesetaraan gender dengan menjadikan kaum wanita sebagai mitra suami dalam mengelola keluarga dan masyarakat.
Kemampuan memahami dan mengelola emosi merupakan kunci cinta kasih suami istri menuju keluarga sakinah (QS.Ar-Rum:21). Dengannya Allah menumbuhkan cinta suci di hati suami-isteri sehingga mereka terdorong untuk menunaikan hak dan kewajiban masing-masing tanpa paksaan. Nabi saw. pernah mengungkapkan kenangan cintanya pada Khadijah, "aku sungguh telah mendapatkan cinta sucinya." (HR. Muslim).
Agar ‘Gelas kristal’ ini tetap indah dan bening berkilau maka ia harus diperlakukan dengan penuh kelembutan (An-Nisa:19). wajib bagi kaum mukmin untuk mempergauli isteri dengan baik, yaitu menemani hidup dan mempergauli mereka dengan ma’ ruf dan berkenan di hati mereka serta tidak melanggar aturan syariat, tradisi dan kesopanan. Karena itu, mempersempit jatah nafkah, menyakiti fisik dan perasaan pasangan dengan perbuatan dan perkataan, sikap dingin dan masam, semua itu tidak termasuk pergaulan yang ma’ ruf." Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya (keluarganya) dan aku adalah sebaik-baik orang terhadap isteriku (keluargaku)." (HR. Ibnu Majah).
Rumah tangga ditegakkan atas dasar mawaddah (kasih asmara), yakni hubb (cinta kasih). Cinta yang tulus akan memotivasi sikap kooperatif, kompromistis, dan apresiatif. Saling mementingkan pasangan sehingga masing-masing memenuhi hak pasangan melebihi kewajiban, tidak hanya menuntut haknya. Suami-isteri harus bersabar atas kekurangan bahkan kesalahan masing-masing.
Bila kamu tidak menyukai mereka, karena cacat fisik atau watak yang timbul di luar kekuasaannya, kurang sempurna mengatur rumah tangga, atau ada kecenderungan kepada orang lain, maka bersabarlah dan jangan gegabah menjatuhkan keputusan. Jangan tergesa menceraikan mereka, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Manajemen Emosi, Bukan Tidak Punya Perasaan
Manajemen emosi berarti bersabar atas tabiat, keadaan kodrati, bahkan perilaku pasangan, dengan tetap mentarbiah dengan ihsan sehingga membuahkan cinta yang tulus. Kebajikan harus tumbuh dari niat ikhlas agar mendapatkan timbal balik yang tulus. Kebaikan dan kebahagiaan pasangan tidak dijamin dengan nafkah lahir materi. Perlakuan dan sikap simpatik lebih efektif merebut hati pasangan sehingga timbul saling memaklumi kekurangan yang ada. Rasulullah berasabda:
"Sesungguhnya kalian tidak akan dapat memuaskan orang hanya dengan harta kalian, namun kalian akan dapat memuaskan orang dengan tatapan simpatik dan akhlak yang baik."
Keahlian manajemen emosi dapat dilihat pada perilaku dan pola hubungan suami istri pada zaman rasulullah saw. Kejengkelan Aisyah kepada Nabi saw, hanya diekspresikan melalui perubahan gaya bahasa. Nabipun tanggap terhadap ketidaksukaannya serta menyikapi dengan penuh kesabaran.
Suatu hari Rasulullah saw mengatakan kepada Aisyah ra, "saya sangat mengenal, jika kamu sedang suka padaku maupun jika kamu sedang jengkel." Lalu Aisyah bertanya, "bagaimana engkau dapat mengetahuinya?" beliau menjawab, "jika kamu sedang suka, maka kamu menyatakan (dalam sumpah) ‘ tidak, demi Rabb Muhammad’ , namun jika kamu sedang jengkel, menyatakan, ‘ tidak, demi Rabb Ibrahim’ (HR. Muslim).
Itulah kelebihan Aisyah dalam mengelola emosi sehingga tidak melanggar norma kesopanan dan mengganggu keharmonisan keluarga.
Manajemen emosi bukan mematikan atau membekukan perasaan. Wanita harus bersikap ekspresif, komunikatif dan proaktif, baik terhadap suami maupun keluarga sehingga terbangun komunikasi yang sehat. Disinilah diperlukan kearifan wanita untuk tidak memancing ego dan emosi suami. Agar ia tidak sampai menggunakan kekerasan akibat kemarahannya.
