Posted by : Ave Ry

Tulisan ini tidak bersifat ilmiah sama sekali, hanya curahan hati saja, melepas emosi terpendam... Dalam sebuah diskusi, ada seorang teman yang menyatakan protes bahwa, " Kenapa sih orang-orang sekarang lebih suka menggunakan bahwa Inggris, Kebarat-baratan. Al Qur'an itu diturunkan menggunakan bahasa Arab, jadi sebagai Muslim kita seharusnya lebih mengutamakan penggunaan bahasa Arab ". By the way, kalimat itu saya sitir secara bebas.

Pernah juga ada beberapa teman yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu adalah bahasanya orang kafir, bahasa orang munafik. Wah, berat juga nih!

Well, izinkan saya berbicara sendiri dulu ya, mengemukakan pendapat saya berdasarkan logika.

Sebagai seorang Muslim, tentunya saya sadar betul bahwa Al Qur'an diturunkan kepada RAsulullah Muhammad Saw dengan menggunakan bahasa kaumnya, bahasa Arab. Tentu mengandung hikmah yang luar biasa besar dan banyaknya.

Bahasa Inggris, Indonesia dan bahasa Asing lainnya dalam Islam dikatagorikan sebagai Bahasa Ajam, yaitu bahasa selain bahasa Arab.

Imagine, seorang Amerika, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa kafir' sepanjang waktu! How poor he is, isn't he?

Imagine, seorang Indonesia, lahir dan besar di Negara ini. Lantas dia bersentuhan dan kemudian memeluk Islam, menjadi muallaf atau memang dari lahir dia sudah bersentuhan dengan Islam, azas Islam keturunan. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa pagan' sepanjang waktu! Kasihan dia, iya kan?

Imagine, seorang Arab, lahir dan besar di Negara tersebut. Lantas dia bersentuhan atau keturunan seorang Nasrani atau yahudi, menjadilah dia seorang kafir. Bahasa apa yang sahabat kira dia gunakan? Dia bertanya, menjawab, membaca, menulis dan kegiatan lainnya menggunakan 'bahasa Al Qur'an' sepanjang waktu! Allahu Yahdik...

Siapa yang tidak setuju bahwa Islam adalah Dien yang Rahmatan liel ‘alamin? Siapa juga yang tidak setuju bahwa Islam bukan hanya milik bangsa Arab tetapi juga Ajam?

Ya Ikhwah… Allah adalah Ar Rahman lagi Ar Rahim, dijadikannya Islam pada umat manusia seluruhnya, baik dia seorang Habasyah (Afrika), Rum (Eropa) atau bangsa Ajam lainnya. Tidak di perdulikan-Nya bahasa, warna kulit dan rupa selain Taqwa mereka. 

Apakah si Amerika harus menangis darah karena setiap saat dia menggunakan bahasa kafir, dan si Indonesia merasa sakit hati karena dulu ‘nenek moyangnya’ menyembah dewata? Kemudian, betapa tak tahu diri si Arab yang beragama kafir!

Well, it’s enough with my thought… 

Perhatikan ayat Al Qur’an berikut ini.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan BAHASAmu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”  Ar-Ruum : 22

Jadi, siapa yang menciptakan manusia dengan keadaan berlainan bahasa, Si Barat-kah?  Ingat, selalu ada hikmah dari setiap yang Allah SWT tentukan bagi manusia. Hanya manusia itulah yang harus mencerna, menganalisa.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu SALING KENAL-MENGENAL. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”  Al-Hujurat : 13

Salah satu tujuan yang paling krusial diantara perbedaan yang Allah SWT ciptakan adalah untuk saling kenal-mengenal seperti dalam ayat diatas. Mengamati bagaimana tiap kata, tiap benda, tiap nama disebut dengan lafazh berbeda. Lantas sebagai Muslim kita kembali membandingkannya dengan sebaik-baik bahasa, bahasa Arab yang Al Qur’an turun dalam lafazh yang kaya akan makna.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”   Yusuf : 2

Bagi yang mendalami bahasa Arab pastinya mereka akan terkagum-kagum dengan keelokan dan keindahan tata bahasa, luas dan beragam makna. Dan kita pun akan tertegun, takjub. Maha Suci Allah yang telah menurunkan Kitab Paling Mulia dengan sebaik-baik bahasa.!

