Posted by : Ave Ry



Kisah ini saya dapatkan dari sebuah artikel di FP Facebook. Membacanya membuat mata berlinang... Merasa malu dengan selipan pongah yang terkadang bergelayut tanpa sadar. Semoga dengan membacanya membuat kita sadar..... Semoga bermanfaat!

***

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh.


Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid.

Ia lalu mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan yang ada sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ.

Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.

“Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan seperti biasa.

Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu.

Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat:

pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;

kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya ini tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad saw....

Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah saw...

Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi saw..menjemput saya.

Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”

Kisah yang diceriterakan oleh seorang Kiai Madura, D. Zawawi Imran, ini bisa membuat bulu kuduk kita merinding.

Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus.

Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal di hadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur:

Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?

Wanita Tua inilah Sosok Bidadari Surga......

”Allahumma Shollii Alaa Sayyidina Muhammad wa ‘Alaa Aali Sayyidina Muhammad

{ 31 komentar... read them below or Comment }

  1. :') ..
    mulia ..... nenek itu sudah meninggal , gambar itu cuma ilustrasi kan ?!.

    BalasHapus
  2. Subhanallah... menyentuh ke lubuk terdalam kalbu, bagi saya nenek ini benar-benar sangat cerdas.. beliau mencita-citakannya, keselamatan akhirat... dg jalan bershalawat kepd yang dpt memberikannya shafaat, menghadirkan saksi pd yg akan memberikan kesaksian... sungguh baik selembar daun atau sehelai benang yang menyertai hidup kita akan menjadi saksi dihadapanNya kelak...

    BalasHapus
  3. masya Allah..!, semangat dan ketulusanx wajib ditiru!

    Taqobbalallahu minna wa minkum.... *smile

    BalasHapus
  4. ”Allahumma Shollii Alaa Sayyidina Muhammad wa ‘Alaa Aali Sayyidina Muhammad

    maysaAllah, hatiku terasa tertampar... kita berkaca pada nenek tua itu. setidaknya belajar menjadi seorang yang zuhud.

    saya belajar bnyak darinya, kecintaan pada Allah dan Rosulnya..

    BalasHapus
  5. Masya Allah bisa menjadi contoh sosok dari sang nenek utk kita tiru
    Dalam indahnya bershalawat

    Mohon mav lahir dan bathin ya mbak :)

    BalasHapus
  6. Allahumma Shollii Alaa Muhammad wa
    ‘Alaa Aali Muhammad

    Sangat inspiratif ceritanya, semoga nenek tadi dan kita semua mendapat syafaat kelak. Amiin

    BalasHapus
  7. Masya Allah... Nenek itu sadar, bahwa amal saja tidak cukup untuk mengantarkan kita pada keselamatan akhirat, namun rahmat Allah pun juga berperan besar dalam hal ini, nenek yang beramal begitu sholehnya saja sadar, bagaimana dengan ane yang bahkan masih melakukan banyak dosa, astagfirullah, syukron ukh atas artikelnya, mengingatkan ane...

    BalasHapus
  8. Allahumma Shollii Alaa Muhammad wa ‘Alaa Aali Muhammad,
    semoga kita semua bisa mengambil tauladan dari nenek itu...,
    masih suasana lebaran khan,
    jadi nggak apa2 kan kalo aku mohon dimaaafkan lahir batin kalau aku ada salah dan khilaf selama ini,
    back to zero again...sambil lirik kiri kanan nyari ketupat....salam :-)

    BalasHapus
  9. Subhanallah..
    Bulu kuduk saya beneran merinding.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ente juga?? Sama dong, cuman kalo ane karena ditambah kesetrum (mulai ngawur)

      Hapus
    2. huaduh untung saja bukan bulu alisnya yang merinding hahaha...

      Hapus
  10. cerita yang sangat menginspirasi dan dapat memotivasi kita untuk dapat meningkatkan keimanan kita terhadap tuhan,....... makasih yah udah share ceritanya, ditunggu cerita yang lainnya....