Pribadi yang shalihah dapat mengelola emosi menjadi potensi yang membangun bukan merusak, mengokohkan bukan merobohkan serta mudah toleransi atau memaafkan orang lain. Sifat ini merupakan salah satu kunci kebahagiaan, kebaikan dan kelestarian rumah tangga.
"Dan orang-orang yang menahan amarah (emosi)nya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran:134).
Source :
1. DR. H. Setiawan Budiutomo (Dewan Syariah Nasional MUI)
2. Hayatuna al Jinsiyah
3. Rakaiz al Iman Bayna al Aqlu wa al Qalbu
4. Tafsir Al Manar
Mengapa Wanita Mudah Menangis
By : Ave Ry
Pertanyaan ini beberapa kali mengusik saya, “Mengapa wanita mudah menangis dibanding pria?”. Atas dasar itulah saya mencoba menelusuri penyebab yang ‘masuk akal’. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui penyebab di balik menangis dan ada berapa jenis air mata serta perbedaan cara pria dan wanita saat menangis.
Wanita secara biologis lebih sering meneteskan air mata dibandingkan pria. Di bawah mikroskop, sel-sel kelenjar air mata wanita terlihat berbeda dari pria. Selain itu, saluran air mata pria lebih besar daripada wanita, sehingga jika seorang pria dan seorang wanita menangis, air mata wanita itu lebih cepat membasahi pipinya.
Menurut penulis buku laris, “The Female Brain” Dr Brizendine, kondisi sosial berperan dalam menahan dorongan untuk menangis. Ketika kita mengalami sakit fisik atau kesedihan karena emosional atau frustrasi, amygdala otak, yang merupakan bagian dari sistem limbik atau “otak emosional,” meransang sinyal. Jika stimulus cukup besar, energi dapat berpindah dari area emosional ke dalam strip motor frontal. Saat itulah napas bisa berkembang menjadi terisak-isak.
Salah satu hormon dalam air mata adalah prolaktin yang merupakan katalis laktasi. Sama halnya dalam membantu menghasilkan susu. Prolaktin juga membantu dalam produksi air mata. Pada wanita saat mencapai usia 18 tahun, mereka memiliki 50 persen dan menjadi 60 persen prolaktin, lebih tinggi dalam aliran darah mereka daripada pria. “Kami percaya ini adalah salah satu alasan bahwa perempuan lebih mudah menangis,” kata Frey. Diantara penyebab mudahnya wanita menangis yatitu;
1. Hormon
Hormon wanita lebih mudah berada di dalam keadaan yang tidak stabil terutamanya apabila wanita datang bulan. Tekanan yang sebelum ini biasa untuk mereka, akan menjadi satu tekanan besar yang mampu untuk membuat wanita menangis. Banyak wanita menyatakan mereka lebih kerap menangis ketika datang bulan (haid). Hal itulah yang terkadang akan membuat wanita menjadi lebih sensitif dari masalah-masalah yang kecil akan menjadi semakin besar
2. Manipulasi
Apkah sahabat tahu bahwa perasaan kebanyakan wanita meyakini, kalau pria itu lemah terhadap air mata wanita? Pemikiran seperti ini telah diterapkan sejak dulu dan menyebabkan setangah wanita menyalahgunakannya untuk memanipulasi sesuatu keadaan itu. Mereka juga yakin bahwa seseorang pria sanggup melakukan apa saja hanya untuk menghentikan tangisan air mata mereka
3. Luapan emosi yang ikhlas
Tidak semua wanita menangis kerana hendak memanipulasi pria, itu hanya segelintir saja. Banyak wanita menangis kerana luapan emosi. Pemikiran seorang wanita lebih mudah dipengaruhi oleh emosi berbanding pertimbangan. Wanita secara automatik akan mengekspresikan sesuatu tindakan itu mengikuti emosi yang sedang mereka lalui, berbanding pria yang selalu mencoba mengawali tindakan mereka supaya tidak terikut dengan rentak emosi mereka sendiri. Ini adalah perbedaan yang kental antara pria dan wanita. Seseorang pria lebih mementingkan pertimbangannya ketimbang luapan emosi perasaannya
4. Kemarahan
Tidak sama seperti pria, wanita lebih cenderung untuk meluapkan kemarahan mereka melalui tangisan
Ini merupakan sifat seorang yang bergelar wanita, terutama apabila sahabat melakukan sesuatu perkara yang mereka tidak suka. Dan semua wanita nyatanya sudah terbiasa bagi mereka untuk meluapkan kemarahan melalui tangisan. Mereka akan merasa lebih tenang selepas itu. Hal ini juga dianggap salah satu alternatif terbaik untuk meluapkan perasaan bagi wanita
5. Memori – Kenangan
Wanita merupakan makhluk ciptaan yang mempunyai pemikiran yang paling kompleks. Mungkin ketika sahabat sedang bergembira dan secara tiba-tiba saja mereka mampu untuk mengingat kenangan lalu yang membuat mereka menangis. Menurut beberapa kajian, wanita lebih banyak mengingati setiap detik kehidupan yang mereka lalui dibanding pria
Sulitnya mereka untuk melupakan masa lalu yang telah banyak dilaluinya membuat mereka merasakan kegalauan dirundung duka setiap mengingatnya. Tangisan memang agak asing bagi pria. Tetapi kesimpulan yang mudah untuk dibuat adalah, apabila wanita menangis, mereka sebenarnya memerlukan pria
Lakukan tanggungjawab sebagai pria sebaiknya untuk menenangkan mereka.
Maka bagaimana pandanganmu tentang linangan air mata wanita ?
Setiap tetesan air mata wanita tentu ada sebabnya, tetapi ingatlah bahwa wanita adalah makhluk yang sangat perasa. Dan karena perasa itulah, maka sebab sekecil apapun akan melukainya.
Ketahuilah...
Kesedihan dan sakit hati adalah angin panas atau energi negatif yang bisa berubah menjadi racun di dalam tubuh. Racun akan keluar bersamaan dengan keluarnya air mata di saat menangis.
Sadarilah...
Wanita atau ibu, dialah yang paling berat beban hidupnya, dia harus mengandung, dia harus menyusui, dan dia harus mengurus rumah tangga. Karena urusan yang besar itulah, maka Allah memberikan kekuatan dan kemampuan yang luar biasa untuk meneteskan air mata ketika menangis. Semua itu tidak lain adalah untuk melepaskan beban, mengembalikan daya tahan dan yang terpenting adalah membersihkan racun dari angin panas dan energi negatif. Dengan demikian, dia bisa tetap sehat dan selamat, sekaligus menyelamatkan anak-anaknya dari semua yang membahayakan dan mempengaruhinya.
Source :
1. likecakra.blogspot.com
2. www.salimah.or.id
3. ghitahansin.wordpress.com
Wanita secara biologis lebih sering meneteskan air mata dibandingkan pria. Di bawah mikroskop, sel-sel kelenjar air mata wanita terlihat berbeda dari pria. Selain itu, saluran air mata pria lebih besar daripada wanita, sehingga jika seorang pria dan seorang wanita menangis, air mata wanita itu lebih cepat membasahi pipinya.
Menurut penulis buku laris, “The Female Brain” Dr Brizendine, kondisi sosial berperan dalam menahan dorongan untuk menangis. Ketika kita mengalami sakit fisik atau kesedihan karena emosional atau frustrasi, amygdala otak, yang merupakan bagian dari sistem limbik atau “otak emosional,” meransang sinyal. Jika stimulus cukup besar, energi dapat berpindah dari area emosional ke dalam strip motor frontal. Saat itulah napas bisa berkembang menjadi terisak-isak.
Salah satu hormon dalam air mata adalah prolaktin yang merupakan katalis laktasi. Sama halnya dalam membantu menghasilkan susu. Prolaktin juga membantu dalam produksi air mata. Pada wanita saat mencapai usia 18 tahun, mereka memiliki 50 persen dan menjadi 60 persen prolaktin, lebih tinggi dalam aliran darah mereka daripada pria. “Kami percaya ini adalah salah satu alasan bahwa perempuan lebih mudah menangis,” kata Frey. Diantara penyebab mudahnya wanita menangis yatitu;
1. Hormon
Hormon wanita lebih mudah berada di dalam keadaan yang tidak stabil terutamanya apabila wanita datang bulan. Tekanan yang sebelum ini biasa untuk mereka, akan menjadi satu tekanan besar yang mampu untuk membuat wanita menangis. Banyak wanita menyatakan mereka lebih kerap menangis ketika datang bulan (haid). Hal itulah yang terkadang akan membuat wanita menjadi lebih sensitif dari masalah-masalah yang kecil akan menjadi semakin besar
2. Manipulasi
Apkah sahabat tahu bahwa perasaan kebanyakan wanita meyakini, kalau pria itu lemah terhadap air mata wanita? Pemikiran seperti ini telah diterapkan sejak dulu dan menyebabkan setangah wanita menyalahgunakannya untuk memanipulasi sesuatu keadaan itu. Mereka juga yakin bahwa seseorang pria sanggup melakukan apa saja hanya untuk menghentikan tangisan air mata mereka
3. Luapan emosi yang ikhlas
Tidak semua wanita menangis kerana hendak memanipulasi pria, itu hanya segelintir saja. Banyak wanita menangis kerana luapan emosi. Pemikiran seorang wanita lebih mudah dipengaruhi oleh emosi berbanding pertimbangan. Wanita secara automatik akan mengekspresikan sesuatu tindakan itu mengikuti emosi yang sedang mereka lalui, berbanding pria yang selalu mencoba mengawali tindakan mereka supaya tidak terikut dengan rentak emosi mereka sendiri. Ini adalah perbedaan yang kental antara pria dan wanita. Seseorang pria lebih mementingkan pertimbangannya ketimbang luapan emosi perasaannya
4. Kemarahan
Tidak sama seperti pria, wanita lebih cenderung untuk meluapkan kemarahan mereka melalui tangisan
Ini merupakan sifat seorang yang bergelar wanita, terutama apabila sahabat melakukan sesuatu perkara yang mereka tidak suka. Dan semua wanita nyatanya sudah terbiasa bagi mereka untuk meluapkan kemarahan melalui tangisan. Mereka akan merasa lebih tenang selepas itu. Hal ini juga dianggap salah satu alternatif terbaik untuk meluapkan perasaan bagi wanita
5. Memori – Kenangan
Wanita merupakan makhluk ciptaan yang mempunyai pemikiran yang paling kompleks. Mungkin ketika sahabat sedang bergembira dan secara tiba-tiba saja mereka mampu untuk mengingat kenangan lalu yang membuat mereka menangis. Menurut beberapa kajian, wanita lebih banyak mengingati setiap detik kehidupan yang mereka lalui dibanding pria
Sulitnya mereka untuk melupakan masa lalu yang telah banyak dilaluinya membuat mereka merasakan kegalauan dirundung duka setiap mengingatnya. Tangisan memang agak asing bagi pria. Tetapi kesimpulan yang mudah untuk dibuat adalah, apabila wanita menangis, mereka sebenarnya memerlukan pria
Lakukan tanggungjawab sebagai pria sebaiknya untuk menenangkan mereka.
Maka bagaimana pandanganmu tentang linangan air mata wanita ?
Setiap tetesan air mata wanita tentu ada sebabnya, tetapi ingatlah bahwa wanita adalah makhluk yang sangat perasa. Dan karena perasa itulah, maka sebab sekecil apapun akan melukainya.
Ketahuilah...
Kesedihan dan sakit hati adalah angin panas atau energi negatif yang bisa berubah menjadi racun di dalam tubuh. Racun akan keluar bersamaan dengan keluarnya air mata di saat menangis.
Sadarilah...
Wanita atau ibu, dialah yang paling berat beban hidupnya, dia harus mengandung, dia harus menyusui, dan dia harus mengurus rumah tangga. Karena urusan yang besar itulah, maka Allah memberikan kekuatan dan kemampuan yang luar biasa untuk meneteskan air mata ketika menangis. Semua itu tidak lain adalah untuk melepaskan beban, mengembalikan daya tahan dan yang terpenting adalah membersihkan racun dari angin panas dan energi negatif. Dengan demikian, dia bisa tetap sehat dan selamat, sekaligus menyelamatkan anak-anaknya dari semua yang membahayakan dan mempengaruhinya.
Source :
1. likecakra.blogspot.com
2. www.salimah.or.id
3. ghitahansin.wordpress.com
Tag :
Berbagi,
Jangan Banyak Alasan, Berbuatlah Kebaikan Sekarang!
By : Ave Ry
Setiap diri kita akan bangga jika telah berbuat baik, dalam bentuk apapun itu dan sekecil apapun itu maka kita tak segan menceritakannya sebagai suatu prestasi. Namun sayangnya waktu yang kita miliki tak sebanyak apa yang kita pikirkan untuk melakukannya.
“Bersegeralah kalian melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, dimana ada seseorang pada waktu pagi beriman tetapi pada waktu sore ia menjadi kafir, pada waktu sore ia beriman tetapi pada waktu pagi ia telah kafir. Ia rela menukar agamanya dengan kesenangan dunia (HR.Muslim).
Menunda kebaikan sama sekali tidak dianjurkan dalam Islam. Bila niat baik ada di hati maka lakukanlah kebaikan itu! Karena setan akan dengan sangat lihai mengubah niat dan mengendurkan semangat. Sementara kita sendiri tidak tahu, apakah kesempatan melakukan kebaikan itu menjadi kesempatan yang akan terus ada, atau justru menjadi kesempatan terakhir.
Dalam sebuah buku tentang kisah orang-orang saleh terdahulu diceritakan salah seorang dari mereka berpesan : Maa ahbabta ayyakuuna ma’aka fil aakhirat if’alhul yaum. Wamaa karihta ayyakuuna ma’aka fil aakhirat utrukul yaum. Apa yang kau suka untuk dibawa ke akhirat kerjakan sekarang juga. Dan apa yang kau suka untuk kau tidak suka dibawa ke akhirat tinggalkan sekarang juga.
"Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan." (al-Baqarah [2]: 148)
Kita sering berandai andai dengan berkata “andai waktu bisa kuputar kembali”, saat itu banyak hal yang seharusnya kita lakukan tidak kita kerjakan, kesempatan yang ada kita tinggalkan, dan tersisa hanya penyesalan dan mengandaikan waktu yang berputar mundur agar kita bisa mendapatkan satu kesempatan lagi untuk melakukan hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Lalu mengapa kita harus berleha-leha? Tidakkah kita takut untuk menunda? Karena bisa saja kita tak lagi bisa menemukan waktu untuk melakukan apa yang pernah kita tunda.
Islam tak pernah mengajarkan penganutnya untuk menunda melakukan pekerjaan, terlebih menunda melakukan kebaikan. Islam adalah agama bagi orang-orang yang senantiasa menghabiskan setiap detik waktunya tanpa perbuatan yang sia-sia, Islam adalah agama yang mengajarkan penganutnya untuk senantiasa banyak berbuat, pandai memanfaatkan waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu. Sebab Islam tidak menghendaki para pemeluknya menjadi umat yang lemah, pemalas dan menganggur. Dalam Islam kerja keras dengan niat ibadah kepada Allah begitu agung dan dimuliakan. Rasulullah sering kali mengingatkan umatnya agar tidak menyia-nyiakan waktu luang yang sering kali tidak banyak disadari bahwa waktu sangat berharga.
Waktu yang kita sia-siakan dan tidak kita isi dengan perbuatan baik, lama kelamaan akan terisi dengan berbagai keburukan dan ketika apa yang menjadi impian kita datang dan berwujud sebuah kesempatan namun tidak kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya niscaya karunia Allah akan lepas dari tangan kita. Allah berfirman
"Maka, apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS al-Insyirah : 7).
Pekerjaan yang bisa kita lakukan di pagi hari tidak seharusnya kita tunda hingga sore hari demikian juga bila kita bisa mengerjakannya ketika sore hari maka mengapa harus menundanya hingga malam hari tiba? Apa yang kita dapatkan maka itu akan menjadi cermin dari apa yang kita lakukan.
Rasulullah juga pernah mengingatkan ummatnya dengan "lima perkara sebelum lima perkara" yang diriwayatkan Imam Hakim dalam kitab al-Mustadrak.
Perkara pertama adalah bahwa Rasulullah SAW menyebutkan, "Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu", “Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu", "Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu", "Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu", "Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu".
Kelima hal itu merupakan inti dari kehidupan manusia dan segala yang terjadi sesungguhnya berdasar atas bagaimana kita "mempergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya" .Kesemuanya bertitik tolak pada satu hal, yaitu agar ketika kita diberi kenikmatan oleh Allah, hendaknya tak membuat kita lupa diri dan hendaknya agar kita semakin menyadari bahwa kehidupan yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan kesempatan yang tiada duanya, yang harus dijalani tanpa sedikitpun menyia-nyiakannya. Masa muda hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan, karena di masa mudalah raga kita masih kuat untuk beribadah, untuk menolong yang lemah, masih kuat untuk belajar, berfikir dan melakukan segala hal demi kemaslahatan dunia dan sebagai tabungan akhirat kita.
Kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa sangat tergantung pada kesigapan dan kekuatan para pemudanya, akan mundurlah suatu bangsa dan hancurlah ia jika generasi mudanya merupakan orang-orang malas, dan tak bisa bertanggung jawab. Dan tentu akan menjadi maju sebuah bangsa jika para pemuda pemudinya adalah orang-orang yang tangguh, pandai dan bersemangat melakukan segala sesuatunya.
Ketahuilah bahwa saat paling berbahaya bagi akal manusia adalah saat dia ada dalam kekosongan karena kekosongan itu akan merasuki pikirannya dengan hal-hal buruk seperti merencanakan kejahatan dan perbuatan maksiat. Maka benarlah sebuah pepatah arab yang mengatakan Waktu adalah seperti pedang yang begitu tajam, jika kamu tidak membunuhnya maka ia yang akan membunuh kamu .
Karena sesungguhnya waktu kosong adalah pencuri yang cerdik dan culas. Maka, obatilah ia dengan kerja keras, kerja cepat, dan kerja ikhlas agar waktu kita berlimpah berkah dan rahmat. Maka akankah kita membiarkan diri kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi? Golongan orang-orang yang menyia-nyiakan hidup dan jauh dari amal soleh. Karena sesungguhnya ketika kita menunda satu kebaikan untuk dikerjakan, hal itu akan mematikan satu saraf ketajaman mata hati kita untuk semakin alpa dan lupa.
Source : 1. Oky Setiana Dewi
2. Taufiqurrahman
2. Taufiqurrahman
Tag :
Berbagi,
Genki Desuka...
By : Ave Ry
"O Genki Desu ka..."
Apakah sahabat blogger dalam keadaan sehat? Ya, itu pertanyaan saya. Beberapa hari absen di dunia maya dikarenakan kegiatan yang membutuhkan kerja nyata di lapangan membuat saya harus berpisah sejenak dengan rumah hijau saya ini. Setelah kembali ke rumah hijau saya, ternyata ada beberapa hal yang harus dibereskan. Salah satu diantaranya adalah berterimakasih kepada sahabat-sahabat yang telah mengapresiasi tulisan saya dalam Give Away di Blog mereka.
Keduanya...
Terimakasih kepada Ust. Akhmad Muhaimin Azzet yang telah berkenan memberikan apresiasi pada tulisan asal saya di Give Away Senangnya Hatiku : My First Wishlist Terkabul! karena termasuk kedalam salah satu penerima hadiah yang diberikan oleh Ustad yang dermawan ini dalam 35 Pemenang Giveaway Senangnya Hatiku.
Ketiganya...
Terimakasih kepada Sahabat Wawan Setiawan yang berkenan membaca keseluruhan tulisan dan menetapkan Cahaya, Ini Tentang-Mu sebagai Pemenang I dalam Pemenang Giveaway Penghuni 60

Kalau dihitung, Giveaway yang sudah saya ikuti baru tiga kali. Yang pertama gagal, hiks. Jadi tidak saya cantumkan, tapi bisa dilihat di Ukhtuna Ana Uhibbukum Fillah. Makanya terimakasih dimulai dari 'keduanya...', karena berdasarkan urutan saya mengikuti GA, hoho.
Semoga dengan partisipasinya Gen-Q bisa menjalin persahabatan yang bermanfaat. Dan menjadikan rumah hijau Gen-Q semakin sehat dan berkualitas. Semogaaa...
Yak, cukup sekian postingan saya kali ini. Tidak sedang ingin berpanjang kalam karena sesuatu dan lain hal. Ingin mengucapkan satu kata saja, Ganbatte...!!!
Apakah sahabat blogger dalam keadaan sehat? Ya, itu pertanyaan saya. Beberapa hari absen di dunia maya dikarenakan kegiatan yang membutuhkan kerja nyata di lapangan membuat saya harus berpisah sejenak dengan rumah hijau saya ini. Setelah kembali ke rumah hijau saya, ternyata ada beberapa hal yang harus dibereskan. Salah satu diantaranya adalah berterimakasih kepada sahabat-sahabat yang telah mengapresiasi tulisan saya dalam Give Away di Blog mereka.
Keduanya...
Terimakasih kepada Ust. Akhmad Muhaimin Azzet yang telah berkenan memberikan apresiasi pada tulisan asal saya di Give Away Senangnya Hatiku : My First Wishlist Terkabul! karena termasuk kedalam salah satu penerima hadiah yang diberikan oleh Ustad yang dermawan ini dalam 35 Pemenang Giveaway Senangnya Hatiku.
Ketiganya...
Terimakasih kepada Sahabat Wawan Setiawan yang berkenan membaca keseluruhan tulisan dan menetapkan Cahaya, Ini Tentang-Mu sebagai Pemenang I dalam Pemenang Giveaway Penghuni 60
Kalau dihitung, Giveaway yang sudah saya ikuti baru tiga kali. Yang pertama gagal, hiks. Jadi tidak saya cantumkan, tapi bisa dilihat di Ukhtuna Ana Uhibbukum Fillah. Makanya terimakasih dimulai dari 'keduanya...', karena berdasarkan urutan saya mengikuti GA, hoho.
Semoga dengan partisipasinya Gen-Q bisa menjalin persahabatan yang bermanfaat. Dan menjadikan rumah hijau Gen-Q semakin sehat dan berkualitas. Semogaaa...
Yak, cukup sekian postingan saya kali ini. Tidak sedang ingin berpanjang kalam karena sesuatu dan lain hal. Ingin mengucapkan satu kata saja, Ganbatte...!!!
"Gen-Q, O Genki Desu ka.."
"Hai', Genki Desu.."
(^_^)/
Tag :
Berbagi,
Bahasa Inggris Kebarat-baratan..?? Hellooww..!!
By : Ave Ry
Tulisan ini tidak bersifat ilmiah sama sekali, hanya curahan hati saja, melepas emosi terpendam... Dalam sebuah diskusi, ada seorang teman yang menyatakan protes bahwa, " Kenapa sih orang-orang sekarang lebih suka menggunakan bahwa Inggris, Kebarat-baratan. Al Qur'an itu diturunkan menggunakan bahasa Arab, jadi sebagai Muslim kita seharusnya lebih mengutamakan penggunaan bahasa Arab ". By the way, kalimat itu saya sitir secara bebas.
Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!
Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.
Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.
Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.
Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?
Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!
Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.
Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.
Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.
Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?
Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?
Imagine, seorang Arab, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan atau keturunan seorang Nasrani atau yahudi, menjadilah dia seorang kafir. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa Al Qur'an' sepanjang waktu! Allahu Yahdik...
Siapa yang tidak setuju bahwa Islam adalah Dien yang
Rahmatan liel ‘alamin? Siapa juga yang tidak setuju bahwa Islam bukan hanya
milik bangsa Arab tetapi juga Ajam?
Ya Ikhwah… Allah adalah Ar Rahman lagi Ar Rahim, dijadikannya
Islam pada umat manusia seluruhnya, baik dia seorang Habasyah (Afrika), Rum
(Eropa) atau bangsa Ajam lainnya. Tidak di perdulikan-Nya bahasa, warna kulit
dan rupa selain Taqwa mereka.
Apakah si Amerika harus menangis darah karena setiap
saat dia menggunakan bahasa kafir, dan si Indonesia merasa sakit hati karena
dulu ‘nenek moyangnya’ menyembah dewata? Kemudian, betapa tak tahu diri si Arab
yang beragama kafir!
Well, it’s enough with my thought…
Perhatikan ayat Al Qur’an berikut ini.
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan BAHASAmu dan
warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” Ar-Ruum : 22
Jadi,
siapa yang menciptakan manusia dengan keadaan berlainan bahasa, Si Barat-kah? Ingat, selalu ada hikmah dari setiap yang
Allah SWT tentukan bagi manusia. Hanya manusia itulah yang harus mencerna,
menganalisa.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu SALING KENAL-MENGENAL.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” Al-Hujurat : 13
Salah satu tujuan yang paling
krusial diantara perbedaan yang Allah SWT ciptakan adalah untuk saling
kenal-mengenal seperti dalam ayat diatas. Mengamati bagaimana tiap kata, tiap
benda, tiap nama disebut dengan lafazh berbeda. Lantas sebagai Muslim kita
kembali membandingkannya dengan sebaik-baik bahasa, bahasa Arab yang Al Qur’an
turun dalam lafazh yang kaya akan makna.
“Sesungguhnya Kami menurunkannya
berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” Yusuf : 2
Bagi yang mendalami bahasa Arab
pastinya mereka akan terkagum-kagum dengan keelokan dan keindahan tata bahasa,
luas dan beragam makna. Dan kita pun akan tertegun, takjub. Maha Suci Allah
yang telah menurunkan Kitab Paling Mulia dengan sebaik-baik bahasa.!
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun,
melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan
terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Ibrahim
: 4
Al-Imam Qatadah (seorang ulama
tabiin) berkata:
“Firman Allah: “Kami tidak mengutus
seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya” maksudnya
adalah dengan bahasa kaumnya apapun bahasanya. Dan firman Allah: “supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” maksudnya
adalah agar ia (penjelasan tersebut) dijadikan sebagai hujjah.” (HR.
Ibnu Jarir : 16/517).
Kemudian perhatikan hadist-hadist
berikut ini,
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:
“Rasulullah menyuruhku untuk
mempelajari -untuk beliau- kalimat-kalimat (bahasa) dari buku (suratnya)
orang Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari
(pengkhianatan) yahudi atas suratku.” Maka tidak sampai setengah bulan aku
sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya maka jika
beliau menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuk beliau. Dan
ketika mereka menulis surat untuk beliau maka aku yang membacakannya kepada
beliau.” (HR. At-Tirmidzi: 2639)
Dalam riwayat lain:
“Rasulullah memerintahkanku untuk
mempelajari bahasa Suryani.” (HR.
At-Tirmidzi: 2639).
Dari Ummu Khalid bin Khalid (ketika ia masih kecil), ia berkata:
“Aku mendatangi Rasulullah bersama ayahku. Aku
memakai gamis kuning. Maka Rasulullah berkata: “Sanah, sanah.” Abdullah
(seorang perawi) berkata: “Ia (sanah) dalam bahasa Ethiopia berarti
“bagus.” Maka aku pergi bermain dengan tanda kenabian.” (HR.
Al-Bukhari: 2842, 5534)
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
“Bahwa Hasan bin Ali mengambil sebuah kurma
dari kurma shadaqah dan meletakkannya pada mulutnya. Maka Rasulullah berkata
dalam bahasa Persia: “Kikh, kikh. Apakah kamu
(wahai Hasan) tidak mengetahui bahwa kami (Ahlul bait) tidak boleh memakan
shadaqah?” (HR. Al-Bukhari : 2843, Muslim : 1778).
Al-Imam An-Nawawi berkata:
“Al-Qadli Iyadl berkata: “Dibaca kakh,
kakh atau kikh, kikh (dengan fathah atau
kasrah kaf dengan sukun kha’) dan boleh dibaca kakhin, kakhin atau kikhin,
kikhin (dengan kasrah kha’ dengan tanwin) merupakan kalimat untuk
melarang anak-anak dari sesuatu yang dianggap menjijikkan. Maka
dikatakan: “Kakh” maksudnya adalah tinggalkan dan buanglah ia!
Ad-Dawudi berkata: “Ia (lafazh ‘kakh’) adalah bahasa Ajam yang
di-arab-kan dengan makna sesuatu yang jelek.” (Syarhun Nawawi ala
Shahih Muslim: 7/175).
Nah, sudahkan sahabat perhatikan?
Begitu banyak sebenarnya hadist yang berkaitan tentang ini namun hanya saya
kutipkan sebagiannya saja. Tidak ada penamaan suatu bahasa selain bahasa Arab
sebagai bahasa kafir, bahasa munafik, apalagi bahasa yang kebarat-baratan…
Yang menjadi masalah adalah ketika
sebagai umat Muslim lebih mengutamakan bahasa Ajam dalam mempelajarinya dengan
meninggalkan bahasa Arab, atau menganggap bahasa Ajam lebih baik. Bukan mencela
orang yang menggunakannya! Bahkan menggunakan dan mempelajari bahasa Ajam
sebagai wasilah dakwah menjadi wajib hukumnya.
Jika ada seseorang yang mengatakan
bahasa Inggris kebarat-baratan jadi terdengar konyol di telinga saya. Sama saja
dia berkata jika ada seorang Eropa yang berbahasa Indonesia lalu dia menyebutkan
ke-asia-asia-an atau ketimur-timuran. Itu sama artinya dengan
pengkotak-kotakkan antara timur, barat, selatan, utara. Padahal, kemanapun arah
yang kau tuju disitulah Wajah Tuhanmu…
“
Sekiranya
Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, “
Al Maa'idah : 48
Tag :
Berbagi,