 “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Ibrahim : 4

Al-Imam Qatadah (seorang ulama tabiin) berkata:

 “Firman Allah: “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya” maksudnya adalah dengan bahasa kaumnya apapun bahasanya. Dan firman Allah: “supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” maksudnya adalah agar ia (penjelasan tersebut) dijadikan sebagai hujjah.” (HR. Ibnu Jarir : 16/517).

Kemudian perhatikan hadist-hadist berikut ini,

Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:

 “Rasulullah  menyuruhku untuk mempelajari -untuk beliau- kalimat-kalimat (bahasa)  dari buku (suratnya) orang Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari (pengkhianatan) yahudi atas suratku.” Maka tidak sampai setengah bulan aku sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya maka jika beliau menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuk beliau. Dan ketika mereka menulis surat untuk beliau maka aku yang membacakannya kepada beliau.” (HR. At-Tirmidzi: 2639)

Dalam riwayat lain:

 “Rasulullah memerintahkanku untuk mempelajari bahasa Suryani.” (HR. At-Tirmidzi: 2639).

Dari Ummu Khalid bin Khalid  (ketika ia masih kecil), ia berkata:
 “Aku mendatangi Rasulullah bersama ayahku. Aku memakai gamis kuning. Maka Rasulullah  berkata: “Sanah, sanah.” Abdullah (seorang perawi) berkata: “Ia (sanah) dalam bahasa Ethiopia berarti “bagus.” Maka aku pergi bermain dengan tanda kenabian.” (HR. Al-Bukhari: 2842, 5534)

Dari Abu Hurairah, ia berkata:

 “Bahwa Hasan bin Ali mengambil sebuah kurma dari kurma shadaqah dan meletakkannya pada mulutnya. Maka Rasulullah  berkata dalam bahasa PersiaKikh, kikh. Apakah kamu (wahai Hasan) tidak mengetahui bahwa kami (Ahlul bait) tidak boleh memakan shadaqah?” (HR. Al-Bukhari : 2843, Muslim : 1778).

Al-Imam An-Nawawi berkata:

 “Al-Qadli Iyadl berkata: “Dibaca kakh, kakh atau kikh, kikh (dengan fathah atau kasrah kaf dengan sukun kha’) dan boleh dibaca kakhin, kakhin atau kikhin, kikhin (dengan kasrah kha’ dengan tanwin) merupakan kalimat untuk melarang anak-anak dari sesuatu yang dianggap menjijikkan. Maka dikatakan: “Kakh” maksudnya adalah tinggalkan dan buanglah ia! Ad-Dawudi berkata: “Ia (lafazh ‘kakh’) adalah bahasa Ajam yang di-arab-kan dengan makna sesuatu yang jelek.” (Syarhun Nawawi ala Shahih Muslim: 7/175).

Nah, sudahkan sahabat perhatikan? Begitu banyak sebenarnya hadist yang berkaitan tentang ini namun hanya saya kutipkan sebagiannya saja. Tidak ada penamaan suatu bahasa selain bahasa Arab sebagai bahasa kafir, bahasa munafik, apalagi bahasa yang kebarat-baratan…

Yang menjadi masalah adalah ketika sebagai umat Muslim lebih mengutamakan bahasa Ajam dalam mempelajarinya dengan meninggalkan bahasa Arab, atau menganggap bahasa Ajam lebih baik. Bukan mencela orang yang menggunakannya! Bahkan menggunakan dan mempelajari bahasa Ajam sebagai wasilah dakwah menjadi wajib hukumnya.

Jika ada seseorang yang mengatakan bahasa Inggris kebarat-baratan jadi terdengar konyol di telinga saya. Sama saja dia berkata jika ada seorang Eropa yang berbahasa Indonesia lalu dia menyebutkan ke-asia-asia-an atau ketimur-timuran. Itu sama artinya dengan pengkotak-kotakkan antara timur, barat, selatan, utara. Padahal, kemanapun arah yang kau tuju disitulah Wajah Tuhanmu… 


Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, “ 
Al Maa'idah : 48




{ 40 komentar... read them below or Comment }

  1. kalo saya kadng suka merenung, alangkah bahagianya ya yang lahir sebagai orang yang familiar dengan bahasa arab. artinya dia sudah terbiasa dengan bahasa alqur'an. saat diperdengarkan alqur'an, dia serasa denger bahasa ibu. bandingkan dengan kita yang harus buka terjemahan, lalu tafsir, biar ngerti apa yang dimaksudkan alqur'an.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yang buat ngiri juga.. tapi saya ingat lagi, orang yang berusaha lebih banyak maka akan diganjar pahala yang lebih :)

      Hapus
    2. sama, saya juga iri dengan yg pinter bahasa arab u,u

      Hapus
  2. Alhamdulillah,pernah beljar bahasa arab,inggris selama 7 tahun dipesantren hihihi,,,tiap ktmu tmn pondok patsi lgsg pake bhs arab xixixixi.....
    Bahasa arab itu sangat detail sekali ya seperti bahasa indonesia,akarnya banyak banget jadi belajarnya juga agak ribet tapi kalau sudah faham pasti bisa dan mudah..ala bisa karena biasa hehehe

    --nice artikel :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... ini dia, anak pesantren yang berwawasan luas... cool!

      Hapus
    2. Xixi..alhamdulillah.......mksh gen

      Hapus
  3. selamat siang sobat trmksih banyak,ni postingannya sangat bagus mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga sobat (tumben ya ini sama waktunya) :D

      Terimakasih kunjungannya jauh2 dari Brebes (^,^)/

      Hapus
  4. kunjungan perdana slm kenal ye

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perasaan sobat sudah pernah kemari, hoho. Saya hapal setiap pengunjung :D

      Hapus
  5. sedih juga ya klo sampe ada orang yang berpikiran sempit bahwa menggunakan bahasa inggris kemudian dianggap kebarat-baratkan, semakin menyedihkan ketika disebut 'bahasa kafir'. toh mempelajari bahasa asing juga sebagai sarana penambah ilmu ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah diselidiki... biasanya mereka yang bilang begitu itu tidak bisa berbahasa Inggris, heu... He can't, he angry, he judge :)

      Hapus
  6. Kalo aku sih asalkan niat kita untuk belajar bahasa itu apa, kalo pun kita belajar bahasa arab karena pengen eksis ya itu lain, dan ketika kita belajar bahasa inggris kemudian karena kita ingin benar-benar belajar ya why not. kan memang kita menyesuaikan kebutuhan

    BalasHapus
  7. bahasa itu kan universal, apalagi kita hidup di jaman serba sempit sekarang ini, bahasa apaun ya harus kita pelajari, istilahnya kebutuhan lah kalo sekarang mah

    BalasHapus
  8. bagiku bahasa itu menunjukkan bangsa..
    bangsa manapun bisa belajar bahasa bangsa manapun dan bisa fasih..
    tapi ketika dia menggunakan bahasa bangsanya sendiri, terlihatlah sosok dia yang asli..
    begitu juga dengan bahasa daerah, dimana Bahasa Indonesia lah yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain daerah/suku
    :) nice post

    BalasHapus
  9. super sekali postingannya..
    yang saya tahu dalam kitab Dzuroh, bahwa Bahasa surga itu adalah bahasa arab.
    dan bahasa neraka itu adalah bahasa salah satu negara dari muka bumi ini.
    aku gak mau mengatakannya disini.. walaupun aku tahu.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... bukannya dibagi disini sob., jadi penasaran :D

      Hapus
    2. kitab kuning yang huruf arabnya itu tidak ada barisnya, tidak jabar, kasrah dan dhomah, artinya arab gundul..
      jadi bukan buku yang biasa kita baca.. :D

      Hapus
  10. alhamdulillah saya adalah anak desa sobat, saya nggak ngrti dengan bahasa inggris, saya nggak pernah dapat pelajaran bahasa inggris yang cukup waktu saya sekolah, jadi saya nggak ngerti dengan bahasa inggris.

    lain dengan bahasa arab, karena saya tinggal di desa, jadi saya lebih familiar dengan bahasa arab, apa lagi saya belajar di pondok pesantren.

    jadi menurut saya bahasa arab lebih mudah di pelajari dari pada bahasa inggris.

    lagin kelak di alam kubur malaikat bertanya ke pada kita bukan pake bahasa inggris, tapi pake bahasa arab.. kalau nggak bisa jawab gmn coba..hayoo.??? makanya utamakan bahasa arab hehehehehehehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di alam kubur itu sudah perkara gaib sob, berbahasa apapun dia kalau dia seorang yang baik dalam taqwanya pasti akan bisa menjawab pertanyaan itu. Ketika nanti di surga pun seseorang sudah otomatis terinstall dapat berbahasa Arab, gak pakai kurus dulu :D