    BalasHapus
  11. sang celurit emas, Budayawan sekaligus kyai Zawawi Imran, saya kagum pada beliau, terlebih ceritanya sungguh hebat dengan kesederhanannya nenek tersebut ikhlas menjalankan kehidupannya. Walaupun ilmu sedikit tapi semangat untuk bersholawat. bukti cinta kepada rasul

    BalasHapus
  12. subhanallah :o
    semoga amal perbuatan nenek daun diterima oleh-Nya.. aamiin

    BalasHapus
  13. subhanallah... saya merinding membacanya. Membaca shalawat di setiap lembar daun! T_T

    BalasHapus
  14. "Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?"

    Nah, ini saya setuju bahwa Nabi Muhammad adalah rahmatan lil alamin.. Banyak orang salah kaprah menyebut Islam yg rahmatan lil alamin, padahal di Qur'an itu Nabi Muhammad.

    Untuk arikelnya bermanfaat sekali ya.. semoga kita yg masih muda bisa meniru semangat nenek itu.. aamiiiiin

    BalasHapus
  15. waduh..beneran bikin bulu kuduk saya bergetar gen....saya yang suka sekenanya saat berkomentar, kali ini saya hars mencari kata yang baik dengan penuh tata titi dalam menyusun kalimat....
    pelajaran banget buat perjalanan kedepannya u/saya yang ngaco ini.
    ijin tak jadiin arsip yah...untuk mengingatkan saya dan keluarga...haturnuhun

    sekalian mo minta maaf lahir batin, jangan dianggap serius dengan komentar2ku yang lain yang sering ngga pas dihati yey.
    salam sehat dan ceria selalu

    BalasHapus
  16. "Wanita Tua inilah Sosok Bidadari
    Surga......"

    pas baca kata terahir itu, tak terasa air mataku menetes mbak.. terimakasih sudah berbagi atau share artikel ini. semoga kita bisa belajar dari cerita di atas, dan bisa membuat kita semua menjadi lebih baik...aminn

    BalasHapus
  17. kisah ini sangat bagus, dan banyak memberi hikmah dan pelajaran bagi kita semua, sangat senang bisa membaca artikel ini
    terima kasih sudah berbagi

    BalasHapus
  18. subhanalloh, sangat luar biasa sekali :)

    BalasHapus
  19. Masya Allah, kita ndak tau amal apa yang diterima Allah Swt.
    Amal yang besar belum tentu diterima, amalan kecil belum tentu ditolak oleh-Nya.

    BalasHapus
  20. subhanallah...
    berbeda dengan fenomena ustadz TV.....
    luar biasa...
    dan berbeda dengan mereka yg meneriakkan takbir tp menyiksa manusia lainnya....

    BalasHapus
  21. tidak habis pikir, seorang nenek demi keselamatan akhirat ia rela dan tulus berbuat amal kebaikan yang jarang orang lain lakukan buat bekal di akhiratnya.. patut menjadi contoh teladan

    BalasHapus
  22. cerita yang sangat menarik dan menginspirasi kita semua. salam :)

    BalasHapus
  23. ceritanya sangat inspiratis sekali kak

    BalasHapus
  24. ibadah dengan keihklasan akan memberi makna. sekecil apa pun selagi itu baik untuk kemasalatan orang banyak harus dilakukan. hal kecil jika dilakukan tiap hari akan punya nilai yang luar biasa.

    BalasHapus
  25. budayawan madura yang romantis, kyai dzawwi imron.. selalu luluh aku oleh cerita2nya :)

    BalasHapus
  26. semoga nenek itu masuk syurga, amiin

    BalasHapus
  27. berdasarkan kisah nyata kah? kalau iya, beraarti masih ada orang yg sperti itu ya.. perlu di contoh itu, jangan pernah mengharapkan imbalan ketika melakukan ssuatu. tetapi mintalah pahala kpda Allah
    follback sob..

    BalasHapus

- Copyright © Al-Ihtisyam - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -