- Back to Home »
- Artikel Islami , Dakwah , Motivasi islami , Muwashoffat , Poster , Tarbiyah »
- Salimul Aqidah
Posted by : Ave Ry
Seberapa bersih aqidah kita? Tidak mendatangi peramal, tidak meminta bantuan ‘orang pintar’ dan tidak bergantung pada hal atau benda tertentu sebagai kaifiat. Secara kasat mata mungkin hal-hal seperti berikut tadi sudah tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan seorang muslim saat ini.
Namun ternyata, belum tentu semua bagian tadi ditinggalkan. Dengan menggunakan dalih perantara, masih banyak sebagian dari kita yang tidak sadar telah mengotori aqidahnya.
Contohnya, para remaja masih senang membaca aneka zodiak ringan, sebagian tetua menyarankan anak mereka yang baru melahirkan untuk membawa beberapa perlengkapan tertentu seperti ; gunting, bawang putih, dll. Atau masih ada pula yang percaya bahwa seseorang dapat menggandakan uang, luar biasa bukan?
Jika kita pertanyakan tentang perbuatan mereka itu pasti mereka akan berkata, “Ini merupakan bagian dari usaha” atau para remaja akan menjawab, “Ini buat seru-seruan aja”.
Merujuk kepada definisinya, Aqa’id adalah perkara-perkara yang hati kita membenarkannya, jiwa menjadi tenteram karenanya, dan ia menjadikan rasa yakin pada diri kita tanpa tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Sehingga Salimul Aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah,
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah Tuhan Semesta Alam” Al-An’aam : 162
Maka segala usaha haruslah bersandar kepada Allah saja, baik itu hasil maupun prosesnya. Tidak dibenarkan seorang muslim menggunakan perantara-perantara bagi usahanya dengan sesuatu yang bukan menjadi bagian dari ketentuan-Nya, atau malah sesuatu yang dilarang-Nya,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar"” An-Nisaa’ : 48
Prof. Dr. Sayyid Sabiq dalam Aqidah Islamiyah mengatakan, “Aqidah ini merupakan jiwa bagi setiap individu. Ia bisa hidup dengan baik, bila kehilangan aqidah ini, maka ruhaninya mengalami kematian. Aqidah adalah cahaya yang apabila manusia tidak mendapatkannya, maka ia akan tersesat dalam berbagai kancah kehidupan, dan mengalami kebingungan di berbagai lembah kesesatan”