      Hapus
  11. Saya dulu pernah kepikiran pingin kerja apa saja sebagai TKI di Arab, pamrihnya pingin belajar bahasa Arab..... namun tak terlaksana, keburu pecah perang Irak-Iran, barangkali Allah belum menghendaki. Posting sangat bagus mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman menarik pak, terimaksih kunjungannya :)

      Hapus
  12. Ada perkataan yang sangat menarik sekali bagi para penuntut ilmu dari seorang ‘alim Robbani, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin –semoga Allah senantiasa merahmati beliau-.[1] Perkataan ini akan menepis anggapan sebagian orang yang terlalu antipati jika ada yang ingin menguasai bahasa Inggris karena disangka ini adalah bahasa orang kafir. Padahal Syaikh Ibnu ‘Utsaimin sendiri punya angan-angan agar bisa menguasai bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris bukan hanya menjadi bahasa non muslim saat ini, bahkan bahasa ini sudah tersebar di berbagai negeri termasuk negeri kaum muslimin. Dan satu sisi begitu manfaat, terutama bagi dakwah pada mereka yang non muslim.

    Coba perhatikan perkataan beliau berikut ini.وإن كنا نرى كما هو واقع أن اللغة العربية أفضل اللغات وأشرفها؛ لأنها لغة القرآن الكريم ولغة سيد المرسلين عليه الصلاة والسلام، لكن هذه لغة عالمية مشهورة يتكلم بها المسلم والكافر، ثم هي مقررة عليك حتى وإن كانت لغة الكفار، فإنك ربما تحتاجها في يوم من الأيام، أنا أتمنى أني أعرف هذه اللغة؛ لأني وجدت فيها مصلحة كبيرة، يأتي رجل ليسلم بين يديك فلا تستطيع أن تتفاهم معه
    “Kami berpandangan–sebagaimana realitas yang ada–bahwa bahasa Arab tetap adalah bahasa yang paling mulia. Karena bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an Al Karim dan juga menjadi bahasa para Rasul ‘alaihish sholaatu was salaam. Akan tetapi bahasa Inggris adalah bahasa dunia yang begitu masyhur. Bahasa ini digunakan oleh muslim dan kafir (sehingga sekarang tidak bisa lagi disebut bahasa khas orang kafir, pen). Di samping itu, bahasa Inggris itu menjadi bahasa yang wajib Anda pelajari (diberbagai jenjang pendidikan, pen). Andai bahasa Inggris adalah bahasa khas orang kafir, boleh jadi pada suatu waktu Anda membutuhkannya.

    Aku sendiri berangan-angan, andai saja aku bisa menguasai bahasa Inggris. Sungguh, aku melihat terdapat manfaat yang amat besar bagi dakwah jika saja bahasa Inggris bisa kukuasai. Karena jika kita tidak menguasai bahasa tersebut, bagaimana kita bisa berdakwah jika ada yang masuk Islam di hadapan kita.”[2]

    Pelajaran yang patut direnungkan. Jadi sebenarnya mempelajari bahasa Inggris dilihat dari pemanfaatannya. Jika menguasai bahasa Inggris supaya bisa sekedar melancong ke negeri-negeri kafir, tentu saja niatan yang keliru. Namun jika tujuannya adalah untuk dakwah, ini sungguh sangat mulia.

    Ya Allah, mudahkanlah kami dalam dakwah untuk memperjuangkan agama-Mu dan meninggikan kalimat-Mu yang mulia “laa ilaha illallah” dengan ikhlas selalu mengharapkan wajah-Mu.

    *nyalin dari blog http://rkisekadau.wordpress.com :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tadi aku mau mengutip pendapatnya Syaikh Utsaimin juga mba... tapi mengurungkan niat, takut nanti dibilang terlalu 'nyalaf' hoho. Alhamdulillah, mba Diniehz akhirnya yang menyampaikan :)

      Hapus
  13. Kepingin belajar bahasa arab sih, namun lebih pingin lancar berbahasa inggris,, hehe.. :D

    BalasHapus
  14. Saya setuju! Tak bisa mengatakan bahasa inggris bahasa kafir. Jelas ya infonya. Jadi rinci membacanya.

    BalasHapus
  15. Hey sobat,
    kemana aja, dari kemarin aku tunggu2 di blogku gak muncul2..
    apa gak mau hadiahnya nih?
    ^_^ kalo gak mau aku ksh ke yg lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Niatnya aku mau buat postingan sendiri sobat buat syukuran.... soalnya terlalu terharu sampai senyum2 sendiri tiada henti di depan kompi.... :D

      Hapus
  16. salam gen-q
    Kunjungan perdana.
    Salam kenal yah.

    BalasHapus
  17. Kadang kita lupa antara ajaran islam dengan budaya arab. Ada sebagian orang lebih bangga dengan menggunakan budaya arab sedang kebudayaan sendiri dianggap kuno. Sedangkan tiap negara punya budaya sendiri-sendiri termasuk bahasanya. Dengan berbagai perbedaan dan aneka macam itulah justru akan tampak keindahan. Jangan mudah mengafirkan seseorang hanya karena beda budaya atau bahkan beda agama sekalipun.

    BalasHapus
  18. ini soal habits.. kebiasaan dan pengaruh faktor luar kayak lingkungan, teman, dll

    BalasHapus
  19. iiahhh.. semua dikembalikan pada bahwa semua yg ada itu hanya perspektif.. ada yg pro ada yg kontra.. demiikianlah hidup :)

    BalasHapus
  20. gimana org amerika muslim menggunakan bahasa inggris, dan orang nasrani yang menggunakan bahasa arab ya?

    BalasHapus
  21. betul sekali...
    kita hidup di dunia diciptakan berbeda-beda. Maka jadilah kita harus saling toleran terhadap sesama...


    Ehya Mbak Ihtisyam, aku minta maaf yaa....

    BalasHapus
  22. bahasa itu bukanlah menjadi petunjuk atau pertanda bahwa seseorang menjadi kafir hanya karena dia tidak menggunakan bahasa Arab dalam pergaulan sehari-harinya....dan benar seperti yang diungkapkan dalam tulisan ini, bahwa perbedaan dalam berbahasa adalah salah satu rahmat dan anugrah dari Sang Khaliq....salam :-)

    BalasHapus
  23. wah saya ngirii klo ada orang yg pinter bahasa Arab, tapiiiii kadang suka pusing duluan klo disuruh belajar bahasa arab *toyor kepala sendiri

    BalasHapus
  24. Subhanallah. Penjelasannya lengkap sekali :)makasih atas tulisannya.
    Sebnernya sempat ngerasa risih sama orang yang suka ngomong sok barat-barat gitu. Tapi nyatanya saya sendiri mungkin lebih parah memaksakan bahasa inggris saya yang amburadul. "Kenapa nggak coba belajar bahasa arab aja?" kadang muncul pertanyaan semacam itu. Tapi kenyataannya kok malah lebih suka belajar bahasa-bahasa lainnya, yang lebih universal dan keliatan lebih keren. Inggris misalnya. -____-" Karena bahasa arab itu kayaknya susah. hehe

    BalasHapus
  25. wlwpun saya english teacher, tp saya ingin bisa bahasa arab.. smg Allah meridhoi...aamiin

    BalasHapus
  26. Saya, merupakan mahasiswa lulus science, saya terbiasa dengan bacaan2 seperti jurnal dan penelitian dari eropa, amerika, dan jepang dkk. Saya belajar bhasa inggris supaya dapat mengembangkan penelitian saya, mencari inovasi dan kreativitas dlm membangun penelitian di indonesia. Alangkah terkejutnya saya, ketika saya lebih suka menggunakan bahasa inggris dan bacaan inggris, dikatakan saya bangga menggunakan bahasa inggris yg dimana negara yg menggunkaan nya seperti barat dan amerika itu telah mendoktrin dan membodohi kita, menghilangkan bahasa ibu kita seperti itu. lillahi ta'ala tidaklah terpikir dibenak saya tdk bangga dengan bahasa indo dan bahasa jawa, miris ketika saya di-judge seperti itu. Di agama yg saya yakini, kita boleh belajar bahasa selain bahasa arab demi 1. Tidak terjadi makar (tipu daya) , 2. Untuk berdakwah, sebaik2nya manusia itu adalah untuk belajar apapun ilmunya baik bahasa, ilmu eksak, dkk demi terjadinya kemaslahatan umat manusia. Tentunya saya juga tdk pernah melupakan kebudayaan dan bahasa asal saya di negara Indonesia.

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -